Rabu, 24 November 2010

Harta Karun dan Ketamakan

Ada sebuah kisah tua yang telah beredar menembusi batas budaya dan telah diceritakan berulang kali. Dikisahkan, seorang pertapa tua, dalam perjalanan meditasinya menembusi hutan belantara, ia menemukan sebuah gua batu yang di dalamnya penuh berisikan harta karun.

Sang pertapa yang tidak hanya tua tetapi juga bijaksana ini setelah melihat apa yang ada dalam gua tersebut serentak menyingsingkan sarung pertapaannya dan mengambil langkah seribu, berlari sekuat tenaga meninggalkan gua yang penuh harta karun tersebut. Namun di tengah jalan ia berpapasan dengan tiga serdadu yang nampak keheranan menyaksikan sang pertapa tua yang sedang ketakutan tersebut. Ketiga serdadu tersebut menghentikannya dan menanyakan alasan yang membuatnya kelihatan tersebut.

"Saya melarikan diri dari kejaran segerombolan setan." Jawab sang perpata.

Didorong oleh rasa ingin tahu yang amat mendalam, ketiga serdadu itu mendesak, "Tunjukan hal itu kepada kami."

Sambil memberontak dan protes keras, sang pertapa tua membawa ketiga serdadu itu menuju gua harta karun yang baru saja ditemukannya.

"Lihatlah!" kata sang pertapa, "Inilah setan, sang kematian yang sedang mengejar diriku."

Ketiga serdadu itu saling memandang dan merasa bahwa sang pertapa tua itu adalah seorang yang amat bodoh dan sedang dirasuki setan. Karena itu mereka melepaskannya untuk meneruskan perjalanannya. Kini mereka bersorak atas apa yang baru saja mereka temukan, dan memutuskan bahwa salah satu di antara mereka harus kembali ke kota untuk membeli bahan makanan yang cukup serta membawa alat-alat untuk menggali dan menumpulkan harta karun tersebut, sedangkan dua yang lain akan menunggu dan menjaga dalam gua sehingga harta karun tersebut tidak jatuh ke tangan orang lain.

Salah satu di antara mereka menawarkan diri untuk menuju kota. Dalam perjalanannya ke kota ia mulai merancang suatu aksi yang akan dibuatnya agar harta karun dalam gua itu sepenuhnya menjadi miliknya. Apa yang akan dibuatnya? Ia akan meracuni makanan yang akan diberikan kepada kedua temannya. Bila keduanya mati keracunan maka harta karun itu akan menjadi miliknya tanpa harus dibagi-bagi.

Pada saat yang sama kedua serdadu yang menanti dalam gua juga sedang berembuk mencari jalan agar harta karun yang ada hanya dibagikan di antara mereka berdua. Keputusan mereka telah bulat, teman yang kini menuju kota itu harus dibunuh saat ia tiba kembali ke dalam hutan ini.

Maka terjadilah!!! Ketika sang teman datang membawa makanan serta beberapa alat yang dibelinya dari kota, ia dengan segera dibunuh oleh dua teman lain yang menunggu di dalam gua. Setelah itu keduanya duduk berpesta pora menikmati makanan yang baru dibawa itu. Namun apa yang terjadi selanjutnya? Pesta pora kini berubah kelabu. Keduanyapun mati keracunan, dan harta karun yang ada dalam gua tersebut ditinggalkan sebagaimana adanya sejak sedia kala.

Sang pertapa ternyata benar. Harta karun dalam gua tersebut ternyata telah berubah menjadi seumpama singa lapar yang siap menerkam dan membunuh. Ketamakan ternyata adalah suatu kekuatan yang bisa menghancurkan dan mematikan.

------------
Dan sang guru berkata; "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Luk 12:15).

Selasa, 23 November 2010

Puzzle

Seorang anak kecil, diberikan puzzle oleh Ibunya. Ibunya berkata kepada anaknya: “Nak kalau kamu merangkainya dengan benar kamu akan mendapatkan gambar anak panda kesenanganmu. “ Sang anak mulai merangkainya sedikit demi sedikit dan sang ibu melihat disampingnya. Sang Ibu memberikan nasihat-nasihat kepada anaknya tentang bagaimana merangkai puzzle yang benar. Tetapi dasar sang anak yang bandel, ia seenaknya sendiri menaruh potongan puzzle itu tidak pada tempatnya. Sedikit demi sedikit potongan itu dirangkai dengan seenaknya sendiri. Akhirnya puzzle itu jadi, tetapi terangkai berantakan. Sang anak tidak melihat sedikitpun gambar anak panda pada rangkaian puzzlenya itu........ Sang anak pun mulai marah kepada ibunya. Ia berkata dengan kasar: “Ibu bohong, aku sudah lama merangkai puzzle ini yang katanya dapat menjadi gambar anak panda kesayanganku tetapi lihatlah gambar apa ini??” Sang ibu kemudian membongkar semua potongan puzzle yang dirangkai salah oleh anaknya itu. Saat itu sang anak pun tambah marah kepada ibunya : “Ibu jahat, Mengapa ibu menyia-yiakan hasil karyaku .” Ia kemudian membanting semua potongan puzzle itu ke lantai. Ibunya sangat sedih melihat hal itu. Tetapi ia kemudian mulai membujuk anaknya lagi dengan lembut. “Nak mari ibu bantu menyusun yang benar.” Sang anak pun sedikit demi sedikit menuruti ibunya. Memang kadang beberapa potongan dibongkar oleh ibunya dan sang anakpun mulai ngambek.tetapi karena ia mendengarkan nasihat ibunya maka ia pun mulai terhibur dan menyusun potongan-potongan itu sesuai dengan nasihat ibunya. Akhirnya jadilah puzzle itu. Sang anak melihat betapa indahnya gambar anak panda yang diberikan oleh ibunya yang terbentuk saat potongan puzzle terakhir diletakkan. Akhirnya sang anak memeluk ibunya dan berkata “Terima kasih mama, Aku mencintaimu mama.........................”

Teman teman terkasih..... Perjalanan hidup kita itu ibarat kita sedang menyusun sebuah puzzle.. Terkadang kita merasa Tuhan membongkar semua rencana kita. Tuhan mengabaikan doa-doa permohonan kita atau kita menemukan diri kita patah hati, sedih, bangkrut, sakit, cacat, dll walaupun kita telah berdoa kepadanya terus... Tetapi percayalah teman, Tuhan akan membongkar semua jalan yang kita buat jika jalan itu akan membinasakan kita. Ia ingin kita selamat dan bersamanya di Surga. Percayalah bahwa Tuhan akan mebantu kita menyusun gambar yang terbaik dalam hidup kita.....kita hanyalah anak kecil yang tak tahu apa-apa, dengarkanlah Dia yang membimbingmu selalu....

Ora Et Labora

Pengakuan

(Mengetahui diri bersalah tetapi tak mengakui kesalahan diri, merupakan kesalahan yang paling salah.)

Di sebuah penjara terkurunglah beberapa anak muda dengan tuntutan pidana yang berat. Di sana tak ada televisi. Seminggu sekali mereka akan memperoleh satu copi harian minggu yang harus dibaca secara bergilir.

Suatu hari minggu seperti biasanya, mereka duduk bersama menanti giliran membaca koran. Orang pertama melihat iklan permata di koran tersebut, lalu berkata seakan mendengung: 'Kalau seandainya ibuku memakai kalung permata yang indah ini di lehernya, pasti ia akan sangat berbahagia.'

Seorang lagi setelah melihat kolom reklame penjualan rumah, berkata kepada dirinya sendiri: 'Alangkah baiknya bila ibuku memiliki sebuah rumah yang walaupun tidak mewah, tapi bagus dan layak seperti ini.'
Seorang lagi setelah melihat reklame mobil berkata: 'Kalau ibuku memiliki
sebuah mobil sederhana seperti ini, pasti setiap hari ia akan datang ke
penjara ini untuk mengunjungi aku.'

Koran mingguan itu akhirnya tiba di tangan anak terakhir. Ia memegang surat kabar itu cukup lama tanpa berkata sepatah katapun. Lalu, secara tak sadar air mata bergulir jatuh di pipinya. Secara perlahan ia bergumam: 'Ibuku pasti akan sangat berbahagia bila ia memiliki seorang anak yang baik.'

-------
Kebesaran cinta Tuhan melampaui dosa yang dibuat manusia, betapapun berat dan besarnya. Bila seseorang mengetahui bahwa ia bersalah dan bersedia engakuinya, tangan Tuhan yang maharahim akan kembali merangkulnya.

Suara Tuhan

Pernah seorang pemberani berbicara kepada Tuhan. Bakarlah semak itu seperti Engkau lakukan bagi Musa, Tuhan. Maka aku akan mengikuti-Mu.

Robohkanlah dinding-dinding itu seperti Engkau lakukan untuk Yosua, Tuhan. Maka aku akan bertarung. Teduhkanlah gelombag Danau Galilea, Tuhan. Maka aku akan mendengar.

Lalu orang itu pergi duduk dekat semak, tidak jauh dari dinding, dekat laut dan menunggu sampai Tuhan berbicara.

Dan Tuhan mendengar orang itu, maka Ia menjawab. Ia mengirim api, bukan untuk semak tetapi untuk sebuah gereja. Ia merobohkan dinding, bukan dari batu tetapi dari dosa-dosa. Ia menenangkan badai, bukan di laut tetapi dalam jiwa.

Dan Tuhan menunggu sampai orang itu menanggapi. Dan Ia menunggu... Dan Ia menunggu... Dan menunggu...

Tetapi, karena orang itu menatapi semak-semak, bukan hati; batu bata, bukan hidup orang-orang, lautan, bukan jiwa-jiwa, maka ia menyimpulkan bahwa Tuhan tidak berbuat apa-apa.

Akhirnya ia memandang kepada Tuhan lalu bertanya, Engkau sudah kehilangan kuasa-Mu?

Dan Tuhan memandangnya dan berkata, Engkau sudah kehilangan pendengaranmu?

Rabu, 17 November 2010

Kau Melihat Dunia Hanya Sebatas Pandanganmu

[color=indigo][/color]
Ingatkah engkau ketika engkau mulai belajar berjalan?
Ketika engkau mulai melangkahkan kaki setapak demi setapak?
Ingatkah engkau, ketika engkau pertama kali memandang segala sesuatu dari kakimu yang mungil?
Segala sesuatunya terasa begitu jauh dan tak terjangkau oleh tangan-tangan mungilmu.
Kaki kursi maupun kaki bangku seakan-akan tongkat untuk menahanmu berdiri.

Dibawah meja makan merupakan tempat favoritmu, meja makan cukup untuk menudungi kepalamu.
Kau menengadah ketas dan melihat lampu-lampu indah, kau takjub dan kagum melihatnya, lalu kau mengulurkan tanganmu untuk menjangkaunya.
Tapi kau tak sanggup!!
Segala sesuatu nampak begitu jauh dan tak terjangkau bagi tangan dan kaki mungilmu yang berusaha untuk menggapainya.

Lalu kau mendengar sebuah suara memanggilmu.
Kau mencari berkeliling dengan tertatih-tatih, tapi kau tidak menemukannya.
Suara itu memanggilmu lagi..
Kau semakin penasaran dan menjejakkan kakimu ke lantai cepat-cepat untuk mencari sumber suara itu. Tangan dan kaki kecilmu berusaha menjaga keseimbangan ketika kau berlari untuk menemukan siapa yang memanggilmu.

Suara yang begitu lembut, suara yang kau tahu berasal dari orang yang mengasihimu. Suara yang sama terdengar memangilmu lagi, kau memandang sekelilingmu sekali lagi..tapi kau tetap tidak menemukan suara itu. Yang kau lihat disekelilingmu hanyalah mainan mobil-mobilanmu yang berserakan, 4 buah kaki kursi, sebuah balon, beberapa buah, krayon dan tempat favoritmu, dibawah meja makan.

Kau berlari dan melongok ke bawah meja, kalau-kalau sumber suara itu berasal dari sana. Dan kau mendengar suara itu sekali lagi, disertai dengan tawa lembut.
"Kemana kau mencari anakku? Lihat aku diatasmu."

Kau pun mendongakkan kepalamu dan melihat sumber suara itu. Ibumu berdiri di hadapanmu dan tersenyum melihatmu. Kau pun tersenyum dan berpikir, "Hei lihat..aku dapat menemukanmu."

Lalu kau mengulurkan tangan mungilmu dan mencoba menggapainya. Mencoba menciumnya, mencoba memegang tangannya. Namun, aduh..tanganmu tak dapat menggapainya.
Tiba-tiba ibumu terasa begitu jauh darimu. Ia menjulang tinggi dan tak dapat kau raih. Kau merasa kecewa dan menangis. Kau menginginkan ibumu, tapi kau tak dapat mencapainya..Ibu terasa begitu jauh.

Dan tiba-tiba, kau merasa tubuhmu terangkat. Ada sepasang tangan yang memegang pinggang kecilmu. Kau melihat ibumu tersenyum dan berkata, "Nah, aku bisa menemukanmu." Kau menggapai dengan tanganmu dan, Hei lihat..sorakmu..Kau bisa memegang pipinya. Ia tertawa ketika tangan-tanganmu memegang pipinya. Bahkan ketika salah satu tanganmu menarik rambutnya. Ia tertawa dan menarik kau mendekat padanya dan mencium pipimu. Akhirnya kau bisa meraih ibumu. Oh..salah.. Akhirnya Ibumu bisa meraihmu dan mendekapmu.

Betapa sering kita merasa Tuhan jauh dan tidak terjangkau bagi tangan-tangan kita. Atau mungkin kita ingin sekali menjangkauNya tapi upss..tanganmu kurang panjang. Kaki-kakimu kurang tinggi untuk dapt menyentuhNya.

Pernahkah kita merasa Tuhan jauh dari kita, kita berpikir dan membayangkan diri kita seperti anak kecil dengan pandangan yang serba terbatas sehingga kita tidak bisa melihat bahwa sesungguhnya kita berada dibawah kakiNya. Bahkan kita ada kurang dari 10cm dari hadapanNya. Pandangan kita sangat terbatas. Tidak seperti PandangnNya. PandanganNya begitu dekat kepada kita, sehingga tangan-tanganNya bisa menjangkau dan menarik kita mendekat kepadaNya.

BagiNya kita begitu dekat, sehingga bunyi nafas kita sekalipun terdengar di telingaNya. Ketika Ia menundukkan kepalaNya, ada kita di dekat kakiNya. Ia tersenyum dan tertawa ketika melihatmu mencari-cariNya, padahal kau ada di dekat kakiNya. Dan akhirnya, ia mengangkat pinggangmu, membawamu naik untuk dapat menciummu. Untuk membiarkanmu memegang pipiNya, untuk membiarkanmu menarik rambutNya. Ia ada dekat sekali denganmu. Yang perlu kau lakukan hanyalah menengadahkan kepalamu, dan Ia akan mengangkatmu ke atas. Ia akan membungkuk dan mengulurkan tanganNya.

Jadi, jika kau merasa begitu jauh dariNya..Ingat kau ada di dekat kakiNya...

Doa Tanpa Arti

Pada suatu malam yang sangat dingin, seorang pemuda duduk di dekat perapian dirumahnya untuk menghangatkan badan. Saat pandangannya menatap jendela rumahnya, dilihatnya seorang kakek sedang berjalan ditengah salju yang putih.

Sang Pemuda kemudian berpikir, “Ah Malangnya kakek itu, dia harus berjalan ditengah badai salju seperti ini. Baiklah aku akan mendoakan dia saja agar dapat tempat berteduh.” Pemuda itu lalu berdoa kepada Tuhan : “Tuhan bantulah agar orang tua di depan rumahku ini mendapatkan tempat untuk berteduh. Kasihan Tuhan dia kedinginan.”

Ketika si pemuda mengakhiri doanya dilihatnya sang kakek berjalan mendekati rumahnya dan diapun sempat mendengar suara rintihan sang kakek yang kedinginan ketika sang kakek bersandar di dekat jendela rumahnya. Mendengar itu sang pemuda berdoa lagi kepada Tuhan. “ Tuhan lihatlah sang kakek di luar rumah itu. Kasihan sekali dia Tuhan, biarlah Engkau membantunya agar dia tidak kedinginan lagi.bantulah agar dia mendapatkan tempat berteduh yang hangat.” Setelah itu si pemuda pun tidur lelap.

Keesokan harinya si pemuda terbangun karena suara gaduh masyarakat sekitarnya. Dia pun keluar rumah dan menemukan sang kakek telah meninggal bersandar di dekat jendela rumahnya.

Si pemuda kemudian berdoa lagi kepada Tuhan. “Tuhan mengapa Engkau membiarkan kakek itu meninggal kedinginan padahal aku sudah mendoakannya agar dia selamat.” Tuhan pun menjawab si pemuda itu. “Aku mendengar doamu hai pemuda. Aku sudah membimbing kakek itu agar mendekati rumahmu. Akan tetapi engkau tak menghiraukannya bahkan ketika kakek itu merintih di depan jendela rumahmu.”


Renungan :

Teman teman yang terkasih dalam Yesus, Kita mungkin dapat mendoakan keselamatan, keberhasilan, atau pun kebahagiaan seseorang atau diri kita sendiri. Tetapi apakah artinya jika doa tersebut tanpa usaha. Iman tanpa perbuatan adalah hampa dan tidak ada artinya. Lebih baik si pemuda berkata “Tuhan lihatlah ada kakek yang kedinginan.” kemudian ia membuka pintu dan mempersilakan kakek itu masuk ke rumahnya untuk berteduh daripada ia berdoa panjang-panjang untuk keselamatan kakek itu tetapi tidak bertindak apapun.

Minggu, 07 November 2010

Allah Mempunyai Fotomu

Seorang artis pencandu obat-obatan dan divonis oleh dokter bahwa dia terkena virus HIV, kini tergolek sekarat di rumahnya. Seorang teman datang untuk menghibur dan mencoba menguatkan imannya. Namun dosa-dosa yang telah diperbuat sang artis ini telah membutakan nya sehingga dia merasa sangat putus asa.

"Aku berdosa," katanya.

"Aku telah menghancurkan hidupku sendiri dan kehidupan banyak orang di sekelilingku. Sekarang aku tersiksa dan tidak ada lagi yang bisa aku perbuat untuk memperbaikinya. Aku akan masuk neraka."

Temannya ini melihat ada sebuah potret gadis kecil yang cantik dan lucu dengan pigura indah di atas meja kecil di samping tempat tidur sang artis. Lalu dia bertanya, "Foto siapa ini ?"

Mendengar pertanyaan itu, si artis bangkit semangatnya dan menjawab dengan antusias, "Itu putriku. Dia adalah mutiara hidupku. Satu-satunya yang terindah yang aku miliki."

"Apakah kamu akan menolongnya jika dia mendapat kesulitan atau apakah kamu memaafkannya apabila dia melakukan kesalahan. Apakah kamu masih menyayanginya?" tanya sang teman.

"Tentu saja," jawab sang artis. "Aku akan melakukan apapun demi dia. Mengapa kamu bertanya seperti ini ?"

"Saya ingin kamu tahu bahwa Allah juga punya foto dirimu di atas mejanya."

Sang artis tersentak. Sudah lama ia tidak mendengar kata Allah dan bahkan tidak pernah mengucapkannya.

Saudara, mengapa kita sering menghakimi diri kita sendiri dengan tuduhan-tuduhan yang kejam, dengan pikiran-pikiran yang jelek? Kalau kita saja menghakimi diri sendiri seperti itu, bagaimana dengan orang lain?

Apakah kita lupa, bahwa kita ini milik kepunyaan Allah? Apakah kita lupa pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib adalah untuk membuktikan kepada kita bahwa kita ini berharga dan mulia.

Kita sangat sangat dikasihi-Nya. Seburuk apapun kesalahan dan pelanggaran kita, Allah mau mengampuninya. Kasih-Nya menutupi semuanya. Kasih-Nya tulus, yang dibuktikanNya dengan datang sebagai Bayi kecil, kemudian Dia mencurahkan darah-Nya untuk menebus kita dan menguduskan kita sekali untuk selamanya.

Dia bukan hanya mempunyai foto diri kita, tapi juga keseluruhan hidup kita. Kita harus bersyukur karena kita terpahat ditanganNya.

Mengapa Tuhan Memberikan Kita Masalah?

Masalah-masalah yang kita hadapi bisa membuat kita jatuh atau bertumbuh, tergantung dari bagaimana cara kita menanggapinya. Sangat disayangkan banyak orang gagal untuk melihat bagaimana Tuhan menggunakan masalah untuk kebaikan mereka. Mereka lebih memilih untukbertindak bodoh dan membenci masalah-masalah mereka daripada menghadapi dan merenungkan kebaikan apa yang bisa mereka dapat dari masalah-masalah tersebut.

Ada lima cara Tuhan menggunakan masalah-masalah dalam kehidupan kita untuk menjadi sesuatu kebaikan bagi kita:

1. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGARAHKAN kita. Kadang-kadang Tuhan harus menyalakan api di bawah kita untuk membuat kita tetap bergerak. Sering kali masalah yang kita hadapi akan mengarahkan kita ke arah yang baru dan memberikan kita motivasi untuk berubah. Ada kalanya masalah menjadi cara yang Tuhan pakai untuk menarik perhatian kita.

2. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGUJI kita. Manusia bagaikan teh celup... jika anda ingin tahu apa yang ada di dalamnya, celupkan saja ke dalam air panas! Tuhan kadang ingin menguji kesetiaan kita melalui masalah-masalah yang kita hadapi."Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." (Yakobus 1:2-3).

3. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGOREKSI kita. Ada pelajaran-pelajaran yang hanya dapat kita pelajari melalui penderitaan dan kegagalan. Mungkin waktu kita masih kecil orang tua kita mengajar kita untuk tidak boleh menyentuh kompor yang panas. Tetapi mungkin kita baru benar-benar belajar justru setelah tangan kita terbakar. Kadang-kadang kita baru bisa menghargai sesuatu... kesehatan, teman, hubungan..., saat kita sudah kehilangan."Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." (Mazmur 119:71).

4. Tuhan menggunakan masalah untuk MELINDUNGI kita. Suatu masalah bisa menjadi berkat jika masalah tersebut menghindarkan kita dari bahaya. Tahun lalu ada seorang Kristen yang diberhentikan dari pekerjaannya karena ia menolak untuk melakukan sesuatu yang tidak etis bagi boss-nya. Ia menjadi mengganggur, tetapi justru dari masalah itulah ia terhindar dari ditangkap dan dimasukan ke dalam penjara, karena setahun kemudian tindakan boss itu terbongkar. "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan..." (Kejadian 50:20).

5. Tuhan menggunakan masalah untuk MENYEMPURNAKAN kita. Jika kita menanggapi masalah dengan cara dan pandangan yang benar, masalah tersebut bisa membentuk kita. Tuhan lebih memperhatikan karakter kita daripada kenyamanan kita. Hanya hubungan kita dengan Tuhan yang akan kita bawa sampai kekal. " ... Kita malah bermegah dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Roma 5:3-4).

Belajar Dari Seekor Beruang

Seekor beruang yang bertubuh besar sedang menunggu seharian dengan sabar di tepi sungai deras. Waktu itu memang tidak sedang musim ikan. Sejak pagi ia berdiri di sana mencoba meraih ikan yang meloncat keluar air. Namun, tak satu juga ikan yang berhasil ia tangkap.

Setelah berkali-kali mencoba, akhirnya... hup... ia dapat menangkap seekor ikan kecil. Ikan yang tertangkap menjerit-jerit ketakutan. Si ikan kecil itu meratap pada sang beruang, "Wahai beruang, tolong lepaskan aku."

"Mengapa ?" tanya sang beruang.

"Tidakkah kau lihat, aku ini terlalu kecil, bahkan bisa lolos lewat celah-celah gigimu," rintih sang ikan.

"Lalu kenapa?" tanya beruang lagi.

"Begini saja, tolong kembalikan aku ke sungai. Setelah beberapa bulan aku akan tumbuh menjadi ikan yang besar. Di saat itu kau bisa menangkapku dan memakanku untuk memenuhi seleramu," kata ikan.

"Wahai ikan, kau tahu mengapa aku bisa tumbuh begitu besar?" tanya beruang.

"Mengapa?" ikan balas bertanya sambil menggeleng-geleng kepalanya.

"Karena aku tak pernah menyerah walau sekecil apa pun keberuntungan yang telah tergenggam di tangan!" jawab beruang sambil tersenyum mantap.

"Ops!" teriak sang ikan, nyaris tersedak.

Dalam hidup, kita diberi banyak pilihan dan kesempatan. Namun jika kita tidak mau membuka hati dan mata kita untuk melihat dan menerima kesempatan yang Tuhan berikan maka kesempatan itu akan hilang begitu saja. Dan hal ini hanya akan menciptakan penyesalan yang tiada guna di kemudian hari, saat kita harus berucap : "Ohhh....Andaikan aku tidak menyia2kan kesempatan itu dulu...?"

Maka bijaksanalah pada hidup, hargai setiap detil kesempatan dalam hidup kita. Di saat sulit, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan; di saat sedih, selalu ada kesempatan untuk meraih kembali kebahagiaan; di saat jatuh selalu ada kesempatan untuk bangkit kembali; dan dalam kesempatan untuk meraih kembali yang terbaik untuk hidup kita.

Bila kita setia pada perkara yang kecil,
maka kita akan mendapat perkara yang besar.

Bila kita menghargai kesempatan yang kecil,
maka ia akan menjadi sebuah kesempatan yang besar.

Hati Sebagai Hamba

Seekor harimau yang nyasar disuatu perusahaan, karena ketakutan akan ditemukan, sang harimau bersembunyi di toilet perusahaan. Berhari-hari ia cukup aman bersembunyi didalam toilet. Tak seorang pun memperhatikan toilet tersebut, karena jarang dipakai. Itu adalah toilet eksekutif. Namun setelah beberapa hari bersembunyi, sang harimau mulai kelaparan. Akhirnya ia memutuskan untuk menyantap apapun yang ditemukannya.

Pagi itu, Kepala HRD perusahaan masuk ke toilet. Betul-betul santapan yang lezat bagi sang harimau. Maka, setelah melihat situasi cukup aman, akhirnya harimau tersebut langsung menerkam Kepala HRD perusahaan itu. Berhari-hari setelah Kepala HRD hilang, ternyata perusahaan aman terkendali dan tidak terjadi masalah apapun. Dan sang harimau lapar lagi. Kali ini ia menunggu korban kedua. Ternyata, korban kedua tersebut adalah Presiden Direktur(Presdir) perusahaan itu yang banyak mengurusi urusan-urusan utama dalam perusahaan & urusan penting lainnya. Ketika ia sedang menikmati aktivitas alaminya, ia pun diterkam oleh harimau itu. Setelah kejadian itu, perusahaan tetap tenang, bahkan sampai berhari-hari setelah peristiwa itu, tak ada yang geger dan merasa kehilangan dengan lenyapnya Kepala HRD maupun Presiden Direktur.

Lantas, untuk ketiga kalinya setelah beberapa hari lewat, sang harimau pun lapar lagi. Pagi itu yang masuk adalah sang office boy. Hari itu, sang office boy membersihkan toilet eksekutif tersebut. Setelah melihat situasi aman, sang harimau menerkamnya. Selang beberapa jam kemudian, perusahaan tersebut menjadi geger, orang-orang mulai mencari sang office boy yang hilang, karena mereka membutuhkannya untuk fotokopi, mengantarkan dokumen, melayani tamu, dan urusan-urusan lainnya, hal itu membuat mereka sibuk mencari sang office boy.

Keamanan pun dikerahkan untuk mencari sang office boy. Semua orang sibuk mencari sampai ke pelosok kantor. Justru karena sang harimau telah memakan sang office boy perusahaan menjadi geger dan harimau itu ditemukan di toilet eksekutif.

Tentu saja ini semua hanya cerita kiasan(ilustrasi/ perumpamaan), tetapi mempunyai makna yang sangat berharga.

"Barang siapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu dan
barang siapa yang ingin menjadi terkemuka diantara kamu, hendaklah ia menjadi hamba atas semuanya."
(Markus 10:43-44)


Banyak orang yang berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar (pemimpin) dalam suatu jabatan. Tidaklah salah untuk menjadi yang terbesar (pemimpin), tetapi Yesus menegaskan kepada kita dalam (Markus 10:43-44), jika kita ingin menjadi yang terbesar (pemimpin), hendaklah kita menjadi pelayan atas sesama (saling melayani) dengan penuh kerendahan hati & menjadi hamba untuk semua. Karena kedudukan & kemuliaan seorang pemimpin tidak terletak pada kekuasaan, melainkan pada pemberian dirinya yang tulus sebagai hamba atau pelayan bagi sesamanya. Dan kemuliaan seorang pemimpin tidak diukur dari banyaknya uang, jabatan; kuasa, melainkan dari kerelaannya untuk melayani; menyelamatkan banyak orang.

Kasih Allah Tidak Bersyarat

Suatu hari aku melihat Bapa sedang melamun di takhta-Nya. Aku menghampiri-Nya dan pelan-pelan aku bertanya kepada-Nya, "Bapa, apa yang sedang Kau pikirkan ?"

Bapa menoleh ke arahku, dan Ia tersenyum, lalu Ia berkata dengan lembut, "Tidak ada, Nak. Aku hanya sedang memikirkan manusia."

"Manusia ? Ada apa dengan mereka ?" tanyaku.

"Tahukah kau bahwa Aku sangat mengasihi manusia ?" ujar-Nya.

"Iya, aku tahu itu. Apa hubungannya Tuhan ?"

"Aku mengasihi manusia sedemikian, sehingga Aku merelakan Anak-Ku terkasih, Yesus Kristus untuk turun ke bumi, menderita, dihina, dan akhirnya mati bagi mereka."

"Iya, itu adalah karya penebusan yang sangat indah."

"Tapi...."

Ups..., ada nada sedih di suara-Nya.

"Tapi, mengapa manusia masih juga meragukan kasih-Ku ?"

Aku terdiam, aku tidak dapat menjawab pertanyaan-Nya, karena aku pun tidak tahu...

"Hari ini, ada satu anak-Ku, dia menangisi dosanya, dia memohon pengampunanKu, Aku mengampuninya, Aku mengatakan bahwa Aku sudah tidak mengingat-ngingat lagi dosa yang ia buat, tapi...."

"Tapi kenapa Tuhan ?"

"Saat Aku berkata demikian, ia menggelengkan kepalanya, ia berkata, tidak akan ada pengampunan lagi atas dosa yang ia perbuat, ia sudah terlalu sering jatuh bangun dalam dosa, ia mengatakan bahwa ia membenci dirinya..."

Aku diam, menantikan Tuhan.

"Kenapa ia memandang hina dirinya ? Padahal dia adalah biji mata-Ku, kekasih hati-Ku. Darah Yesus sudah tercurah untuknya, Aku sudah mengampuninya, tapi ia tidak percaya. Aku berkata Aku sudah melupakan semua dosanya, tapi ia berkata tidak mungkin. Mengapa ia memandang rendah pengorbanan Yesus di kayu salib ?"

"Apa ? Memandang rendah pengorbanan Yesus di kayu salib ?" Aku terkejut, adakah orang yang seperti itu ?

"Bagaimana mungkin ia memandang rendah pengorbanan Yesus ?"

"Darah Yesus tercurah di Kalvari untuk menebus dosa manusia, hukuman yang seharusnya ditimpakan kepada manusia sudah diambil alih oleh-Nya, sehingga manusia dapat memperoleh keselamatan di dalam Dia, tapi manusia merasa tidak yakin bahwa apa yang telah Dia lakukan sanggup menebus mereka dari maut, mereka tidak yakin dengan karya penebusan yang telah dilakukan oleh Yesus."

Tanpa sadar, aku menangis, aku membayangkan, seandainya aku sudah memberikan hadiah yang terbaik yang bisa aku lakukan untuk orang yang aku kasihi, tapi ternyata hadiah itu dianggap rendah, diacuhkan dan dibuang begitu saja. Kira-kira, apakah masih tersisa kasih dalam hatiku untuk mengasihi orang itu ? Kalau itu aku, mungkin aku tidak akan mengasihi orang itu lagi.

"Lalu Tuhan, apakah sekarang Engkau masih mengasihi manusia ?"

"Ya, Aku sangat mengasihi manusia !"

Aku terkejut ! Sedemikian dalamkah kasih Allah untuk manusia ?

"Walaupun mereka seperti itu ?" tanyaku.

"Ya, Aku rindu suatu hari mereka akan datang kepada-Ku dan mengatakan bahwa mereka mengasihi-Ku."

Aku masih terheran-heran. Siapakah manusia sehingga Allah, Sang Pencipta langit dan bumi begitu mengasihinya ? Bukankah mereka hanyalah debu dan abu ? Bukankah jika Tuhan mau, Tuhan bisa dengan mudah menghancurkan manusia dan membuat yang lebih baik ? Aku rasa hal itu tidak sulit untuk Tuhan, bukankah Ia menciptakan langit dan bumi hanya dengan perkataan saja ? Hal seperti ini sangat sulit untuk diterima, mengapa Tuhan sampai sedemikian dalam mengasihi manusia ?

Aku memberanikan diriku, aku bertanya lagi kepada Tuhan, "Tuhan, sungguhkan Engkau mengasihi manusia ?"

Tuhan tersenyum, dan Ia berkata, "Sangat, Aku sangat mengasihi manusia. Jika tidak, Aku tidak akan mengutus Anak-Ku Yesus untuk mati bagi mereka. Sekalipun mereka sekarang jauh dari-Ku, Aku sangat rindu mereka kembali kepada-Ku. Karena mereka adalah anak-anak-Ku terkasih."

Mendengar jawaban Tuhan aku tersenyum. Aku mengerti kenapa Tuhan tetap mengasihi manusia...., Tuhan memiliki kasih yang tidak bersyarat !

Tiba-tiba terdengar suara dari bumi. Suara yang perlahan dan terdengar sedih, tapi suara itu tetap menarik perhatian Allah.

"Tuhan, aku tahu aku seringkali melukai hatiMu. Aku sering jatuh bangun dalam dosa. Aku kadang merasa benci dan jijik terhadap diriku sendiri, karena dosa-dosa yang aku perbuat. Tapi aku percaya, darah Yesus menebus aku seluruhnya dan sepenuhnya. Aku tahu aku adalah ciptaan baru sekarang. Aku percaya Tuhan mengasihi aku sebagaimana adanya aku. Ampuni aku Tuhan, aku benci dosa-dosaku. Aku ingin hidupku menyenangkanMu, aku mengasihiMu Tuhan."

Saat doa itu diucapkan, aku melihat senyum di wajah Tuhan berubah menjadi tawa sukacita, Ia sangat bahagia, karena saat itu, ada satu anakNya yang terhilang kembali kepadaNya, dan ia berkata kepada para malaikat, "Bersukacita dan bergembiralah, karena anak-Ku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapati kembali."

Aku tidak tahu, dosa apa yang kamu perbuat, aku tidak tahu berapa lama kamu tinggal dalam dosa. Tapi aku tahu satu hal, Bapa di Surga mengasihimu, dan tangan-Nya terbuka menunggumu pulang. Kembalilah, jangan biarkan Ia menunggu terlalu lama. Yesus mengasihimu !

Dia Membuat Segala Sesuatu Indah Pada WaktuNya

Ada seorang anak laki-laki yang berambisi bahwa suatu hari nanti ia akan menjadi jenderal angkatan darat. Anak itu pandai dan memiliki ciri-ciri yang lebih daripada cukup untuk dapat membawanya kemanapun ia mau. Untuk itu ia bersyukur kepada Allah, oleh karena ia adalah seorang anak yang takut akan Allah dan ia selalu berdoa agar supaya suatu hari nanti impiannya itu akan menjadi kenyataan. Sayang sekali, ketika saatnya tiba baginya untuk bergabung dengan angkatan darat, ia ditolak oleh karena memiliki telapak kaki rata.

Setelah berulang kali berusaha, ia kemudian melepaskan hasratnya untuk menjadi jenderal dan untuk hal itu ia mempersalahkan Allah yang tidak menjawab doanya. Ia merasa seperti berada seorang diri, dengan perasaan yang kalah, dan diatas segalanya, rasa amarah yang belum pernah dialaminya sebelumnya. Amarah yang mulai ditujukannya terhadap Allah. Ia tahu bahwa Allah ada, namun tidak mempercayaiNya lagi sebagai seorang sahabat, tetapi sebagai seorang tiran (penguasa yang lalim). Ia tidak pernah lagi berdoa atau melangkahkan kakinya ke dalam gereja. Ketika orang-orang seperti biasanya berbicara tentang Allah yang Maha Pengasih, maka ia akan mengejek dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan rumit yang akan membuat orang-orang percaya itu kebingungan.

Ia kemudian memutuskan untuk masuk perguruan tinggi dan menjadi dokter. Dan begitulah, ia menjadi dokter dan beberapa tahun kemudian menjadi seorang ahli bedah yang handal. Ia menjadi pelopor di dalam pembedahan yang berisiko tinggi dimana pasien tidak memiliki kemungkinan hidup lagi apabila tidak ditangani oleh ahli bedah muda ini. Sekarang, semua pasiennya memiliki kesempatan, suatu hidup yang baru. Selama bertahun-tahun, ia telah menyelamatkan beribu-ribu jiwa, baik anak-anak maupun orang dewasa. Para orang tua sekarang dapat tinggal dengan berbahagia bersama dengan putra atau putri mereka yang dilahirkan kembali, dan para ibu yang sakit parah sekarang masih dapat mengasihi keluarganya.

Para ayah yang hancur hati oleh karena tak seorangpun yang dapat memelihara keluarganya setelah kematiannya, telah diberikan kesempatan baru. Setelah ia menjadi lebih tua maka ia melatih para ahli bedah lain yang bercita-cita tinggi dengan tekhnik bedah barunya, dan lebih banyak lagi jiwa yang diselamatkan. Pada suatu hari ia menutup matanya dan pergi menjumpai Tuhan. Di situ, masih penuh dengan kebencian, pria itu bertanya kepada Allah mengapa doa-doanya tidak pernah dijawab, dan Tuhan berkata, "Pandanglah ke langit, anakKu, dan lihatlah impianmu menjadi kenyataan." Di sana, ia dapat melihat dirinya sendiri sebagai seorang anak laki-laki yang berdoa untuk bisa menjadi seorang prajurit. Ia melihat dirinya masuk Angkatan Darat dan menjadi prajurit. Di sana ia sombong dan ambisius, dengan pandangan mata yang seakan-akan berkata bahwa suatu hari nanti ia akan memimpin sebuah resimen. Ia kemudian dipanggil untuk mengikuti peperangannya yang pertama, akan tetapi ketika ia berada di kamp di garis depan, sebuah bom jatuh dan membunuhnya. Ia dimasukkan ke dalam peti kayu untuk dikirimkan kembali kepada keluarganya. Semua ambisinya kini hancur berkeping-keping saat orang tuanya menangis dan terus menangis.

Lalu Tuhan berkata, "Sekarang lihatlah bagaimana rencanaKu telah terpenuhi sekalipun engkau tidak setuju." Sekali lagi ia memandang ke langit. Di sana ia memperhatikan kehidupannya, hari demi hari dan berapa banyak jiwa yang telah diselamatkannya. Ia melihat senyum di wajah pasiennya dan di wajah anggota keluarganya dan kehidupan baru yang telah diberikannya kepada mereka dengan menjadi seorang ahli bedah. Kemudian di antara para pasiennya, ia melihat seorang anak laki-laki yang juga memiliki impian untuk menjadi seorang prajurit kelak, namun sayangnya dia terbaring sakit. Ia melihat bagaimana ia telah menyelamatkan nyawa anak laki-laki itu melalui pembedahan yang dilakukannya. Hari ini anak laki-laki itu telah dewasa dan menjadi seorang jenderal. Ia hanya dapat menjadi jenderal setelah ahli bedah itu menyelamatkan nyawanya.

Sampai di situ, Ia tahu bahwa Tuhan ternyata selalu berada bersama dengannya. Ia mengerti bagaimana Allah telah memakainya sebagai alatNya untuk menyelamatkan beribu-ribu jiwa, dan memberikan masa depan kepada anak laki-laki yang ingin menjadi prajurit itu....


Untuk dapat melihat kehendak Allah digenapkan di dalam hidupmu, kamu harus mengikuti Allah dan bukan mengharapkan Allah yang mengikutimu...Apa yg kamu alami hari ini..mungkin kamu mengerti..Satu hal tanamkan di dalam hati...Yang Tuhan beri pastilah indah...Tuhan takkan memberi ular beracun pada yang minta roti...Tantangan, gangguan, hambatan, ancaman, cobaan hidup yang kamu alami takkan melebihi kekuatanmu...