By : Marvel Nicolas
Asal kujamah saja jubahNya, maka aku akan sembuh!
Saya seorang ibu rumah tangga, mempunyai seorang saudara sepupu, sebut saja namanya Nuning. Nuning, saudara saya ini, sudah menikah dan mempunyai satu anak, usianya telah lima tahun. Suaminya bukan katolik. Kehidupan Nuning sangat sederhana. Suaminya membuka bengkel mobil yang sangat sederhana di depan rumahnya. Untuk membantu keuangan keluarga, Nuning, yang mempunyai tatenta untuk memasak, menjual makanan dan kueh-kueh ke sekitar rumahnya. Nuning sudah lama menderita penyakit gula, tetapi karena tidak mempunyai biaya maka dia tidak berobat dengan intensif, sehingga kadar gulanya sering kali tinggi dan dia kadang-kadang badannya lemas. Saya sudah berkali-kali memperingatkan dia untuk berhati-hati jika ada di dapur dengan kondisi seperti itu, dan saya juga memberikan dia minuman nutrisi yang membantu menstabilkan kadar gulanya. Tetapi karena dia harus bekerja ekstra keras, maka tetap saja kadar gulanya meninggi.
Pada suatu pagi, seperti biasa dia bekerja di dapur dan memasak untuk keluarga serta mempersiapkan kueh-kueh yang harus di jualnya. Tiba-tiba kekuatiran saya terjadi, pada waktu dia menggoreng kue, dia merasa pusing dan minyak panas yang berada di atas penggorengan tertumpah di seluruh kakinya, dari paha sampai ujung kaki. Nuning menjerit kesakitan, dan suaminya segera membawanya ke RS. Nuning dirawat di ICU selama dua minggu. Karena biaya yang cukup tinggi, maka Nuning memaksa diri untuk keluar dari RS sebelum betul-betul sembuh. Di samping itu dokter juga mengatakan bahwa karena Nuning menderita gula maka penyembuhan luka-luka Nuning akan memakan waktu yang cukup lama serta menelan biaya besar.
Akhirnya dengan keadaan tidak sembuh total, dia keluar dari RS. Setelah berada di rumah keadaan tidak berubah baik, dia sangat menderita kesakitan dan luka-lukanya terus berair. Sering kali jika dia kesakitan, dia menelpon saya dan menangis sebisanya. Saya sedih mendengar dia menderita, namun saya tak memiliki cara lain untuk membantunya kecuali berdoa bersamanya lewat telepon. Setelah berdoa dia merasa tenang dan sanggup memanggul salib penderitaannya. Tetapi keadaan itu semakin lama semakin memburuk, dan saya kuatir kakinya membusuk. Saya sedih dan terus menerus berdoa dan berteriak kepada Tuhan. Tuhan tolonglah dia...
Suatu hari di komunitas saya dipersembahkan misa dan adorasi. Tiba-tiba saya berpikir untuk membawa dia, tetapi saya bingung bagaimana caranya? Dia tidak bisa jalan dan kakinya kaku, tidak bisa di lipat, badannya pun gemuk. Saya berdoa, Tuhan bagaimana caranya? Saya nekat menjemput ke rumahnya dan mengajak dia menghadiri misa tersebut, dan ternyata dia mau juga. Terlebih dahulu saya katakan kepadanya bahwa ini adalah misa karismatik, saya tahu bahwa dia tidak suka dengan hal-hal yang berbau karismatik. Namun di luar dugaanku, dia tetap mau.
Akhirnya dengan susah payah, saya, suami saya dan suaminya membopong dia dan memasukkannya ke dalam mobil. Jalanan sungguh macet. Kemacetan ini membuatku putus asa dan berkata kepadanya: "Mbak, kalau kita terlambat dan tidak bisa ikut misa dan adorasi, kita minta didoakan saja dengan team doa". Tetapi dia menjawab dengan penuh iman: "Aku mau seperti wanita yang mengalami pendarahan selama dua belas tahun yang disembuhkan Yesus itu. Dan malam ini aku mau menjamah jubah Yesus". Iman saya diteguhkan oleh perkataannya, dan ajaib... jalanan seolah-olah terbuka dan kami bisa tiba di tempat misa tepat pada waktunya.
Singkat kata, dari awal misa dan adorasi, dia menangis tersedu-sedu. Setelah selesai misa dan adorasi, wajahnya bersinar-sinar, seolah-olah semua beban sudah terangkat ... Padahal saya melihat kakinya masih belum sembuh! Masih tetap berair dan bernanah .... Kendati demikian saya bersyukur kepada Tuhan untuk damai sejahtera yang kini diterimanya. Saya mengantar dia pulang ke rumahnya. Kurang lebih tiga hari setelah itu, saya mendapat telepon darinya, dan mengatakan bahwa luka-lukanya sudah kering dan sembuh, bahkan dia sudah bisa berjalan kembali. Puji nama Tuhan Yesus, sang Penyembuh! Dan lebih ajaib lagi, penyakit gulanya sembuh total ....
Saudara-saudarakuku terkasih..., iman saudara saya ini sudah menyembuhkan dia. Tuhan Yesus adalah penyembuh agung, Dialah dokter yang melebihi semua dokter. Saya percaya iman anda juga bisa menyembuhkan anda, karena Tuhan Yesus yang kita sembah, kuasaNya sama dari dulu, sekarang dan selama2nya .... Dan dari kesembuhan ini, suami Nuning sedikit demi sedikit mau tahu tentang Tuhan Yesus ... Puji Tuhan!!! Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin!
G Ria Diana
benteng_gading@yahoo.com
CARA & WAKTUNYA TUHAN MENOLONG
Cara dan waktunya Tuhan yang tidak pernah terpikirkan oleh manusia ketika Dia menolong umatNya bahkan kadang Dia biarkan orang lain menderita demi untuk menolong kita.
Keluargaku benar-benar sedang berada dalam keadaan parah secara ekonomi, toko kelontong kami satu-satunya sumber penghidupan keluarga kami secara perlahan tapi pasti terus menurun drastis, ya saya akui bahwa kami hidup dalam kesombongan ketika usaha kami berkembang pesat, tapi sekarang saya menyadari Tuhan membuat usaha kami bangkrut supaya kami tidak terus menerus hidup dalam lubang dosa (keangkuhan, kesombongan dan yang paling parah menduakan Tuhan dengan lebih mementingkan harta kekayaan yang kami miliki).
Hampir setiap hari orangtuaku bertengkar hebat karena masalah hutang kami yang semakin hari semakin membengkak, toko kami yang semula sebuah “toko” kini tak ubahnya hanya sebuah “warung”, itupun sudah kami jaminkan ke bank, parahnya hutang kami bukan hanya kepada bank, melainkan juga kepada supplier-supplier bahkan kartu-kartu kredit orangtuaku dan kakakku sudah habis limitnya karena ditarik tunai untuk gali lubang tutup lubang dan kami tidak sanggup bayar, setiap hari orang-orang yang datang dan telepon berbunyi hanya untuk menagih hutang sambil memaki-maki, keadaan ini terus berlangsung selama bertahun-tahun.
Saat itu jatuh tempo pembayaran ke bank semakin dekat, jika kami tidak dapat melunasi, maka toko (ruko) kami satu-satunya akan disita dan jika hal tersebut terjadi, otomatis kami tidak mungkin melunasi hutang-hutang kami kepada pihak lain. Kami putuskan ruko akan kami kontrakkan, tapi jika dikontrakkan, selama lima tahun pun masih belum bisa menutup hutang kami, akhirnya kami putuskan untuk kami jual, tapi jangan harap ada yang mau beli ruko kami dengan harga yang wajar karena semua orang di daerah kami sudah tahu bahwa kami butuh uang, mereka menekan dengan harga murah begitu pula yang mau ngontrak. Kami tidak tahu harus berbuat apa, kami hanya bisa berdoa dan itu berlangsung selama bertahun-tahun dan tidak pernah ada jawaban, tapi kami terus berdoa karena hanya itu yang tersisa yang bisa kami lakukan.
Suatu hari beberapa bulan sebelum jatuh tempo pelunasan ke bank, saya nonton berita di televisi bahwa pasar di daerah kami yang merupakan jantung perekonomian di daerah kami terbakar habis & ludes (saat itu saya berada diluar kota untuk bekerja) saya telepon papi untuk tanya kabarnya, karena pasar dan ruko kami cukup berdekatan tapi ternyata tidak merembet sampai ruko kami, saya berfikir akan semakin sulit mencari uang dengan kondisi perekonomian yang terguncang akibat kebakaran hebat di jantung perekonomian di daerah kami, tapi Tuhan punya rencana yang luar biasa, justru dengan kebakaran tersebut banyak orang mencari tempat usaha di daerah kami, salah satunya mereka mengincar ruko kami, tidak perlu sampai dijual, dikontrakkan saja dengan jangka waktu tertentu kami sudah cukup untuk bayar hutang-hutang kami, karena mereka berlomba menawarkan harga tertinggi untuk bisa mengontrak ruko kami. Akhirnya ruko tersebut kami kontrakkan dan kami pindah ke kota lain dengan kehidupan sederhana yang jauh lebih damai.
Saya tahu kami bukan siapa-siapa sehingga Tuhan rela membiarkan orang lain (para korban kebakaran) menderita hanya untuk menolong kami sekeluarga, karenanya saya percaya kejadian kebakaran tersebut adalah kerena Tuhan juga punya rencana yang indah bagi setiap orang yang terkait musibah tersebut.
Jadi, janganlah kuatir apapun masalah yang kita hadapi, teruslah cari jalan keluar tapi tetap dalam kerangka rencanaNya, teruslah koreksi diri dan teruslah berdoa, sabarlah dalam kesesakan dan kesulitan, Bapa kita tidak akan membiarkan kita terus menerus berada dalam kesulitan dan kebingungan, yang penting kita mau terbuka dan menerima apapun yang menjadi keputusanNya. Dia punya banyak cara yang tidak pernah terpikirkan oleh kita, entah dengan cara apa dan berapa lama Dia akan turun tangan dalam persoalan kita, yang pasti ketika kita berdoa dengan iman, penuh kepercayaan dan tulus, Dia langsung memproses doa kita.
Hal yang lebih penting adalah kenalilah Dia terlebih dahulu sebelum kita meminta, karena setelah kita lebih mengenalNya kita akan lebih mudah untuk mengerti dan mengetahui jawaban dari doa kita yang mungkin sebenarnya telah Dia berikan.
Semoga Kasih Tuhan yang pernah saya alami ini bisa menjadi berkat bagi kita semua.
Wijaya
y_agen@yahoo.com
Dokter bilang sakit mataku tidak bisa sembuh, tapi Yesus bilang bisa
Waktu kelas 1 SMP akhir saya baru menerima Yesus, dan pada awal 2 SMP saya sakit mata. awalnya sakit mata biasa. Saya tidak masuk sekolah dan terus main playstation di rumah, sehingga sakit mata saya tidak sembuh2. Sampai 1 minggu, saya sakit panas, lalu ke dokter umum, sekalian saya minta obat mata.
Setelah 2 minggu saya ke dokter spesialis mata. ternyata obat dari dokter spesialis ini tidak ber-efek, sehingga saya kembali pada obat dr dokter umum.
sampai hampir 3 bulan saya menggunakan obat tersebut. setelah memakai obat itu akan terasa lebih baik, tapi tidak seberapa lama, terutama waktu malam hari, penyakit mataku kambuh. serasa dicabik2. Lampu seluruh rumah kumatikan dan aku pun menangis serta berteriak,"Tuhan Yesus tolong aku"
Aku masih belum pandai berdoa waktu itu.
Lalu aku diberitahu oleh gembalaku seorang dokter, temannya yg sekolah di Jerman.
Dokter itu terkejut waktu kuberi tahu aku telah menggunakan obat itu hampir 3 bulan. Katanya, obat itu obat keras, seharusnya mataku sudah buta, atau minimal berwarna kuning.
Aku diberi obat ringan dan disuruh kembali lagi setelah obatnya habis (sekitar 3 bulan).
Bukan berita indah yang kudapat,
kata dokter itu aku alergi mata, tidak bisa makan ikan laut, ayam potong, bahkan ayam mcD yg enak itu tidak boleh.
setiap malam aku selalu menderita, sampai hampir putus asa.
setahun kemudian, seorang tidak dikenal mengajak keluargaku persekutuan di sea food restaurant.
Bulan itu adalah bulan ulang tahunku...
Hal ini membuatku sangat tertekan..
jika makan, aku akan menderita, jika tidak aku bisa ngiler melihat semua orang pada makan... ;(
lalu mamaku menyuruhku makan, "berdoalah, pasti Tuhan sembuhkan!!"
dan aku pun memakannya dengan berdoa terlebih dahulu..
malamnya kutunggu, sampai besok, ternyata aku tidak sakit lagi..
DOKTER BILANG TIDAK BISA, TAPI YESUS BILANG BISA..
BELIEVE HIM, SEGALA SESUATU INDAH PADA WAKTU-NYA
Gunadi
gunadi_santoso@yahoo.com
Masih Ada Harapan
Brooklyn, New York, Cush adalah sebuah sekolah luar biasa bagi anak-anak cacat. Beberapa anak tetap tinggal di Cush selama masa sekolahnya. Sedangkan yang lain diperbolehkan melanjutkan ke sekolah biasa.Pada suatu malam pengumpulan dana, salah seorang ayah yang anaknya bersekolah di Cush memberikan pidato yang tak terlupakan oleh para hadirin. Setelah memuji sekolah dan para staff yang telah menunjukkan dedikasinya yang tinggi, ia menangis, "Dimanakah kesempurnaan diri anak saya, Shay ?
Bukankah semua yang Tuhan ciptakan adalah sempurna ? Tetapi mengapa anak saya tidak bisa mengerti sebagaimana anak-anak lain ? Mengapa anak saya tidak bisa mengingat angka dan gambar sebagaimana anak-anak lain ? Dimanakah kesempurnaan Tuhan ?"
Para hadirin amat terkejut, tersentuh dengan kesedihan si ayah dan terdiam oleh pertanyaan itu."Saya percaya," jawab si ayah, "bahwa ketika Tuhan melahirkan seorang anak seperti anak saya ke dunia ini, kesempurnaan yang dicarinya terletak pada
bagaimana perlakuan orang-orang lain terhadap anak itu".Kemudian ia menceritakan kisah berikut ini mengenai anaknya, Shay.
Suatu sore, Shay dan ayahnya berjalan-jalan melintasi taman dimana beberapa anak lelaki yang Shay kenal sedang bermain Baseball. Shay memohon pada ayahnya, "Yah, menurut ayah, apakah mereka membolehkan saya ikut bermain ?"
Ayah Shay mengerti bahwa anaknya tidak memiliki kemampuan atletik dan pasti semua anak lelaki takkan mengijinkan bermain dalam tim mereka. Tetapi, ayah Shay mengerti juga bahwa jika anaknya bisa ikut bermain maka Shay akan merasakan kebahagiaan bisa turut memiliki. Kemudian, ayah Shay mendekati seorang anak lelaki yang ada di lapangan itu dan bertanya kalau-kalau Shay boleh ikut bermain. Anak lelaki itu melihat ke sekeliling meminta pertimbangan dari rekan-rekan lainnya. Karena tak ada yang memberikan
pertimbangan, ia memutuskan sendiri dan katanya, "Kami sedang kalah enam angka, sedangkan pertandingan ini berlangsung sembilan inning. Saya pikir anak anda bisa bergabung dalam tim. Kmai akan menempatkannya sebagai pemukul di inning ke sembilan."
Ayah Shay amat senang. Shay pun tersenyum lebar. Shay diminta untuk mengenakan sarung tangan dan menunggu di barisan tunggu luar lapangan. Di akhir inning ke delapan, tim Shay memperoleh beberapa angka tetapi tetap tertinggal tiga angka dari tim lawan. Kemudian di inning ke sembilan mereka memperoleh angka lagi. Dua orang berhasil berdiri di base dan siap-siap untuk memperoleh kemenangan angka. Kini tiba giliran Shay memukul. Apakah tim Shay akan benar-benar memasukkan Shay sebagai pemukul berikutnya dan mengambil resiko untuk kemenangan mereka yang sudah berada di dalam genggaman ? Amat mengejutkan, Shay diijinkan untuk memukul. Semua orang tahu bahwa hal itu hampir-hampir mustahil karena Shay sama sekali tidak tahu bagaimana memegang tongkat pemukul baseball. Bagaimana pun Shay maju ke papan pemukul, pitcher bergerak beberapa langkah dan melemparkan bola itu perlahan ke arah Shay sehingga memungkinkan Shay untuk menyentuh bola itu.
Lemparan pertama dilakukan. Shay memukul tanpa arah dan gagal. Salah seorang teman Shay mendekati dan bersama-sama mereka memegang pemukul itu dan menghadapi sang pitcher yang sudah bersiap-siap untuk meleparkan bola kedua.Sekali lagi si pitcher maju beberapa langkah dan melemparkan bola itu dengan perlahan sekali ke arah Shay.Ketika bola dilemparkan, Shay dan rekannya yang membantu memegangi tongkat pemukul itu akhirnya bisa memukul bola itu perlahan sekali ke arah pitcher.
Sang pitcher menangkap bola yang menggelinding di tanah dengan perlahan. Ia harus melemparkan bola itu ke penjaga di base pertama. Dengan demikian Shay bisa saja gagal mencapai base pertama, keluar dari pertandingan dan timnya pasti menderita kekalahan.
Tapi apa yang terjadi ? Si Pitcher melemparkan bola itu ke kanan jauh ke atas melewati kepala penjaga base pertama sehingga tak terjangkau. Semua orang lalu berteriak-teriak, "Shay, ayo lari ke base pertama. Lari ke base pertama".Belum pernah selama hidupnya Shay lari ke base pertama. Ia tergesa-gesa lari ke base pertama, bola matanya berbinar-binar. Ketika ia tiba di base
pertama, penjaga base di sebelah kanan memungut bola. Ia bisa saja melemparkan bola itu ke penjaga base kedua yang akan mengalahkan Shay,tetapi ia melempar bola itu jauh ke atas kepala sehingga tak tertangkap oleh penjaga base kedua.Lalu semua orang berteriak, "Shay, ayo lari ke base kedua, ayo lari ke base kedua." Shay lari ke base kedua. Begitu itu tiba di base kedua, penjaga tim lawan melempar bola jauh ke atas sehingga tak terjangkau oleh penjaga base ke tiga. Lalu mereka semua berteriak agar Shay lari ke base ketiga. Ketika Shay menyentuh base ketiga, semua anak di kedua tim yang sedang saling
berlawanan itu berteriak, "Ayo Shay, lari sampai akhir base. Lari sampai akhir base !" Maka Shay pun berlari sampai ke akhir base, menginjak papan base terakhir. Serentak ke delapan belas anak yang sedang bermain itu memeluk dan mengangkat Shay di atas pundak dan membuatnya seperti pahlawan kemenangan untuk timnya. "Pada hari itu," kata ayah Shay dengan lembut, mata yang berkaca-kaca kini tak tahan meneteskan air mata, "kedelapan belas anak lelaki itu telah menemukan kesempurnaan Tuhan".
Raihlah kesempurnaan itu!
Segala sesuatu ada waktunya
Kriiinggg. . . . .
“haloo” sapaku saat kuangkat gagang telepon
“adikmu Wawan sakit sariawan dilidahnya, yang mama tau sudah 3 x ini” terdengar suara mamaku
Aku rasa itu awal dari pergumulanku buat adikku Wawan.
Aku terlahir jadi anak pertama dari empat bersaudara, sebenarnya lima bersaudara tapi adikku yang paling kecil (Budi Ananto) sudah dipanggil Tuhan waktu dia berumur satu tahun, jadi kami sering merasa kalau kami empat bersaudara, dengan urutan Aku Liana, adik-adikku Budi Tiawan (Wawan), Budi Susanto dan Melliana. Diantara ketiga adikku, yang paling dekat Wawan mungkin karena umur kami yang tidak berbeda jauh dibandingkan dengan adikku yang lain.
Wawan yang merasa sariawan di lidahnya pada tempat yang sama, dia berpikir itu dikarenakan gigi geraham dia yang pecah, karena itu dia pergi ke dokter gigi dan mencabut gigi itu. Setelah cabut gigi timbul bejolan di leher sebesar telor, setelah dibiopsi ternyata kanker lidah dengan stadium 3B .
Kurang lebih tujuh bulan sampai delapan bulan sejak Wawan adikku divonis kanker, dia dipanggil Tuhan tanggal 29 Mei 2000.
Dalam waktu tujuh –delapan bulan itu, dia menjalani pengobatan penyinaran, terus disambung kemo, tapi tidak selamanya Wawan dirumah sakit, bahkan dia masih kekantor, masih pelayanan digereja walau di hidung ada selang buat sonde, dia sangat kuat meski berat tubuhnya merosot terus.
Setelah Wawan dipanggil Tuhan, Aku tidak dapat mengatakan “Yesus ajaib”, kalau aku paksa untuk mengatakan “Yesus Ajaib” aku merasa badanku muter kayak gasing langsung pusing dan mual, begitu terus. Aku merasa sangat tersiksa dengan keadaanku. Aku mulai koreksi diri, aku masih belum bisa menerima kepergian Wawan adikku, aku pernah mendengar kata-kata” semuanya mendatangkan kebaikan” tapi aku tidak bisa melihat sisi baiknya. Dimana sisi baiknya Wawan pergi meninggalkan istri dan dua anak yang masih kecil-kecil, mamaku masuk dalam kesedihan yang dalam, aku tidak bisa menerima kepergiannya. Mulutku tidak mengeluarkan protes namun hatiku berontak, itulah yang membuat aku tidak bisa mengatakan “Yesus ajaib”.
Keadaanku masih terus begitu, sampai suatu saat Tuhan memelukku dengan kasihNya, Dia datang sebagai Bapa saat itu. Tak kuasa aku dalam hadiratNya, air mataku meleleh bak salju mencair yang terus mengalir, tiada kata terucap, namun Dia mengerti bahasa air mataku. DipelukNya aku makin erat dan Dia mengatakan dengan sangat lembut “ anakKu, Aku masih Bapa yang penuh kasih, Bapa yang baik, Bapa yang ajaib, Bapa penuh kuasa, Aku tidak berubah”
“ Tapi adikku kok mati ?” protesku
“ semua ada waktunya” jawab Nya
Benar! Seperti orang terbangun dari mimpi aku sadar bahwa segala sesuatu ada waktunya seperti tertulis di Pengkotbah 3:1 “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya“.
“ Mengapa waktu adikku sebentar sekali, tidak bisakah lebih lama lagi?”
Dengan lembut Dia menjawabku “ AnakKu, kamu tidak pernah tahu dan mengerti semua perkerjaanKU”
Ya . . . . ya. . . aku tidak tahu dan tidak mengerti.
Pengkotbah 11:5 (Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu.)
pengkotbah 3:11b (Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.)
Mengapa . . . . . . . ??
“ Anakku kamu tidak perlu tahu dan mengerti akan semua itu, namun ingat satu hal bahwa rancanganku atasmu adalah rancangan damai sejahtera bukan kecelakaan”
( Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Yeremia 29:11)
“ Satu lagi, Aku tidak membiarkan kamu sendiri”( Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu Yohanes 14:18)
“sebab kamu kepunyaanKu, milikKu” (Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. Mazmur100:3)
Ampuni aku Tuhan, ampuni. . . . .
Kalau aku ini milikMu, berarti adikku juga kepunyaanMu. Adalah hakMu sepenuhnya atas apa yang terjadi pada adikku. Ampuni ketidak relaanku, ampuni pemberontakan hatiku.
Saat hatiku mulai belajar untuk rela akan semuanya itu, berangsur-angsur aku dipulihkan, aku kembali bisa memuji-muji Tuhanku.
Yesus Ajaib, Engkau Ajaib. . .
Ajaib. . . . . ajaib. . . .
Sungguh ajaib, amat ajaib
Untuk selamanya Engkau ajaib
liana tan
liana_0507@yahoo.co.id
Kisah ini sangat sederhana, mungkin lebih dari yang orang lain pernah alami, tapi ini sangat berarti
dalam hidup saya, melihat saya ini bukan orang beriman.
Saya adalah seorang pemuda yang sampai saat ini masih rutin berbuat dosa meskipun Yesus telah menunjukkan kasihNya yang nyata dalam hidup saya.Saya memberikan kesaksian ini bukan sebagai orang kudus atau orang benar, melainkan saya bersaksi sebagai orang yang merasa hina namun tetap dikasihani oleh Bapa disurga, meski sampai saat ini perbuatan dosa saya masih saja sulit untuk dibendung. Namun, dengan rendah diri saya mau bercerita tentang kasih Tuhan yang menyelamatkan dan kuasaNya yang begitu besar yang senantiasa memberikan pertolongan pada saya hingga sekarang.
Saya lahir di Jakarta 23 Mei 1987 sebagai anak pertama dari 3 bersaudara, adik saya 2 perempuan.Saya lahir dikeluarga yang mula-mulanya mapan dan kemudian jatuh miskin pada era kejatuhan mantan presiden Suharto pada tahun 1998. Pada mulanya saat itu keluarga masih bertahan dengan sisa-sisa tabnungan yang terisa, namun sesudahnya pada tahun 2000 mama saya memutuskan untuk pindah ke Manado karena kondisi ekonomi yang semakin terpuruk, semua aset keluarga dijual, rumah, 2 mobil dan 2 motor. Saya menempuh pendidikan pada sekolah swasta katolik di Jakarta, namun iman saya mungkin tidak mengalami pertumbuhan, dan saya hampir sama sekali tidak mengenal Tuhan dengan benar, yah mungkin hanya tau saja bahwa Yesus itu Tuhan. Bahkan dulu saya tidak tahu apa bedanya agama Katolik,Protestan,dan Pantekosta. Saya juga tidak tahu apa bedanya pastor dan pendeta. Hahahaha betapa bodohnya saya waktu itu. Di dalam kehidupan keluarga saya saat itu, saya kurang merasa bahagia karena sering kali dimarahi,dipukul dengan bulu ayam(kemoceng), dikurung di kamar mandi. Selain itu kedua orang tua saya kerap kali bertengkar dan pernah sampai pisah rumah selama berbulan-bulan. Saya dulu sempat depresi dengan kehidupan seperti itu, kurangnya pengertian dari orang tua membuat saya jadi merasa tertekan. Namun mesi demikian, saya tidak berani mengambil resiko untuk mengambil pelarian dengan perbuatan-perbuatan yang merugikan seperti pelarian ke narkoba. Yah pernah sih dulu ada beberapa teman yang menawarkan, namun saya menolak. Saya hanya pasrah,menangis,dan menulis cerita dan puisi tentang kejamnnya hidup ini. Di dalam pergaulan pun,saya kurang terkenal alias Cuma biasa-biasa dan mungkin tidak punya teman spesial, namun kadang-kadang saya mengalami penolakkan dari pergaulan yang membuat saya semakin frustrasi. Ketika saya sedih,tak tahu saya harus mencari kebahagiaan dimana, mau cerita ke siapa.. saya tidak punya siapa-siapa, dan saya tak berpikir Tuhan mau menemani saya.
Setelah saya tamat SMP di Jakarta, papa sayapun pergi ke Menado dengan menjual rumah dan seisinya serta 1 buah mobil untuk membayar tunggakan hutang dan biaya hidup di kehidupan berikut. Sebenarnya saya tidak suka mau ke Manado, karena saya tidak suka bertemu dengan mama saya yang sudah lebih dulu ke Manado. Namun karena papa saya sudah berjanji bahwa saya tidak akan tinggal bersama dengan mama saya di Tomohon, maka saya ikut saja sekalian mencari kehidupan baru, meskipun ada sedikit perasaan sedih meninggalkan Jakarta. Sesampainya di Manado saya sempat tinggal dengan mama saya beberapa minggu, saya harap kelakuan mama saya berubah, ternyata tidak masih saja sama terkadang diperlakukan dengan kasar, kadang-kadang dimarahi untuk hal-hal yang tidak seharusnya mendapat marah. Lalu kemudian saya bersekolah di salah satu SMA negeri di Manado dan tinggal dengan Oma saya di daerah Manado. Saya hanya satu tahun saja di SMA negeri itu, dan kemudian saya pindah ke SMA swasta katolik di Manado saat kelas 2 SMA. Saat ini saya mulai kos di dekat sekolah saya karena saya tidak betah tinggal dengan oma saya. Kemudian, dimulai saat ini, saat saya kos cara hidup saya mulai berubah dan mempunyai cara pandang baru yang terus berkembang dan berubah.Saat inilah saya mulai merasakan pacaran untuk pertama kali, dan kehilangan keperjakaan dengan mulai merasakan sex bebas. Hidup saya yang mulai terjerumus dalam pergaulan bebas karena tergoda dengan perasaan yang disebut jatuh cinta pertama kalinya. Setelah putus karena ditinggal pacar, saya mulai stress dan sedih secara berlebihan karena mantan saya itu mengaku hamil anak saya, dan dia berinisiatif mengaborsinya dan akhirnya pun karena kebodohan saya, akhirnya saya mengalami kecelakaan motor yang sangat parah akibat balapan. Kepala saya pecah, nadi di tangan kiri saya hampir putus. Dan saya sempat koma selama beberapa hari . Orang-orang mengira saya sudah tak akan tertolong lagi karena begitu banyak luka parah dan banyak darah yang terbuang, sampai-sampai saat saya dibawa di rumah sakit katolik Gunung Maria, saya sempat ditolak karena tidak ada dokter spesialis untuk menangani saya, sehingga dipindahkan di rumah sakit Bethesda. Namun... ternyata saya masih selamat. 3 Hari setelah kecelakaan saya tersadar dengan infus,selang di hidung,gips dileher, dan orang pertama yang saya lihat adalah papa saya. Selama dalam masa perawatan itu sungguh sangat tersiksa, karena leher ini tidak bisa nengok.. Cuma mata saja yang dapat digerakkan secara perlahan. Wah, sayangnya saya tidak pernah bersyukur saat itu masih bisa hidup, dan berpikir saya ini mujur. Kalau saya lihat bekas luka jahitan pergelangan tangan kiri saya dan luka dikepala saya yang membuat kepala saya ini sedikit bolong karena tengkoraknya pecah, saya bangga.. ya saya bangga karena sungguh nyata Tuhan menyatakan kuasa dan kasihNya kepada saya dan keluarga. Setelah dalam masa perawatan selama lebih dari 1 bulan, saya kembali ke sekolah dan mulai tahun ajaran baru, saat ini saya kelas 3 SMA. Dalam perjalanan hidup saya ini, tak ada perubahan yang positif meskipun Tuhan telah menyelamatkan nyawa saya, saya pacaran lagi dan mulai lagi dengan pergaulan bebas(sex bebas) hal tersebut berlangsung terus selama bertahun-tahun. Lalu kemudian saya mendapatkan pacar yang mengajarkan saya tentang hal-hal kerohanian, mulai dari situ saya mulai belajar sedikit mengenai Yesus. Saya mulai membawa pacar saya ke lembah karmel di Tomohon(kebetulan dia pacar pertama saya yang katolik). Seiring waktu berjalan, dengan gaya pacaran saya yang sangat tidak bagus, akhirnya pacar saya ini hamil, dan karena saya yang belum siap untuk tanggung jawab, saya terpaksa membantu untuk melakukan aborsi. Saya melihat bagaimana menderitanya dia untuk mengaborsi anak kami tersebut........
Hari-hari berlalu, dan saya dan dia akhirnya putus, mungkin karena sikap saya yang tidak dewasa dan cepat marah, dia tidak lagi betah pacaran dengan saya dan memutuskan untuk mengakhirinya. Saya dengan egoisnya tidak bisa menerima, dan tidak percaya. Berbagai usaha untuk mempertahankan dia tidak ada yang berhasil, saya sedih dan depresi dalam waktu yang cukup lama. Dalam masa kesedihan itu, saya mulai terbuka kepada Tuhan, dan mulai mau perlahan membuka diri terhadap kebesaranNya. Dan saya mulai pergi ke karmel,berdoa,minta nasehat. Namun tetap saja masih sedih, dan hanya waktu yang perlahan menghapus luka itu. Pada akhir bulan Oktober 2008, pada misa malam di gereja Katedral, hati saya terhenyak larut dalam penyesalan dan kesedihan terhadap semua dosa yang saya perbuat. Dan saya memberanikan diri untuk meminta sakramen pertobatan.Akhirnya,seminggu kemudian pastor memberikan sakramen pertobatan. Saat itu, Tuhan mulai membukakan jalan kepada saya,kemana saya harus pergi setelah itu. Kemudian tanpa sengaja,saya menemukan brosur tentang retret penyembuhan luka batin yang diselenggarakan KTM. Dan saya pergi, saya pergi sendiri tanpa ada seorangpun yang saya kenal, saya merasa sebagai orang asing. Tapi setelah retret itu, hati saya menjadi lega, saya mulai mendapat teman baru, dan bahkan kehidupan baru. Ya, Tuhan merubah cara hidup saya, dan mama saya perlahan-lahan mulai berubah menjadi lebih sabar. Setelah itu, saya mulai aktif dalam setiap kegiatan KTM, seperti adorasi dan ibadah sel.
Hari berlalu, dan kuasa Tuhan yang dahsyat saya alami lagi. Pada akhir semester kuliah saya, berkas-berkas persyaratan untuk seminar hilang!! KHS saya hilang tidak lengkap, sedangkan salah satu syarat untuk seminar harus ada KHS. Wah.. saya stress, lalu saya mengungkapkan kekhawatiran dan kesedihan ini kepada suster karmel. Kemudian suster berjanji mau mendoakan, dan akhirnya secara tidak sengaja, saya mendapati teman saya yang membuat nilai palsu(KHS) , pertama saya takut untuk ikut-ikutan membuat KHS tersebut, namun setelah dipikir saya biar saja, kalau ketahuan yah di mungkin saja di DO, tapi ternyata tidak. Hahahaha, saya sangat bersyukur, saya tidak menyangka jalan Tuhan menyelamatkan study saya dengan cara sperti ini. Namun belum berakhir disitu saja, berkas bukti pembayaran administrasi saya juga hilang, tapi puji Tuhan semua bisa didapat lagi dengan mendapat slip pengganti setelah mencari arsip pembayaran saya di kantor pusat. Dan tak sampai disitu Tuhan membantu saya, saat itu batas pemasukan berkas ujian skripsi adalah tanggal 2 desember 2009, dan sampai tanggal 30 November skripsi saya belum mendapat persetujuan dari dosen pembimbing. Dan akhirnya tanggal 1 Desember skripsi mendapat persetujuan, namun berkas lain belum rampung, saya berdoa Tuhan berikan saya kekuatan untuk mengumpulkan semua berkas yang belum saya selesaikan, dan puji Tuhan Dia mengabulkan doa saya. Tanggal 2 Desember berkas saya lengkap dan akhirnya saya ujian skripsi tanggal 5 desember 2009 dan wisuda 9 desember 2009.
Saya merasakan Tuhan berkarya dalam hidup saya, saat ini saya juga berdoa untuk mendapatkan pekerjaan. Dan hasilnya saya mendapat panggilan dari hasil lamaran saya di BNI. Semoga saja Tuhan berkenan mengabulkan doa saya supaya boleh mendapat pekerjaan di BNI ini. Saya sangat bersyukur sebab Tuhan itu baik, Dia membaharui saya hari demi hari, tak memandang hina saya orang berdosa, tak mengingat lagi dosa-dosa yang telah saya perbuat. Dan tak pernah Dia meninggalkan saya. Saya bersaksi, bahwa Yesus Putera Allah senantiasa memperhatikan kita semua dengan penuh kasih, dan mempunyai rencana yang indah dalam hidup kita meskipun kita tak menyadarinya karena banyak cobaan yang kita alami. Saya juga berterima kasih untuk pacar saya yang saat ini telah merubah cara pikir saya, sehingga saya tidak lagi terjerumus dalam dosa percabulan seperti dulu. Semoga setiap hari hati saya ditambah dengan Roh Kudus supaya lebih mengerti kehendak Allah dan rencanaNya dalam hidup saya.
Saya telah merasakannya, saya yakin kita semua adalah bagian dari Allah dan jika kita berserah kepadaNya, dan jika kita mencariNya maka Dia akan memberikan keselamatan itu. Tidak ada yang namannya nasib buruk atau baik, tapi semua itu adalah pilihan. Dan Tuhan menawarkan, apakah kita mau untuk hidup berserah kepadaNya??
Semoga kesaksian sederhana ini bermanfaat bagi orang lain dalam merenungkan, bahwa Tuhan tidak memandang seberapa besar dosa kita, namun seberapa besar kita mau berserah terhadap kasihNya untuk hidup dalam bimbinganNya atau kita hidup dengan kebebasan yang kita miliki dan kita gunakan menurut kehendak kita.
Tuhan besertamu.
Marvel Nicolas
Email: M412v3l@yahoo.com