Rabu, 05 Mei 2010

Kemurnian Tak Lagi Dikenal

oleh: St. Yohanes Maria Vianney



Sungguh menyedihkan, saudara-saudaraku terkasih, betapa kemurnian kurang dikenal dalam dunia ini; betapa kita kurang menghargainya; betapa kita kurang memberikan perhatian untuk memeliharanya; betapa kurang semangat kita dalam memohon kemurnian kepada Tuhan, sebab kita tidak dapat memilikinya dari diri kita sendiri.

Tidak, saudara-saudaraku terkasih, kemurnian tidak dikenal oleh mereka yang tercela dan mereka yang tak bermoral, yang berkubang dan bergelimang dalam lumpur kebejadan moral mereka, yang hatinya… terpanggang dan terbakar oleh api kenajisan…. [kalimat tidak selesai - red.] Sungguh malang, jauh dari upaya untuk memadamkannya, malahan mereka tidak berhenti menyalakan dan mengobarkannya dengan tatapan mereka, hasrat mereka, dan perbuatan mereka. Bagaimanakah keadaan suatu jiwa yang demikian apabila ia menghadirkan diri di hadapan Allah-nya! Kemurnian!

Tidak, saudara-saudaraku terkasih, keutamaan yang indah ini tidak dikenal oleh orang yang mulutnya tak lain adalah suatu lubang dan suatu pipa suplai yang dipergunakan neraka untuk memuntahkan ketidakmurniannya ke atas bumi dan yang hidup darinya sebagai makanannya sehari-hari. Sungguh malang! Jiwa malang itu hanya merupakan obyek kengerian di surga dan di bumi! Tidak, saudara-saudaraku terkasih, keutamaan luhur kemurnian ini tidak dikenal oleh para pemuda yang matanya dan tangannya cemar oleh tatapan dan …. [kalimat tidak selesai - red.]  Ya Tuhan, betapa banyak jiwa-jiwa yang diseret oleh dosa ini ke neraka! …. Tidak, saudara-saudaraku terkasih, keutamaan yang indah ini tidak dikenal oleh para gadis yang duniawi dan rusak, yang melakukan begitu banyak persiapan dan mencurahkan begitu banyak perhatian demi menarik mata dunia kepada dirinya, yang dengan busana mereka yang tidak sopan memaklumkan kepada publik bahwa mereka adalah alat-alat kejahatan yang dipergunakan neraka untuk merusakkan jiwa-jiwa - jiwa-jiwa yang deminya Yesus Kristus mencurahkan karya-Nya, mencucurkan airmata-Nya dan memberikan Diri-Nya disiksa! ....

Lihatlah mereka, orang-orang yang malang itu, dan kalian akan melihat bahwa ribuan roh-roh jahat mengelilingi kepala dan dada mereka. Ya, Tuhan-ku, bagaimanakah bumi dapat menopang hamba-hamba neraka yang demikian? Dan yang terlebih mencengangkan dalam memahami hal ini adalah bagaimana para ibu mereka menolerir mereka dalam keadaan seorang Kristiani yang tidak layak! Andai aku tidak khawatir terlampau jauh, aku akan mengatakan kepada para ibu itu bahwa nilai mereka tak lebih dari para puteri mereka.

Sungguh menyedihkan! Hati yang tercela dan mata yang cemar itu tak lain adalah sumber racun yang membawa maut bagi siapa saja yang memandang atau mendengarkan mereka. Bagaimanakah monster-monster asusila yang demikian akan berani menghadirkan diri di hadapan Allah yang Mahakudus dan yang begitu jijik terhadap ketidakmurnian! Sungguh kasihan! Hidup mereka yang malang tak lain adalah timbunan bahan bakar yang mereka himpun untuk meningkatkan kobaran api neraka sepanjang kekekalan masa.

Tetapi, saudara-saudaraku terkasih, marilah kita berhenti membicarakan subyek yang begitu menjijikkan dan begitu memuakkan bagi seorang Kristiani ini, yang kemurniannya patut meneladani kemurnian Yesus Kristus Sendiri, dan marilah kita kembali ke keutamaan kita yang luhur, yang mengangkat kita ke surga, yang membukakan bagi kita Hati Tuhan kita yang mengagumkan, yang melimpahkan ke atas kita segala macam berkat rohani dan duniawi….

St Yakobus mengatakan kepada kita bahwa keutamaan ini berasal dari surga dan bahwa kita tidak akan pernah dapat memilikinya jika kita tidak memohonnya kepada Tuhan. Sebab itu, patutlah kita kerap memohon kepada Tuhan untuk menganugerahkan kepada kita kemurnian dalam mata, dalam kata-kata, dan dalam segala perbuatan kita….

Akhirnya, hendaknyalah kita memiliki devosi yang mendalam kepada Santa Perawan, jika kita rindu memelihara keutamaan yang manis ini; hal ini sudah sangat jelas, sebab Bunda Maria adalah ratu dan teladan para perawan....

sumber : “Purity Is Not Known by Saint John Vianney”; www.jesus-passion.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar