Sabtu, 27 Februari 2010

Kita Berharga Di Mata Tuhan

Saya baru menyadari minggu kemarin padahal kejadiannya sudah agak lama terjadi. Begini : Pada awal th.2000 saya dinyatakan hamil oleh dokter, senang bercampur haru karna saya tak perlu menunggu lama menantikan sikecil. Sejak awal usia kandunganku ku isi dengan firman Tuhan yang selalu dan selau kukatakan dalam hati bahwa dimana Tuhan memberi maka Tuhan tidak akan mengambilnya tetapi akan menjaganya sampai saya melahirkan secara normal. Saya tekankan dalam kehamilan saya ini bahwa saya dijauhkan dari penyakit yang menyerang anak saya didalam kandungan, sampai sayapun menolak untuk memeriksa apakah ada virus toxso atau rubella, saya yakin dalam nama Tuhan tidak pernah ada. Dan Puji Tuhan tidak ada tuh... Semakin hari usia kandunganku semakin besar dan saya mengucapkan terus firman Tuhan yang berbunyi : 'MASAKAN AKU MEMBUKAKAN RAHIM ORANG DAN TIDAK MEMBUATNYA MELAHIRKAN?' ( yesaya,66,9 )

Saya tidak pernah menyangka bahwa saya harus melahirkan cepat sebelum waktunya, Tengah malam air ketuban saya pecah dan bercampur darah sehingga saya dibawa ke rumah sakit, menunggu semalaman tidak ada tanda-tanda adanya pembukaan, hingga siang hari bolongpun tidak ada tandanya sehingga dokter menyatakan agar saya cepat dioperasi. Saya tidak bisa menerima, mana janji Tuhan untuk saya, mana ?????, tapi akhirnya keluarga setuju karna itu jalan yang terbaik. Akhirnya sikecil lahir dengan jalan operasi caesar. Sudah hampir genap setahun setengah saya masih 'kesal & marah' dengan Tuhan, dimana Tuhan tidak memberikan janjinya kepada saya.

Seminggu yang lalu tanpa disengaja keinginan membuka alkitab dan saya menemukan firman yang mengatakan seperti ini 'OLEH KARENA ENGKAU BERHARGA DIMATAKU DAN MULIA, DAN AKU MENGASIHI ENGKAU '( yesaya,43,4) Kuterus berpikir akhirnya kutemukan jawabannya, saya ini bakat kena keloid, jika tersayat sedikit maka akan timbul keloid ( macam daging tumbuh ), dari sinilah saya sadar seandainya saya melahirkan normal dan saya mendapatkan jahitan bagaimana selanjutnya saya tidak tahu, karna bekas keloid dari operasi saja masih berasa nyeri-nyeri, bisa dibayangkan jika normal dan dijahit didalam bagaimana rasanya......

Ternyata Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya. ( pengkotbah,3,11).


rosy
Email: ro_rey2000@yahoo.com

Mujizat Yang Tak Terlupakan

Pada tahun 1970 ketika saya masih duduk di kelas V Sekolah Dasar Katolik di salah satu daerah di Flores, terjadilah sebuah peristiwa rohani yang luar biasa, yang hingga kini tidak pernah saya lupakan. Kejadiannya demikian. Kami lahir dari sebuah keluarag besar dengan 9 bersaudara, 7 laki-laki dan 2 perempuan.

Ayah kami adalah seorang Kepala Sekolah Dasar Katolik dimana kami bersekolah. Untuk membantu tugas keluarga, khususnya ibunda yang selalu giat bertani, ayah membeli 2 ekor kuda. Kuda yang satu dipergunakan sebagai kuda beban, yang satu dipergunakan sebagai kuda tunggang. Misalnya selagi ayah mau ke pasar atau urusan dinas ke kota kecamatan. Biasanya cara pemeliharaan kuda di tempat asal kami sangat mudah.
Kuda dilepaskan begitu saja di padang atau di bukit yang berrumput dan sekali dalam seminggu ditangkap untuk dimandikan dan diberikan makanan tambahan, seperti jagung atau beras.

Pada suatu ketika, kuda kesayangan tersebut jatuh dalam jurang yang terjal dengan kemiringan 120 derajat, dan secara akal sehat tidak mungkin untuk ditarik keluar dengan kekuatan manusia dengan kondisi di desa saat itu. Mungkin kalau di jakarta tinggal panggil helikopter, lalu turunkan tali dan sepersekian menit kuda tersebut bisa ditarik atau diangkat keluar.
Melihat kejadian itu saya dan adik saya berusaha sekuat tenaga bagaimana caranya supaya kuda tersebut, bisa keluara dari jurang yang sial itu. Kami turun perlahan-lahan ke dalam jurang tersebut, dan mengikatkan tali di lehernya, lalu bersama-sama kami berdua berusaha untuk menarik kuda tersebut. Memang usaha tersebut sia-sia dan kalau dipikir-pikir usaha kami berdua waktu itu merupakan sebuah tindakan yang bodoh. Bagaimana mungkin harus menarik seekor kuda dari jurang yang terjal. Setelah berusaha sekian lama dan tidak mendapatkan hasil, kami berdua pun menangis, kasihan bahwa kuda ini pasti akan mati dan yang lain bagaimana cara menyampaikan berita ini kepada ayah kami. Karena kuda tersebut merupakan kuda kesayangan.

Ditengah kesedian dan kekalutan yang kami alami, tiba-tiba dari dalam hati muncul bisikan, supaya kalian berdua berdoa saja satu kali Bapa Kami dan tiga kali Salam Maria. Dengan serta merta kami melaksanakannya doa Bapa Kami dan Salam Maria. Dan Tuhan mendengarkan doa kami. Kami tidak mengalami kesulitan menarik kembali kuda dari jurang yang terjal itu. Kuda berjalan sendiri seperti di jalan yang rata dan tanpa suatu hambatan sedikit pun. Kalau Tuhan berkehendak segala sesuatu menurut ukuran manusia adalah tidak mungkin, tapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Jadi berdoalah selalau satu kali Bapa Kami dan tiga kali Salam Maria di saat-saat anda merasakan suatu kesulitan yang luar biasa dan tidak terpecahkan. Percayalah Tuhan akan menolong anda, dan pastikan pada saat itu anda berhubungan sebagai seorang anak dengan seorang Bapa.

Demikian kejadian ini kami berikan kepada anda semua melalui Pondok Renungan, dengan harapan akan memperkuat iman anda.

Salam dari,


Marsellinus Ado Wawo
Email: marsellinus.adowawo@summarecon.com

True Story About Evangelism

Pada Tahun 1921, dua pasang suami istri dari Stockholm (Swedia), menjawab panggilan Allah untuk melayani misi penginjilan di Afrika. Dalam suatu kebaktian pengutusan injil, kedua pasangan suami istri terbeban melayani ke Belgian Congo, yang sekarang dinamai Zaire.

Mereka adalah David, Svea Flood, Joel & Bertha Erickson. Svea Flood adalah seorang penyanyi terkenal di Swedia. Namun kedua pasangan ini menyerahkan hidupnya untuk mengambarkan injil.

Saat tiba di Zaire, mereka melapor ke kantor Misi setempat. Dengan Parang membuka jalan melalui hutan pedalaman yang dipenuhi nyamuk malaria. David & Svea mempunyai seorang anak berusia 2 tahun bernama David Jr. Dalam perjalanan David Jr terkena penyakit malaria, namun dengan pantang menyerah dan rela mati untuk pekabaran injil. Tiba ditengah hutan mereka menemukan desa di pedalaman. Namun mereka terkejut mendapatkan bahwa penduduk desa tidak mengijinkan mereka untuk memasuki desa. "Tak seorang kulit putihpun yang boleh masuk desa, Dewa- dewa kami akan marah," demikian kata mereka.

Karena tidak menemukan desa berikutnya akhirnya mereka terpaksa tinggal di desa tersebut. Setelah beberapa bulan tinggal disana, mereka menderita kesepian, kekurangan gizi. Selain itu mereka jarang berhubungan dengan penduduk desa. Setelah enam bulan, Joel & bertha memutuskan kembali ke kantor misi, namun keluarga Svea tidak mau mengikuti karena Svea baru hamil dan saat itu malaria yang dia derita memburuk. Selain itu David sang suami berkata, "Aku mau anakku dilahirkan di Afrika. Aku datang kemari untuk memberikan hidupku di sini untuk pelayanan." Akhirnya keluarga Flood mengucapkan salam perpisahan pada keluarga Erickson.

Selama beberapa bulan Svea bertahan melawan demam yang hebat. Namun dengan setia melakukan bimbingan rohani kepada seorang anak kecil penduduk asli desa tersebut. Boleh dibilang dia adalah hasil pelayanan mereka satu-satunya yang dimenangkan, bertobat dan mengenal injil melalui keluarga Flood. Dan saat Svea melayani dia, ia hanya tersenyum kepadanya. Penyakit malaria yang diderita Svea makin memburuk dan hanya dapat berbaring. Saat dia melahirkan anaknya, ternyata dia berhasil melahirkan seorang bayi perempuan yang sehat. Namun hanya seminggu Svea mampu bertahan. Pada saat terakhir ia berbisik kepada David, "Berikan nama Aina pada anak kita," lalu ia meninggal.

David sangat terpukul dengan meninggalnya istrinya. Dengan memaksakan tenaga dia membuat peti jenasah buat Svea, lalu menguburkan istrinya. Saat dia berdiri di samping kuburan ia memandang anaknya laki-laki sambil mendengar tangis anaknya perempuan dari dalam gubuknya yang dari lumpur. Dan tiba-tiba timbullah suatu kekecewaan yang pahit dalam hatinya. Lalu suatu amarah dalam hatinya tak sanggup dia kontrol dengan emosi dia berseru: "Tuhan, mengapa Kau ijinkan hal ini terjadi? Bukankah kami datang kemari untuk memberikan hidup kami bagi pelayanan untuk Engkau?! Istriku yang cantik dan pandai, sekarang telah tiada saat umur 27 tahun. Sekarang anakku berusia 2 tahun hampir tidak terurus. Belum lagi si kecil masih bayi. Setelah lebih dari setahun dalam hutan ini yang kami menangkan hanya seorang anak kecil yang mungkin tidak memahami berita Injil yang kami ceritakan. Kau telah mengecewakan aku, Tuhan. Betapa sia-sianya hidupku."

Kemudian David pulang ke kantor misi. Saat itu ia ketemu dengan kel. Erickson, ia berseru dengan kejengkelan: "Saya pulang! Saya tidak mampu lagi mengurus anak-anakku sendiri. Akan saya bawa pulang anakku laki-laki ke Swedia tetapi akan kutinggalkan anak perempuan kepadamu." Kemudian ia melepaskan Aina untuk dibesarkan oleh keluarga Erickson. Sepanjang perjalanan kembali ke Stockholm, David Flood berdiri diatas dek kapal. Ia sangat kesal kepada Allah. Ia menceritakan semua orang akan pengalaman yang pahit tersebut bahwa dia telah berkorban segalanya tetapi berakhir dengan kekalahan. Ia yakin bahwa ia sudah berlaku setia tetapi Tuhan membalas dengan tidak memperdulikannya.

Setelah tiba dari Stockholm, ia memutuskan untuk memulai usaha bidang import. Ia mengingatkan semua orang untuk tidak menyebut nama Tuhan didepannya. Jika mereka yang melakukan itu, segera ia naik pitam dalam kemarahan. Akhirnya ia jatuh dalam kebiasaan minum-minuman keras. Tidak lama setelah ia meninggalkan Afrika, suami-istri Erikson meninggal karena di racun oleh kepala suku daerah yang mereka layani. Si kecil Aina diasuh oleh Arthur & Anna Berg. Keluarga ini membawa Aina ke sebuah desa bernama Masisi, Utara Conggo. Di sana ia dipanggil "Aggie". Si kecil Aggie segera belajar bahasa Swahili & bermain dengan anak Congo. Pada saat sendirian Si Aggie sering bermain dengan khayalan. Ia membayangkan memiliki empat saudara laki-laki dan seorang saudara perempuan, lalu diberi nama kepada mereka. Ia menyediakan meja untuk berbicara kepada "saudara-saudara khayalannya".

Dalam khayalannya saudara perempuannya selalu memandang dirinya. Ketika keluarga Berg mengambil cuti ke Amerika. Mereka ternyata menetap ke Minneapolis. Aggie menjadi dewasa dan menikah dengan seorang bernama Dewey Hurst. Yang kemudian menjadi presiden dari sekolah alkitab Northwest Bible College. Setelah dewasa Aggie berusaha mencari ayahnya tetapi sia-sia. Aggie tidak pernah mengetahui ayahnya telah menikah lagi- dengan adik Svea, yang tidak mengasihi Allah. Dan sekarang ia mempunyai anak lima selain Aggie 4 putra dan seorang putri (tepat seperti khayalan aggie). Akhirnya sekolah alkitab memberikannya dan suaminya tiket untuk pergi ke swedia.

Ini kesempatan untuk mencari ayahnya. Sesampai di London, mereka berjalan kaki di dekat Royal Albert Hall. Ditengah jalan bersuka cita karena melihat suatu pertemuan penginjilan. mereka masuk untuk mendengar pengkotbah kulit hitam sedang menyaksikan bahwa Tuhan sedang melakukan perkara besar di Zaire. Hati aggie terperanjat. Setelah selesai acara ia mendekati pengkotbah dan bertanya, "Pernahkah anda mengetahui penginjil bernama Davis dan Svea Flood ?" Ia menjawab, "Ya, Svea adalah seorang yang membimbing saya kepada Tuhan waktu saya masih anak-anak. Mereka memiliki bayi perempuan tetapi saya tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang." aggie segera berseru : "Sayalah gadis itu! Saya adalah Aggie - Aina!"

Mendengar seruan itu Pengkotbah tersebut segera menggenggam tangan Aggie dan memeluk sambil menangis dengan sukacita. Aggie tidak percaya bahwa orang itu adalah bocah yang dilayani ibunya. Ia bertumbuh menjadi seorang penginjil yang melayani bangsanya dan pekerjaan Tuhan berkembang pesat dengan 110.000 orang Kristen, 32 Pos penginjilan, beberapa sekolah alkitab dan sebuah rumah sakit dengan 120 tempat tidur. Esok harinya Aggie meneruskan perjalanan ke Stockholm dan berita itu tersebar luas bahwa mereka akan datang. dan Aggie telah mengetahui bahwa ia benar-benar memiliki 5 saudara, setiba di hotel ketiga saudaranya telah menunggu di sana. Ia bertanya kepada mereka : "Dimana David kakakku ?" Mereka lalu menunjuk seorang laki-laki yang duduk sendirian di lobi.

David Jr. adalah pria yang nampak kering lesu dan berambut putih, seperti ayahnya, iapun dipenuhi oleh kekecewaan, kepahitan dan hidup berantakan karena alkohol. Ketika Aggie bertanya tentang ayahnya, ia menjadi marah. Semua saudaranya membenci ayahnya dan sudah bertahun- tahun tidak membicarakan ayahnya. Lalu Aggie bertanya : "Bagaimana dengan saudaraku perempuan?" Tak lama kemudian ternyata saudara perempuannya datang ke hotel itu dan memeluk Aggie dan berkata : "Sepanjang hidupku aku telah merindukanmu. Biasanya aku membuka peta dunia dan menaruh sebuah mobil mainan berjalan di atasnya, seolah-olah aku sedang mengendarai mobil itu untuk mencarimu kemana-mana." Saudara perempuannya telah menjauhi ayahnya, tetapi ia berjanji untuk membantu mencari ayahnya. Maka mereka memasuki sebuah bengunan tidak terawat.

Setelah mengetuk datanglah wanita mempersilahkan mereka masuk. di dalam ruangan penuh dengan botol minuman dan di sudut ruangan ruangan nampak seorang terbaring di ranjang kecil, yaitu ayahnya yang dulunya penginjil. Ia berumur 73 tahun dan menderita diabetes, stroke dan katarak menutupi kedua matanya. Aggie jatuh disisinya dan menangis, "Ayah, aku adalah anak kecil yang kau tinggalkan di afrika." Sesaat ortu itu menoleh dan memandangnya. Air mata membasahi matanya, lalu ia menjawab, "Aku tak pernah bermaksud membuangmu, aku hanya tidak mampu untuk mengasuh kalian berdua." Aggie menjawab, "Tidak apa-apa, Ayah. Tuhan telah memelihara aku".

Tiba-tiba, wajah ayahnya menjadi gelap, "Tuhan tidak memeliharamu!" Ia mengamuk. "Ia telah menghancurkan seluruh keluarga kita! Ia membawa kita ke Afrika lalu meninggalkan kita. Tidak ada satupun hasil di sana. Semuanya sia-sia belaka!" Aggie kemudian bercerita tentang pengkotbah kulit hitam dan bagaimana perkembangan penginjilan di Zaire. Penginjil itulah anak kecil yang dahulu pernah ia (ayahnya) layani. "Sekarang semua orang mengenal tentang pertobatan anak kecil itu. Dan kisahnya telah dimuat di semua surat kabar." Mendadak Roh Kudus turun ke atas David Flood. Ia sadar dan tidak sanggup menahan air mata dan bertobat. Tak lama dari pertemuan itu David Flood meninggal, tetapi Allah telah memulihkan semuanya (kepahitan hatinya, memulihkan kekecewaannya).

Pesan ini ditujukan kepada semua orang yang merasa bahwa ia berhak untuk marah kepada Tuhan!

Muzijat - Misionaris

Seorang misionaris sedang menjalani cutinya dan mengunjungi gereja yang mengutusnya di Michigan. Ia menceriterakan kisah nyata ini di dalam kotbahnya sebagai berikut : Pada waktu ia melayani sebuah rumah sakit kecil lapagan di Afrika, setiap 2 minggu sekali ia melakukan perjalanan dengan naik sepeda melalui hutan yang lebat ke sebuah kota untuk membeli bahan persediaan. Perjalanan itu membutuhkan dua hari dan untuk itu ia harus setiap kali menginap ditengah perjalanan ditengah hutan yang lebat itu.

Pada salah satu perjalanan itu, aku tiba di kota, dimana aku ingin mengambil uang dari bank, membeli obat-obatan dan keperluan lain untuk rumah sakit lapagan dan selanjutnya bergegas mulai perjalananku pulang. Setibanya aku di kota, aku secara kebetulan melihat 2 orang laki-laki berkelahi, dimana salah satu dari orang itu ternyata terluka cukup parah. Aku menangani luka-lukanya sambil menceriterakan tentang Yesus Kristus. Kemudian aku berangkat pulang, menginap semalam di hutan dan tiba di rumah tanpa kecelakaan apa pun.

2 Minggu kemudian, aku mengulangi perjalananku ke kota. Setibanya di kota, aku mengunjungi pemuda yang aku pernah merawat sebelumnya. Ia menceriterkan kepadaku bahwa pada 2 minggu yang lalu, ia mengetahui bahwa aku membawa uang dan obat-obatan. Ia melanjutkan, "Kawan-kawanku dan aku telah mengikuti anda ke dalam hutan, karena mengetahui bahwa anda akan menginap semalam di tengah hutan. Kami berencana untuk membunuh anda dan mengambil uang dan obat-obatannya. Namun ketika kami sudah berancang-ancang untuk menyerbu tendamu, kami melihat bahwa anda dikelilingi oleh 26 orang pengawal yang bersenjata." Pada saat itu, aku tertawa dan berkata, "Mana mungkin. Pada waktu itu aku seorang diri di dalam tendaku di hutan." Namun pemuda itu tetap bersikukuh dan melanjutkan, "Tidak tuan, aku bukan satu-satunya orang yang melihat pengawal-pengawal itu. Kawan-kawanku pun melihatnya bahkan kami semua menghitungnya. Karena adanya pengawal-pengawal itulah, kami menjadi ketakutan lalu meninggalkan anda."

Pada bagian dari kotbah itu, seorang dari jemaat berdiri dengan sekonyong-konyong untuk memotong kotbah misionaris itu dan menanyakan apakah ia dapat mengatakan kepadanya hari kejadian peristiwa itu dengan tepat. Misionaris menyebutkan tanggal dan hari kejadian itu, lalu anggota jemaat yang memotong kotbahnya itu menceriterakan kisahnya : "Pada malam waktu peristiwa itu terjadi di Afrika, di sini waktunya pagi hari dan ketika itu aku hendak bermain golf. Pada saat itu aku merasakan suatu keinginan yang mendesak untuk berdoa untuk anda. Pada kenyataannya, desakan itu begitu hebat, sehingga aku memanggil anggota jemaat di gereja ini untuk bertemu denganku di dalam gereja untuk bersama-sama menaikkan doa untuk anda.

Mereka yang telah berdoa bersama denganku hari itu, diminta untuk berdiri sejenak." Mereka yang telah ikut mengadakan doa bersama pada hari itu semua berdiri. Misionaris tidak menghiraukan siapa mereka itu - dia hanya sibuk menghitung berapa orang yang telah berdiri. Jumlahnya 26! Memang kisah ini sungguh luar biasa. Ini merupakan contoh yang menakjubkan akan bagaimana Roh Tuhan dapat bekerja secara ajaib dan mengherankan.

Diceriterakan oleh,


Junius Rumindei Lie, Singapore

Kesabaran akan membuahkan hasil yang berlimpah

Pengalaman iman ini aku kisahkan ketika pertama kalinya aku mendapatkan pekerjaan setelah tamat dari sekolah menengah atas(sma). dimana pada saat itu aku bekerja di sebuah perusahaan pengolahan buah kelapa menjadi tepung yang dieksport ke manca negara.

Karena belum mempunyai pengalaman kerja, maka sebagai awal orientasi aku ditempatkan dibagian lapangan dengan tugas sebagai tally(menghitung buah kelapa) yang akan dikupas oleh para buruh pabrik tsb. sistem kerjanya tidak mengenal waktu, dan sebagai petugas tally diwajibkan untuk menginap di mess perusahaan. ternyata sangat melelahkan dan menjenuhkan, bisa dibayangkan pada saat kita belum bangun pagi, dan jam masih menunjukkan pukul 5.30 wib, para buruh sudah mengetuk pintu jendela kamar agar melayani mereka mengambil kelapa untuk mereka bisa mulai kerja mengupasnya. karena tidak ada peraturan jam kerja, maka terpaksa hal tersebut aku lakukan, karena para buruh sudah mulai ramai mengetuk jendela. setelah bangun, cuci buka, gosok gigi, mandi dan tanpa sarapan pagi, aku langsung melayani mereka. hal tersebut berlangsung setiap hari dan selesai tugas sampai jam 20.00 kadang sampai jam 20.30 wib.hanya ada jedah waktu 1 jam untuk makan siang, itupun bergilir dengan teman karena permintaan kelapa dari buruh ramai.seringkali habis makan siang langsung kerja dan bahkan hari minggupun kadang-kadang harus masuk kerja jika stok kelapa banyak.

begitu membosankan. namun apa daya rutinitas tsb harus aku lakukan, demi mendapatkan penghasilan, karena keadaan ekonomi orangtua ku yang mengharuskan bekerja seperti ini.

tiap malam aku selalu berdoa kepada Yesus agar membukakan jalan yang terbaik buat aku.bahkan kadang2 dalam doaku aku menggerutu kepada Tuhan, sampai kapan aku harus bekerja disini???
ternyata Tuhan mendengarkan keluh kesahku. pada suatu ketika ada pegawai yang baru masuk dan ditempatkan satu bagian dengan aku dengan tugas yang sama. Dari perkenalan dengan teman kerja baru itu, aku mempunyai kesempatan untuk bermain ke rumahnya saat ada kesempatan libur karena stok kelapa lagi kosong.

pada saat aku bermain dirumahnya, secara tiba2 abang dari temanku itu memberikan informasi bahwa ada satu perusahaan yang sedang mencari pegawai baru, dan aku disarankan melamar ke sana. Akhirnya aku dan temanku mencoba melamar bersama di perusahaan tersebut. Dan sekali lagi bahwa Tuhan itu baik, ternyata surat lamaranku diterima dan aku dipanggil untuk wawancara dan tes. Semua itu berjalan dengan lancar sampai aku diterima menjadi pegawai disana. Ternyata Tuhan telah membebaskan aku dari belenggu kebosanan dan ketidakberdayaan ditempat lamaku.dan saat ini aku merasakan benar-benar dibebaskan dan tidak tersiksa dengan waktu kerja yang begitu panjang.
terima kasih Yesus, atas pertolonganmu. dan pada kesempatan ini aku mau membagikan kasih Allah yang begitu besar kepada siapa saja yang panjang sabar dengan mengutip ayat :

"Bersuka citalah dalam pengharapan, Sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa (Roma : 12:12)

Selasa, 09 Februari 2010

Dilarang Memancing

From: Simon Rivian
Subject: Dilarang Memancing

Ada sebuah legenda mengenai seorang pendeta di sebuah paroki kecil di daerah Midwestern yang sebagai seorang muda telah melakukan apa yang menurutnya adalah sebuah dosa yang amat besar.

Sekalipun ia telah meminta pengampunan Tuhan, sepanjang hidupnya ia menanggung beban dari dosanya itu. Sekalipun ia telah menjadi seorang pendeta, ia tetap tak dapat dengan tuntas meyakini bahwa Tuhan telah mengampuninya. Tetapi ia mendengar mengenai seorang wanita tua dijemaatnya yang kadangkala mendapatkan penglihatan. Di saat mendapat penglihatan tersebut, sang wanita seringkali saling berkata-kata dengan Tuhan.

Suatu hari sang pendeta berhasil mendapat cukup keberanian untuk mengunjungi wanita tersebut. Sang wanita mempersilahkannya masuk dan menyuguhkan secangkir teh. Pada akhir kunjungannya, si pendeta menaruh cangkirnya diatas meja dan memandang pada sang wanita.

“Benarkah kadang kala ibu mendapat penglihatan?”, tanyanya.

“Ya”, ia menjawab.

“Apakah juga benar, bahwa saat penglihatan tersebut, ibu seringkali berkata-kata dengan Tuhan?”

“Ya”, jawabnya.

“Mmm... jika anda mendapatkan penglihatan lagi dan berkata-kata dengan Tuhan, maukah ibu tanyakan satu pertanyaan bagi saya?”.

Sang wanita memandang sedikit heran pada si pendeta. Belum pernah ia mendapat permintaan seperti itu.

“Ya, dengan senang hati,” jawabnya.

“Apa yang bapak ingin saya tanyakan?”

“Mmm..” sang pendeta memulai, “Tolong tanyakan pada Tuhan, dosa apakah yang pernah dilakukan pendetanya ini di masa mudanya.”

Sang wanita, benar-benar heran sekarang, segera saja setuju. Beberapa minggupun berlalu, dan sang pendeta sekali lagi mengunjungi wanita itu. Setelah menikmati secangkir teh, dengan hati-hati dan malu-malu ia bertanya, “Sudahkah ibu mendapatkan penglihatan baru-baru ini?”

“Oh ya, saya mendapatkannya”, jawab sang wanita.

“Apakah anda saling berkata-kata dengan Tuhan?”

“Ya.”

“Apakah ibu bertanya kepada Tuhan dosa apakah yang pernah saya lakukan dimasa muda saya?”

“Ya,” sang wanita menjawab, “Saya menanyakannya.”

Sang pendeta, gelisah dan takut, ragu-ragu sejenak dan kemudian bertanya, “Lalu,apa yang Tuhan katakan?

”Sang wanita mengangkat wajahnya dan memandang si pendeta dan kemudian menjawab dengan lembut, “Tuhan mengatakan Ia tidak dapat lagi mengingatnya.”

Tuhan tidak hanya mengampuni dosa, Ia juga memilih untuk melupakannya. Alkitab menyatakan pada kita bahwa Ia mengambil dosa-dosa kita dan membenamkannya di bagian laut yang terdalam. Dan kemudian, sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Corrie ten Boom, “Sesudah itu ia memasang sebuah papan bertuliskan, Dilarang Memancing.”

Jika Tuhan mengampuni kita, dapatkah kita melakukan sesuatu yang kurang dari itu?-

Shi Sang Chi You Mama Hau


Di Dunia Ini, Hanya Ibu Seorang Yang Baik6

Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal dari keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota tersebut. Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah yang membuat sang pria jatuh hati.
Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah, dengan membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga, orang tua sang pria tidak menyukai wanita tsb. Sebagai orang yang terpandang di kota tsb, latar belakang wanita tsb akan merusak reputasi keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia sudah menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia.
Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan wanita tsb bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus berargumen dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu yang belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnya seorang anak sangat tunduk pada orang tuanya).
Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orang tuanya agar menerima calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal membujuk anak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tsb, yang menurut mereka akan sangat merugikan masa depannya.
Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin lari. Ia memutuskan untuk meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu keberangkatan pun ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh orang tua sang pria. Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci anaknya di dalam kamar dan dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar.
Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukan sepasang kekasih tsb untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejut dengan kedatangan ayah dan ibu sang pria. Mereka kemudian memohon pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya. Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar, perkawinan mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota, reputasi anaknya akan tercemar, orang2 tidak akan menghormatinya lagi. Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut secara perlahan2.
Mereka bahkan memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan agar wanita tsb meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan anaknya lagi, dan menggugurkan kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk membiayai hidupnya di tempat lain.
Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak kesulitan bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini, tetapi menolak untuk menerima uang tsb. Ia mencintai sang pria, bukan uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan sangat sulit?.
Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tsb untuk meninggalkan sepucuk surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah dengan sang pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencari kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. “Walaupun ia kelak bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang yang berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua”, kata sang ibu.
Dengan berat hati, sang wanita menulis surat . Ia menjelaskan bahwa ia sudah memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa keberadaannya hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah melanggar janji setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersama dalam menghadapi penolakan2 akibat perbedaan status sosial mereka. Ia tidak kuat lagi menahan penderitaan ini, dan memutuskan untuk berpisah. Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut.
Sang wanita yang malang tsb tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu, sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya.
………………………………………….
Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang ibu. Anaknya seorang laki2. Sang ibu bekerja keras siang dan malam, untuk membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di sebuah industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan menyulam sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua pekerjaan ini sambil menggendong anak di punggungnya. Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya?
Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba2 sakit keras. Demamnya sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb harus menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan itupun belum cukup. Ibu tsb akhirnya juga meminjam ke sana-sini, kepada siapapun yang bermurah hati untuk memberikan pinjaman.
Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat sup ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tsb terdiri dari obat2 herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi sang ibu hanya mampu membeli obat2 herbal tsb, ia tidak punya uang sepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak mungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan belum terbayar.
Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa, untuk mendapatkan daging. Toko daging di desa tsb telah menolak permintaannya, untuk bayar di akhir bulan saat gajian.
Diantara tangisannya, ia tiba2 mendapatkan ide. Ia mencari alkohol yang ada di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisau dapur dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil sekerat daging dari pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur, ia mengikat mulutnya dengan sepotong kain. Darah berhamburan. Sang ibu tengah berjuang mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?..
Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan kesakitan sang ibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri. Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang sedang dilakukan oleh sang ibu???.
………………………………………..
Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang tampan, cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya. Di hari minggu, mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain bersama, dan bersama2 menyanyikan lagu “Shi Sang Chi You Mama Hau” (terjemahannya “Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik”).
Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari. Hari2 mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas.
Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini. Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah pemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain yang perlu dibiayai.
Sang anak segera pergi ke toko tsb, yang tidak jauh dari rumahnya. Ia meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tsb, karena ia akan membelinya bulan depan. “Apakah kamu punya uang?” tanya sang pemilik toko. “Tidak sekarang, nanti saya akan punya”, kata sang anak dengan serius.
Ternyata, bulan depan sang anak benar2 muncul untuk membeli jam tangan tsb. Sang kakek juga terkejut, kiranya sang anak hanya main2. Ketika menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya “Dari mana kamu mendapatkan uang itu? Bukan mencuri kan ?”. “Saya tidak mencuri, kakek. Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. Saya biasanya naik becak pulang pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk ibuku. O ya, jangan beritahu ibuku tentang hal ini. Ia akan marah” kata sang anak. Sang pemilik toko tampak kagum pada anak tsb.
Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang anak segera memberikan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan tsb. Sang ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam tangan ini memang adalah impiannya. Tetapi sang ibu tiba2 tersadar, dari mana uang untuk membeli jam tsb. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab.
“Apakah kamu mencuri, Nak?” Sang anak diam seribu bahasa, ia tidak ingin ibu mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut. Setelah ditanya berkali2 tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa anaknya telah mencuri. “Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri. Bukankah ibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?” kata sang ibu.
Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu sayang pada anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis, sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu perih, karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus melakukannya, demi kebaikan anaknya.
Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju ke rumah tsb heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. “Ia sebenarnya anak yang baik”, kata salah satu tetangganya. Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salah satu tetangganya yang merupakan familinya.
Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak itu. Ketika mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk menjelaskan. Tetapi tiba2 sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon agar jangan menceritakan yang sebenarnya pada ibunya.
“Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan tidak boleh menyembunyikan sesuatu dari ibunya”. Sang anak mengikuti nasehat kakek itu. Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana sang anak tiba2 muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam tangan tsb, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu muncul siang tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Ia juga menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya pulang ke rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan uang membeli jam tangan kesukaan ibunya.
Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tsb, begitu pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak kesayangannya, keduanya menangis dengan tersedu-sedu?.”Maafkan saya, Nak.” “Tidak Bu, saya yang bersalah”???..
…………………………………………
Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, tetapi istrinya mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih akan hal ini, karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak.
Ketika sang ibu dan anaknya berjalan2 ke kota , dalam sebuah kesempatan, mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru menyadari bahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya sendiri. Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung semua biaya hidup mereka, tetapi sang ibu menolak. Kami bisa hidup dengan baik tanpa bantuanmu.
Berita ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka begitu ingin melihat cucunya, tetapi sang ibu tidak mau mengizinkan.
……………………………………………………….
Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Dokter mengatakan bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang konsisten. Kalau kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya.
Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya. Tetapi biaya medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya.
Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak menemukan solusi yang tepat. Satu2nya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sang ayah, karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya.
Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak anaknya berkeliling kota , bermain2 di taman kesukaan mereka. Mereka gembira sekali, menyanyikan lagu “Shi Sang Chi You Mama Hau”, lagu kesayangan mereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua penderitaannya, ia hanyut dalam kegembiraan bersama sang anak.
Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada sang anak. Sang anak menolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya ingin dengan ibu. “Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak” kata ibu. “Tidak apa2 Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat, bila bisa bersama2 dengan ibu. Bila sudah besar nanti, saya akan cari banyak uang untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak perlu bekerja lagi, Bu”, kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan berkunjung ke rumah sang ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiap saat.
Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya sangat senang melihat anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sang anak meronta2 ingin ikut pulang dengan ibunya. Walaupun diberikan mainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia peroleh saat bersama ibunya, sang anak menolak. “Saya ingin Ibu, saya tidak mau mainan itu”, teriak sang anak dengan nada yang polos.
Dengan hati sedih dan menangis, sang ibu berkata “Nak, kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah di sini. Ayah, kakek dan nenek akan bermain bersamamu.”
“Tidak, aku tidak mau mereka. Saya hanya mau ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu juga sayang saya? Ibu sekarang tidak mau saya lagi”, sang anak mulai menangis.
Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah besar tsb tidak didengarkan anak kecil tsb. Sang anak menangis tersedu2 “Kalau ibu sayang padaku, bawalah saya pergi, Bu”.
Sampai pada akhirnya, ibunya memaksa dengan mengatakan “Benar, ibu tidak sayang kamu lagi. Tinggallah disini”, ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tsb. Tampak anaknya meronta2 dengan ledakan tangis yang memilukan.
Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu menyayat hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan menjenguk anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya dengan baik. Diantara isak tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi. Ia telah kehilangan satu2nya alasan untuk hidup, anaknya tercinta.
Kemudian ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk memotong urat nadinya. Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya mungkin tidak akan diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untuk mengetahui bahwa anaknya diperlakukan dengan baik. Segera, niat bunuh diri itu dibatalkan, demi anaknya juga??..
………………………………………………………….
Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerja yang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalani perawatan medis secara rutin setiap bulan.
Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya. Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah mengumpulkannya. Maka, pada hari tsb, sepulang dari sekolah, ia tidak pulang ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa tempat tinggal ibunya, yang memakan waktu beberapa jam. Sang anak telah mempersiapkan setangkai bunga, sepucuk surat yang menyatakan ia setiap hari merindukan ibu, sebuah kartu ucapan selamat ulang tahun, dan nilai ujian yang sangat bagus. Ia akan memberikan semuanya untuk ibu.
Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang kecil menuju rumahnya. Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini telah kosong. Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada yang tahu kemana ibunya pergi. Sang anak tidak tahu harus berbuat apa, ia duduk di depan rumah tsb, menangis “Ibu benar2 tidak menginginkan saya lagi.”
Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas, ketika sang anak sudah terlambat pulang ke rumah selama lebih dari 3 jam. Guru sekolah mengatakan semuanya sudah pulang. Semua tempat sudah dicari, tetapi tidak ada kabar. Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya, yang juga sangat terkejut. Polisi pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang.
Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba2 ia teringat sesuatu. Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai melupakannya. Anaknya mungkin pulang ke rumah. Maka sang ayah dan sang ibu segera naik mobil menuju rumah tsb. Sayangnya, mereka hanya menemukan kartu ulang tahun, setangkai bunga, nilai ujian yang bagus, dan sepucuk surat anaknya. Sang ibu tidak mampu menahan tangisannya, saat membaca tulisan2 imut anaknya dalam surat itu.
Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tsb, tanpa mendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu membakar dupa, berlutut di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangis ia memohon agar bisa menemukan anaknya.
Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba2 ingat bahwa ia dan anaknya pernah pergi ke sebuah kuil Kuan Im di desa tsb. Ibunya pernah berkata, bahwa bila kamu memerlukan pertolongan, mohonlah kepada Dewi Kuan Im yang welas asih. Dewi Kuan Im pasti akan menolongmu, jika niat kamu baik. Ibunya memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi ke kuil tsb untuk memohon agar bisa bertemu dengan dirinya.
Benar saja, ternyata sang anak berada di sana. Tetapi ia pingsan, demamnya tinggi sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk dilarikan ke rumah sakit. Saat menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh dari tangga, dan berguling2 jatuh ke bawah????..
………………………………………………………..
Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki bangku kuliah. Ia sering beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan ibunya. Sejak jatuh dari tangga, ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak telah banyak menghabiskan uang untuk mencari ibunya kemana2, tetapi hasilnya nihil.
Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama dengan teman wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil, di persimpangan sebuah jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang mengemis. Ibu tsb terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya kumal, dan ia tampak berkomat-kamit.
Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan turun bersama pacar untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua sambil mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah “Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?”
Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera menyanyikan lagu “Shi Sang Ci You Mama Hau” dengan suara perlahan, tak disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang selalu menyanyikan lagu tsb saat ia kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua itu dan berteriak dengan haru “Ibu? Ini saya ibu”.
Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba2 muka sang anak, lalu bertanya, “Apakah kamu ??..(nama anak itu)?” “Benar bu, saya adalah anak ibu?”. Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi bumi???.
Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur kepalanya menjadi hilang ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh tahun terus mencari anaknya, tanpa peduli dengan keadaaan dirinya. Sebagian orang menganggapnya sebagai orang gila?.
………………………………………………………
Dalam kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan apa saja demi kita. Ibu bahkan rela mengorbankan nyawanya?..
Simaklah penggalan doa keputusasaan berikut ini, di saat Ibu masih muda, ataupun disaat Ibu sudah tua :
1. Anakku masih kecil, masa depannya masih panjang. Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.
2. Aku sudah tua, Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.
Diantara orang2 disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung Anda, diantara lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela mengorbankan nyawanya untuk Anda, kapan pun, dimana pun, dengan cara apapun ?
Tidak diragukan lagi
“Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia ini”

Cinta Kasih di Hati Manusia



Jaman dahulu kala di Rusia hidup pasangan suami-istri Simon dan Matrena. Simon yang miskin ini adalah seorang pembuat sepatu. Meskipun hidupnya tidaklah berkecukupan, Simon adalah seorang yang mensyukuri hidupnya yang pas-pasan. Masih banyak orang lain yang hidup lebih miskin daripada Simon. Banyak orang-orang itu yang malah berhutang padanya. Kebanyakan berhutang ongkos pembuatan sepatu. Maklumlah, di Rusia sangat dingin sehingga kepemilikan sepatu dan mantel merupakan hal yang mutlak jika tidak mau mati kedinginan.

Suatu hari keluarga tersebut hendak membeli mantel baru karena mantel mereka sudah banyak yang berlubang-lubang. Uang simpanan mereka hanya 3 rubel (rubel = mata uang Rusia) padahal mantel baru yang paling murah harganya 5 rubel. Maka Matrena meminta pada suaminya untuk menagih hutang orang-orang yang telah mereka buatkan sepatu. Maka Simon pun berangkat pergi menagih hutang. Tapi tak satupun yang membayar. Dengan sedih Simon pulang. Ia batal membeli mantel.

Dalam perjalanan pulang, Simon melewati gereja, dan saat itu ia melihat sesosok manusia yang sangat putih bersandar di dinding luar gereja. Orang itu tak berpakaian dan kelihatan sekali ia sangat kedinginan.

Simon ketakutan, "Siapakah dia? Setankah? Ah, daripada terlibat macam-macam lebih baik aku pulang saja". Simon bergegas mempercepat langkahnya sambil sesekali mengawasi belakangnya, ia takut kalau orang itu tiba-tiba mengejarnya.

Namun ketika semakin jauh, suara hatinya berkata, "HAI SIMON, TAK MALUKAH KAU? KAU PUNYA MANTEL MESKIPUN SUDAH BERLUBANG-LUBANG,
SEDANGKAN ORANG ITU TELANJANG. PANTASKAH ORANG MENINGGALKAN SESAMANYA BEGITU SAJA?"

Simon ragu, tapi akhirnya toh ia balik lagi ke tempat orang itu bersandar. Ketika sudah dekat, dilihatnya orang itu ternyata pria yang wajahnya sungguh tampan. Kulitnya bersih seperti kulit bangsawan. Badannya terlihat lemas dan tidak berdaya, namun sorot matanya menyiratkan rasa terima kasih yang amat sangat ketika Simon memakaikan mantel luarnya kepada orang itu dan memapahnya berdiri. Ia tidak bisa menjawab sepatah kata pun atas pertanyaan-pertanyaan Simon, sehingga Simon memutuskan untuk membawanya pulang.

Sesampainya di rumah, Matrena marah sekali karena Simon tidak membawa mantel baru dan membawa seorang pria asing. "Simon, siapa ini? Mana mantel barunya? "

Simon mencoba menyabarkan Matrena, "Sabar, Matrena.... dengar dulu penjelasanku. Orang ini kutemukan di luar gereja, ia kedinginan, jadi kuajak sekalian pulang".

"Bohong!! Aku tak percaya....sudahlah , pokoknya aku tak mau dengar ceritamu! Sudah tahu kita ini miskin kok masih sok suci menolong orang segala!! Usir saja dia!!"
"Astaga, Matrena! Jangan berkata begitu, seharusnya kita bersyukur karena kita masih bisa makan dan punya pakaian, sedangkan orang ini telanjang dan kelaparan.
Tidakkah di hatimu ada sedikit belas kasih? "

Matrena menatap wajah pria asing itu, mendadak ia merasa iba. Lalu disiapkannya makan malam sederhana berupa roti keras dan bir hangat. "Silakan makan, hanya sebeginilah makanan yang ada. Siapa namamu dan darimana asalmu? Bagaimana ceritanya kau bisa telanjang di luar gereja?"

Tiba-tiba wajah pria asing itu bercahaya. Mukanya berseri dan ia tersenyum untuk pertama kalinya. "Namaku Mikhail, asalku dari jauh. Sayang sekali banyak yang tak dapat kuceritakan. Kelak akan tiba saatnya aku boleh menceritakan semua yang kalian ingin ketahui tentang aku. Aku akan sangat berterima kasih kalau kalian mau menerimaku bekerja di sini."

"Ah, Mikhail, usaha sepatuku ini cuma usaha kecil. Aku takkan sanggup menggajimu", demikian Simon menjawab.

”Tak apa, Simon. Kalau kau belum sanggup menggajiku, aku tak keberatan kerja tanpa gaji asalkan aku mendapat makan dan tempat untuk tidur."

"Baiklah kalau kau memang mau begitu. Besok kau mulai bekerja".

Malamnya pasangan suami-istri itu tak dapat tidur. Mereka bertanya-tanya.

"Simon tidakkah kita keliru menerima orang itu? Bagaimana jika Mikhail itu ternyata buronan?" Matrena bertanya dengan gelisah pada Simon.

Simon menjawab, "Sudahlah Matrena. Percayalah pada pengaturan Tuhan. Biarlah ia tinggal di sini.Tingkah lakunya cukup baik. Kalau ternyata ia berperilaku tidak baik, segera kuusir dia".

Esoknya Mikhail mulai bekerja membantu Simon membuat dan memperbaiki sepatu. Di bengkelnya, Simon mengajari Mikhail memintal benang dan membuat pola serta menjahit kulit untuk sepatu. Sungguh aneh, baru tiga hari belajar, Mikhail sudah bisa membuat sepatu lebih baik dan rapi daripada Simon.

Lama kelamaan bengkel sepatu Simon mulai terkenal karena sepatu buatan Mikhail yang bagus. Banyak pesanan mengalir dari desa-desa yang penduduknya kaya. Simon tidak lagi miskin. Keluarga itu sangat bersyukur karena mereka sadar, tanpa bantuan tangan terampil Mikhail, usaha mereka takkan semaju ini.

Namun mereka juga terus bertanya-tanya dalam hati, siapa sebenarnya Mikhail ini.
Anehnya, selama Mikhail tinggal bersama mereka, baru sekali saja ia tersenyum, yaitu dulu saat Matrena memberi Mikhail makan. Namun meski tanpa senyum, muka Mikhail selalu berseri sehingga orang tak takut melihat wajahnya.



Suatu hari datanglah seorang kaya bersama pelayannya. Orang itu tinggi besar, galak dan terlihat kejam. "Hai Simon, Aku minta dibuatkan sepatu yang harus tahan setahun
mengahadapi cuaca dingin. Kalau sepatu itu rusak sebelum setahun, kuseret kau ke muka hakim untuk dipenjarakan! ! Ini, kubawakan kulit terbaik untuk bahan sepatu. Awas, hati-hati ini kulit yang sangat mahal!"

Di pojok ruangan, Mikhail yang sedari tadi duduk diam, tiba-tiba tersenyum. Mukanya bercahaya, persis seperti dulu ketika ia pertama kalinya tersenyum.

Sebenarnya Simon enggan berurusan dengan orang ini. Ia baru saja hendak menolak pesanan itu ketika Mikhail memberi isyarat agar ia menerima pesanan itu.

Simon berkata, "Mikhail, kau sajalah yang mengerjakan sepatu itu. Aku sudah mulai tua. Mataku agak kurang awas untuk mengerjakan sepatu semahal ini. Hati-hati, ya. Aku tak mau salah satu atau malah kita berdua masuk penjara."

Ketika Mikhail selesai mengerjakan sepatu itu, bukan main terkejutnya Simon. "Astaga, Mikhail, kenapa kau buat sepatu anak-anak? Bukankah yang memesan itu orangnya tinggi besar? Celaka, kita bisa masuk penjara karena...."

Belum selesai Simon berkata, datang si pelayan orang kaya. "Majikanku sudah meninggal. Pesanan dibatalkan. Jika masih ada sisa kulit, istri majikanku minta dibuatkan sepatu anak-anak saja".

"Ini, sepatu anak-anak sudah kubuatkan. Silakan bayar ongkosnya pada Simon", Mikhail menyerahkan sepatu buatannya pada pelayan itu.
Pelayan itu terkejut, tapi ia diam saja meskipun heran darimana Mikhail tahu tentang pesanan sepatu anak-anak itu.

Tahun demi tahun berlalu, Mikhail tetap tidak pernah tersenyum kecuali pada dua kali peristiwa tadi. Meskipun penasaran, Simon dan Matrena tak pernah berani menyinggung- nyinggung soal asal usul Mikhail karena takut ia akan meninggalkan mereka.

Suatu hari datanglah seorang ibu dengan dua orang anak kembar yang salah satu kakinya pincang! Ia minta dibuatkan sepatu untuk kedua anak itu. Simon heran sebab Mikhail tampak sangat gelisah. Mukanya muram, padahal biasanya tidak pernah begitu.

Saat mereka hendak pulang, Matrena bertanya pada ibu itu, "Mengapa salah satu dari si kembar ini kakinya pincang?"

Ibu itu menjelaskan, "Sebenarnya mereka bukan anak kandungku. Mereka kupungut ketika ibunya meninggal sewaktu melahirkan mereka. Padahal belum lama ayah mereka juga meninggal. Kasihan, semalaman ibu mereka yang sudah meninggal itu tergeletak dan menindih salah satu kaki anak ini Itu sebabnya ia pincang. Aku sendiri tak punya anak, jadi kurawat mereka seperti anakku sendiri."


"Tuhan Maha Baik, manusia dapat hidup tanpa ayah ibunya, tapi tentu saja manusia takkan dapat hidup tanpa Tuhannya", kata Matrena.

Mendengar itu, Mikhail kembali berseri-seri dan tersenyum untuk ketiga kalinya. Kali ini bukan wajahnya saja yang bercahaya, tapi seluruh tubuhnya. Sesudah tamu-tamu tersebut pulang, ia membungkuk di depan Simon dan Matrena sambil berkata, "Maafkan semua kesalahan yang pernah kuperbuat, apalagi telah membuat gelisah dengan tidak mau menceritakan asal usulku. Aku dihukum Tuhan, tapi hari ini Tuhan
telah mengampuni aku. Sekarang aku mohon pamit."

Simon dan Matrena tentu saja heran dan terkejut, "Nanti dulu Mikhail, tolong jelaskan pada kami siapakah sebenarnya kau ini?"

Mikhail menjawab sambil terus tersenyum, "Sebenarnya aku adalah adalah satu malaikat Tuhan. Bertahun-tahun yang lalu Tuhan menugaskan aku menjemput nyawa ibu kedua anak tadi. Aku sempat menolak perintah Tuhan itu tapi kuambil juga nyawa ibu mereka. Aku menganggap Tuhan kejam. Belum lama mereka ditinggal ayahnya, sekarang ibunya harus meninggalkan mereka juga. Dalam perjalanan ke surga, Tuhan mengirim badai yang menghempaskanku ke bumi. Jiwa ibu bayi menghadap Tuhan sendiri. Tuhan berkata padaku, 'MIKHAIL, TURUNLAH KE BUMI DAN PELAJARI KETIGA KEBENARAN INI HINGGA KAU MENGERTI:
PERTAMA, APAKAH YANG HIDUP DALAM HATI MANUSIA?
KEDUA, APA YANG TAK DIIJINKAN PADA MANUSIA?
KETIGA, APA YANG PALING DIPERLUKAN MANUSIA?'

"Aku jatuh di halaman gereja, kedinginan dan kelaparan. Simon menemukan dan membawaku pulang. Waktu Matrena marah-marah dan hendak mengusir aku, kulihat maut dibelakangnya. Seandainya ia jadi mengusirku, ia pasti mati malam itu. Tapi Simon berkata, "Tidakkah di hatimu ada sedikit belas kasih?" Matrena jatuh iba dan
memberi aku makan. Saat itulah aku tahu kebenaran pertama:
"YANG HIDUP DALAM HATI MANUSIA ADALAH BELAS KASIH"
"Kemudian ada orang kaya yang memesan sepatu yang tahan satu tahun sambil marah-marah. Aku melihat maut di belakangnya. Ia tidak tahu ajalnya sudah dekat. Aku tersenyum untuk kedua kalinya. Saat itulah aku tahu kebenaran kedua:
"MANUSIA TIDAK DIIJINKAN MENGETAHUI MASA DEPANNYA. MASA
DEPAN MANUSIA ADA DI TANGAN TUHAN"
"Hari ini datang ibu angkat bersama kedua anak kembar tadi. Ibu kandung si kembar itulah yang diperintahkan Tuhan untuk kucabut nyawanya. Dan aku melihat si kembar dirawat dengan baik oleh ibu lain. Aku tersenyum untuk ketiga kalinya dan kali ini tubuhku bercahaya. Aku tahu kebenaran yang ketiga:
"MANUSIA DAPAT HIDUP TANPA AYAH DAN IBUNYA TAPI MANUSIATIDAK AKAN DAPAT HIDUP TANPA TUHANNYA."
Simon, Matrena, terima kasih atas kebaikan kalian berdua. Aku telah mengetahui ketiga kebenaran itu, Tuhan telah mengampuniku. Semoga kasih Tuhan senantiasa
menyertai kalian sepanjang hidup." Mikhail kembali ke surga.

(Kristamedia)

Biografi Ke-12 Rasul Yesus


BUat yg merasa hidup nya selalu menderita, cobalah simak biografi ke 12
rasul Yesus ini. Ternyata penderitaan kita bukan apa-apa bila di bandingkan
dengan penderitaan mereka. Percaya lah bahwa Tuhan bersama kita.

SAtu penulis sejarah yg bisa di pertanggungjawabkan tulisannya berdasarkan
bukti2 nyata ialah EUsebius. Ia menulis buku mengenai cara meninggal nya
para Rasul di tahun 325 yg berjudul :
"Rasul dan murid dari Juruselamat telah menyebarkan dan mengkothbahkan Injil
keseluruh dunia". Tulisan dr dia telah di telusuri dan di seleidiki ulang
oleh penulis sejarah gereja Mr.Schumacher untuk membuktikan akan kebenaran
tsb.

1. Matius meninggal dunia, karena di siksa dan di bunuh dengan pedang di
Etopia.

2. MArkus meninggal dunia di Alexandria(MEsir), setelah badannya di seret
hidup2 dengan kuda melalui jalan2 yang penuh batu sampai ia menemukan ajal
nya.

3. LUkas meninggal dunia di gantung di YUnani, setelah ia berkothbah di
sana kepada orang2 yg belum mengenal Tuhan.

4. Yohannes direbus atau lebih tepat nya di goreng dalam bak minyak
mendidih di Roma, tetapi karena Tuhan masi ingin memakai Yohanes lebih jauh,
maka keajaiban terjadi sehingga walaupun ia telah di goreng hidup2, ia bisa
hidup terus. Tetapi akhir nya ia dibuang dah diasingkan ke pulau PATMOS
untuk kerja paksa di tambang batubara. Pada saat ia berada di sana, ia
mendapatkan wahyu sehingga ia bisa menulis kitab WAHYU. Kemudian ia
dibebaskan dan akhirnya kembali menjadi uskup di Edessa (Turki). Ia adalah
satu2nya Rasul yg bisa mencapai lanjut usia dan meninggal dengan tenang.

5. Petrus telah di salib dengan kepala di bawah. KAyu salib untuk Petrus
di pasang berbeda, ialah secara hurdisalib. Ia merasa tidak layak untuk mati
dan disalib sperti Tuhan Yesus.

6. Yakobus saudara tiri dari Tuhan Yesus dan pemimpin greja di
Yerussalem, di lempar kebwah dari puncak bubungan Bait ALlah, di tempat yg
sama di mana si setan membawa Yesus untuk di goda. Ia meninggal dunia
setelah di lempar dari tempat tsbt.

7. Yakobus anak Zebedeus adalah nelayan dan murid pertama Yesus yg di
panggil, ia dipenggal kepala nya di Yerussalem. Pada saat2 di siksapun, ia
tidak pernah menyangkal T.Yesus, bahkan ia berusaha berkothbah trus, bukan
hanya kepada tawanan lainnya saja, bahkan kepada orang yg menghukum dan
meyiksa dia dengan kejamnya.Sehingga akhir nya org ROmawi itu mendampingi
Yakobus pada saat ia di hukum penggal, bukan sekedar hanya untuk
menyaksikan, melainkan jg untuk turut di hukum dan di penggal bersama dgn
Yakobus. PAda saat ia mau menjalani hukuman mati, ia berlutut bersama di
samping Yakobus, sambil berdoa, itu adalah doa nya yg terakhir , sebelum ia
mati di penggal bersama yakobus sebagai orang kristen.

8. Bartolomeus yang lebih di kenal sebagai NAtanael ia menjadi misionaris
di Asia, antara lain ia memberikan kesaksian di Turki. Ia meninggal dunia
di Armenia setelah ia mendapat hukuman cambuk sehingga semua kulit nya
menjadi hacur terlepas kebeset.

9. Andreas juga di salib sperti Petrus dengan caranya di YUnani. Sbelum
meninggal, ia di siksa dengan hukum cambuk oleh tujuh tentara dan diikat di
salib. DEngan cara demikian mereka bisa memperpanjang masa sakit dan masa
siksaan nya. Seorg pengikut Andreas yg turut menyaksikan hukuman ANdreas
menceritakan perkataan yg telah di ucapkan oleh Andreas sbelum meninggal
dunia : "Ternyata keinginan dan cita2 saya bisa terkabul, dimana saya bisa
turur merasakan 'happy hours' dengan di siksa dan si salib sperti Yesus".
Bahkan pada saat ia disiksa pun tiada henti2 nya ia berkothbah terus, dua
hari sebelum ajalnya tiba. Berkothbah sambil di hukum cambuk.

10. RAsul Thomas mati di tusuk oleh tombak di INdia.

11. YUdas saudara nya dari Tuhan Yesus di hukum mati dengan panah, karena
ia tidak bersedia untuk mengingkari Yesus.

12. Matias, Rasul pengganti Yudas Iscariot mati di hukum rajam dan akhir
nya di penggal kepalanya.

13. Rasul Paulus di siksa dgn sangat kejam dan akhir nya di penggal
kepala nya oleh Kaiser Nero di ROma pd thn 67. PAsul Paulus adalah yg paling
lama mengalami masa siksaaan di penjara. Kebanyakan surat2 dari dia di buat
dan di kirim dari penjara.

"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala2 dan
layanilah Tuhan" (Rom 12:11)

GBU guys...

DIkumpullkan dr berbagai sumber

Menghargai

Seorang penjual daging mengamati suasana sekitar tokonya.

Ia sangat terkejut melihat seekor anjing datang ke samping
tokonya.

Ia mengusir anjing itu, tetapi anjing itu kembali lagi.

Maka, ia menghampiri anjing itu dan melihat ada suatu catatan di
mulut anjing itu.

Ia mengambil catatan itu dan membacanya,

"Tolong sediakan 12 sosis dan satu kaki domba.

Uangnya ada di mulut anjing ini."
Si penjual daging melihat ke mulut anjing itu dan ternyata ada
uang sebesar 10 dollar di sana . Segera ia mengambil uang itu,

kemudian ia memasukkan sosis dan kaki domba ke dalam kantung
plastik

dan diletakkan kembali di mulut anjing itu.

Si penjual daging sangat terkesan.

Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya, ia menutup
tokonya dan berjalan mengikuti si anjing.

Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan dan sampai ke tempat
penyeberangan jalan. Anjing itu meletakkan kantung plastiknya,
melompat dan menekan tombol penyeberangan,

kemudian menunggu dengan sabar dengan kantung plastik di mulut,

sambil menunggu lampu penyeberang berwarna hijau.

Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual
daging mengikutinya.

Anjing tsb kemudian sampai ke perhentian bus, dan mulai melihat
"Papan informasi jam perjalanan ".

Si penjual daging terkagum-kagum melihatnya.

Si anjing melihat "Papan informasi jam perjalanan " dan kemudian
duduk disalah satu bangku yang disediakan.

Sebuah bus datang,

si anjing menghampirinya dan melihat nomor bus dan kemudian
kembali ke tempat duduknya. Bus lain datang.

Sekali lagi si anjing menghampiri dan melihat nomor busnya.

Setelah melihat bahwa bus tersebut adalah bus yang benar, si
anjing naik.

Si penjual daging, dengan kekagumannya mengikuti anjing itu dan
naik ke bus tersebut.

Bus berjalan meninggalkan kota , menuju ke pinggiran kota .

Si anjing melihat pemandangan sekitar.

Akhirnya ia bangun dan bergerak ke depan bus,

ia berdiri dengan 2 kakinya dan menekan tombol agar bus
berhenti.

Kemudian ia keluar, kantung plastik masih tergantung di
mulutnya.

Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan sambil dikuti si
penjual daging.

Si anjing berhenti pada suatu rumah,

ia berjalan menyusuri jalan kecil dan meletakkan kantung plastik
pada salah satu anak tangga. Kemudian, ia mundur, berlari dan
membenturkan dirinya ke pintu.

Ia mundur, dan kembali membenturkan dirinya ke pintu rumah tsb.

Tidak ada jawaban dari dalam rumah,

jadi si anjing kembali melalui jalan kecil,

melompati tembok kecil dan berjalan sepanjang batas kebun
tersebut.

Ia menghampiri jendela dan membenturkan kepalanya beberapa kali,

berjalan mundur, melompat balik dan menunggu di pintu.

Si penjual daging melihat seorang pria tinggi besar membuka
pintu

dan mulai menyiksa anjing tersebut, menendangnya, memukulinya,
serta menyumpahinya.

Si penjual daging berlari untuk menghentikan pria tersebut,

"Apa yang kau lakukan ..?

Anjing ini adalah anjing yg jenius.

Ia bisa masuk televisi untuk kejeniusannya. "

Pria itu menjawab, "Kau katakan anjing ini pintar ...?
Dalam minggu ini sudah dua kali anjing bodoh ini lupa membawa
kuncinya ..!"

Mungkin hal serupa pernah terjadi dalam kehidupan Anda.

Sesuatu yang bagi Anda kurang memuaskan,

mungkin adalah sesuatu yang sangat luar biasa bagi orang lain.

Yang membedakan hanyalah seberapa besar penghargaan kita.

Pemilik anjing tidak menghargai kemampuan si anjing dan hanya
terfokus pada kesalahannya semata,

sehingga menganggapnya anjing yang bodoh.

Sebaliknya, sang pemilik toko menganggap anjing tersebut luar
biasa pintarnya karena mampu berbelanja sendirian.

Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa setiap harinya kita
menghadapi pilihan yang sama.

Kita punya dua pilihan dalam menghadapi hidup ini,

apakah hendak mengeluh atas berbagai hal yang kurang memuaskan,

atau bersyukur atas berbagai karunia yang telah kita terima.

Tuhan telah mengkaruniai Anda dengan 86.400 detik per hari.

Sudah adakah yang Anda gunakan untuk mengucap syukur?

Apakah Kamu di Cintai Seseorang4

Seseorang yang mencintai kamu, tidak bisa memberikan alasan mengapa ia mencintaimu. Dia hanya tau,di mata dia kamulah satu2nya.
Seseorang yang mencintaimu, sebenarnya selalu membuatmu marah / gila / jengkel / stres.Tapi ia tidak pernah tau hal bodoh apa yang sudah ia lakukan.Karna semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanmu.
Seseorang yang mencintai kamu, jarang memujimu, tetapi di dalam hatinya kamu adalah yang terbaik hanya ia yang tau.
Seseorang yang mencintai kamu, akan marah2 atau mengeluh jika kamu tidak membalas pesannya atau tlp nya, karna ia peduli dan ia tidak ingin sesuatu terjadi pada kamu.
Seseorang yang mencintai kamu, hanya menjatuhkan air matanya di hadapanmu,ketika kamu mencoba untuk menghapus air matanya, kamu telah menyentuh hatinya.
Seseorang yang mencintai kamu, akan mengingat setiap kata yang kamu ucapkan, bahkan yang tidak sengaja dan ia akan selalu menggunakan kata2 itu tepat waktunya.
Seseorang yang mencintai kamu, tidak akan memberikan janji apapun dengan mudah, karena ia tidak mau mengingkari janjinya. Ia ingin kamu untuk mempercayainya dan ia ingin memberikan hidup yang paling bahagia dan aman selamanya.
Seseorang yang mencintai kamu, mungkin tidak bisa mengingat kejadian/kesempatan istimewa seperti hari ulang tahunmu, tapi ia tau bahwa setiap detik yang ia lalui, ia mencintaimu. Tidak peduli hari apakah hari ini.
Seseorang yang mencintai kamu, tidak mau berkata ” Aku Mencintaimu ” dengan mudah, Karna segalanya yang ia lakukan untuk kamu adalah untuk menunjukan bahwa ia siap mencintaimu, tetapi hanya ia yang mengatakan I LOVE U pada situasi yang spesial, karna ia tidak mau kamu salah mengerti. Dia mau kamu mengetahui bahwa ia mencintai dirimu.
Seseorang yang benar2 mencintaimu, akan merasa bahwa sesuatu harus dikatakan sekali saja. Karena ia berpikir bahwa kamu telah mengerti dirinya.
Seseorang yang mencintai kamu, tidak tau apakah ia harus menelponmu ketika kamu marah, tetapi ia akan mengirim pesan beberapa jam kemudian. Jika kamu menanyakan: Mengapa ia telat menelepon, ia akan berkata: ketika kamu marah penjelasan dari dirinya hanyalah sampah. Tetapi ketika kamu sudah tenang, penjelasan baru akan benar2 berguna

Apa Permintaanmu ?
Renungan Add comments
Mintalah,
Maka Allah Akan Memberi
Saya minta kekuatan
Dia beri aku kesulitan
supaya aku menjadi kuat

Saya minta kebiasaan bijaksana
Dia beri aku masalah
supaya aku memecahkannya dengan bijaksana

Saya minta kekayaan
Dia beri aku kekuatan otot dan otak
supaya aku berkarya

Saya minta keberanian
Dia beri aku bahaya
supaya aku mampu mengatasinya

Saya minta kasih sayang
Dia beri aku anak yang bermasalah
supaya aku dapat membantunya

Saya minta kesenangan
Dia beri aku beberapa peluang
supaya aku bisa memilih jenis kesenangan

Saya tidak memperoleh apapun yang saya mau,

Tetapi saya menerima segala-galanya yang saya butuhkan
AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI, OLEH KARENA ITU AKU SELALU
MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN.

Kata-Kata Diatas merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas hati
yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai,
tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa
membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.

Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama : Kita sering
memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita
miliki. Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah,kendaraan, pekerjaan
tetap, dan pasangan yang terbaik. Tapi anda masih merasa kurang. Pikiran
anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh
rumah yang besar dan indah,mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan
lebih banyak uang.

Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya.
Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati
kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi,
betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA"
dalam arti yang sesungguhnya.

Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang ''kaya''. Orang yang
''kaya'' bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat
menikmati apapun yang mereka miliki.

Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu
menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah
perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat
keadaan disekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda
akan merasakan nikmatnya hidup.

Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan
orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.
Seorang pengarang pernah mengatakan, ''Menikahlah dengan orang yang Anda
cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.'' Ini perwujudan rasa
syukur.

Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat
membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat
seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek
berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan
membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain
lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai,
lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.

Saya ingat, pertama kali bekerja saya senantiasa membandingkan penghasilan
saya dengan rekan-rekan semasa kuliah. Perasaan ini membuat saya resah dan
gelisah.

Sebagai mantan mahasiswa teladan di kampus, saya merasa gelisah setiap
mengetahui ada kawan satu angkatan yang memperoleh penghasilan di atas saya.

Nyatanya, selalu saja ada kawan yang penghasilannya melebihi saya. Saya
menjadi gemar bergonta-ganti pekerjaan, hanya untuk mengimbangi rekan-rekan
saya. Saya bahkan tak peduli dengan jenis pekerjaannya, yang penting
gajinya lebih besar.

Sampai akhirnya saya sadar bahwa hal ini tak akan pernah ada habisnya. Saya
berubah dan mulai mensyukuri apa yang saya dapatkan. Kini saya sangat
menikmati pekerjaan saya.

Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput
dipekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit
jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, ''Lulu,
Lulu.''

Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang
ini. Si dokter menjawab, ''Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak
oleh Lulu.'' Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia
terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok
dan berteriak, ''Lulu, Lulu''. ''Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?
'' tanyanya keheranan.

Dokter kemudian menjawab, ''Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.''

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki.
Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Saya ingin
mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu yang sedang
terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika
ditanya kenapa demikian, ia menjawab, ''Saya mempunyai dua anak laki-laki.

Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup ditanah seberang. Kalau
berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak
kedua saya.

Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan
berjumpa dengan anak pertama saya di surga.''

Bersyukurlah !

Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu
inginkan .... Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu ... Karena itu memberimu
kesempatan untuk belajar ... Bersyukurlah untuk masa-masa sulit ... Di masa
itulah kamu tumbuh ... Bersyukurlah untuk keterbatasanmu ... Karena itu
memberimu kesempatan untuk berkembang ...

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru ... Karena itu akan membangun
kekuatan dan karaktermu ... Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat ...
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga ... Bersyukurlah bila kamu
lelah dan letih ... Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan ...
Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik... Hidup yang
berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut...
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif ... Temukan
cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah
bagimu ...

Posted: 30 June 2007 13:04

Senin, 08 Februari 2010

3 Pintu Kebijaksanaan


Seorang Raja, mempunyai anak tunggal yang pemberani, trampil dan pintar. Untuk menyempurnakan pengetahuannya, ia mengirimnya kepada seorang pertapa bijaksana “Berikanlah pencerahan padaku tentang Jalan Hidupku” Sang Pangeran meminta.
“Kata-kataku akan memudar laksana jejak kakimu di atas pasir”, ujar Pertapa. “Saya akan berikan petunjuk padamu, di Jalan Hidupmu engkau akan menemui 3 pintu. Bacalah kata-kata yang tertulis di setiap pintu dan ikuti kata hatimu. Sekarang pergilah.” sang Pertapa menghilang dan Pangeran melanjutkan perjalanannya.

Segera ia menemukan sebuah pintu besar yang di atasnya tertulis kata “UBAHLAH DUNIA”
“Ini memang yang kuinginkan” pikir sang Pangeran. “Karena di Dunia ini ada hal2 yang aku sukai dan ada pula hal-hal yang tak kusukai. Aku akan mengubahnya agar sesuai keinginanku”
Maka mulailah ia memulai pertarungannya yang pertama, yaitu mengubah dunia. Ambisi, cita-cita dan kekuatannya membantunya dalam usaha menaklukkan dunia agar sesuai hasratnya. Ia mendapatkan banyak kesenangan dalam usahanya tetapi hatinya tidak merasa damai. Walau sebagian berhasil diubahnya tetapi sebagian lainnya menentangnya.

Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari, ia bertemu sang Pertapa kembali.
“Apa yang engkau pelajari dari Jalanmu ?”; tanya sang Pertapa.
“Aku belajar bagaimana membedakan apa yang dapat kulakukan dengan kekuatanku dan apa yang di luar kemampuanku, apa yang tergantung padaku dan apa yang tidak tergantung padaku” jawab Pangeran.
“Bagus! Gunakan kekuatanmu sesuai kemampuanmu. Lupakan apa yang di luar kekuatanmu, apa yang engkau tak sanggup mengubahnya” dan sang Pertapa menghilang.

Tak lama kemudian, sang Pangeran tiba di Pintu kedua yang bertuliskan “UBAHLAH SESAMAMU”
“Ini memang keinginanku” pikirnya. “Orang-orang di sekitarku adalah sumber kesenangan, kebahagiaan, tetapi mereka juga yang mendatangkan derita, kepahitan dan frustrasi.”
Kemudian iapun mencoba mengubah semua orang yang tak disukainya. Ia mencoba mengubah karakter mereka dan menghilangkan kelemahan mereka. Ini menjadi pertarungannya yang kedua.


Tahun-tahun berlalu, kembali ia bertemu sang Pertapa.
“Apa yang engkau pelajari kali ini?”
“Saya belajar, bahwa mereka bukanlah sumber dari kegembiraan atau kedukaanku, keberhasilan atau kegagalanku. Mereka hanya memberikan kesempatan agar hal-hal tsb. dapat muncul. Sebenarnya di dalam dirikulah segala hal tersebut berakar.”
“Engkau benar” Kata sang Pertapa. “Apa yang mereka bangkitkan dari dirimu, sebenarnya mereka mengenalkan engkau pada dirimu sendiri. Bersyukurlah pada mereka yang telah membuatmu senang dan bahagia serta bersyukur pulalah pada mereka yang menyebabkan derita dan frustrasi. Karena melalui merekalah, kehidupan mengajarkanmu apa yang perlu engkau kuasai dan jalan apa yang harus kau tempuh.”
Kembali sang Pertapa menghilang.

Kini Pangeran sampai ke pintu ketiga “UBAHLAH DIRIMU”
“Jika memang diriku sendirilah sumber dari segala problemku, memang disanalah aku harus mengubahnya” Ia berkata pada dirinya sendiri. Dan iapun memulai pertarungannya yang ketiga. Ia mencoba mengubah karakternya sendiri, melawan ketidak-sempurnaann ya, menghilangkan kelemahannya, mengubah segala hal yg tak ia sukai dari dirinya, yang tak sesuai dengan gambaran ideal.

Setelah beberapa tahun berusaha, dimana sebagian ia berhasil dan sebagian lagi gagal dan ada hambatan, Pangeran bertemu sang Pertapa kembali.
“Kini apa yang engkau pelajari ?”
“Aku belajar bahwa ada hal-hal di dalam diriku yang bisa ditingkatkan dan ada yang tidak bisa saya ubah.”
“Itu bagus” ujar sang pertapa.
“Ya” lanjut Pangeran, “tapi saya mulai lelah untuk bertarung melawan dunia, melawan setiap orang dan melawan diri sendiri. Tidakkah ada akhir dari semua ini? Kapan saya bisa tenang? Saya ingin berhenti bertarung, ingin menyerah, ingin meninggalkan semua ini!”
“Itu adalah pelajaranmu berikutnya” ujar Pertapa. Tapi sebelum itu, balikkan punggungmu dan lihatlah Jalan yang telah engkau tempuh” Dan iapun menghilang.

Ketika melihat ke belakang, ia memandang Pintu Ketiga dari kejauhan dan melihat adanya tulisan di bagian belakangnya yang berbunyi “TERIMALAH DIRIMU”.
Sang Pangeran terkejut karena tidak melihat tulisan ini ketika melalui pintu itu. “Ketika seorang mulai bertarung, maka ia mulai menjadi buta” katanya pada dirinya sendiri.
Ia juga melihat, bertebaran di atas tanah, semua yang ia campakkan, kekurangannya, bayangannya, ketakutannya. Ia mulai menyadari bagaimana mengenali mereka, menerimanya dan mencintainya apa adanya. Ia belajar mencintai dirinya sendiri dan tidak lagi membandingkan dirinya dengan orang lain, tanpa menghakimi, tanpa mencerca dirinya sendiri.

Ia bertemu sang Pertapa, dan berkata “Aku belajar, bahwa membenci dan menolak sebagian dari diriku sendiri sama saja dengan mengutuk untuk tidak pernah berdamai dengan diri sendiri. Aku belajar untuk menerima diriku seutuhnya, secara total dan tanpa syarat.”
“Bagus, itu adalah Pintu Pertama Kebijaksanaan” , ujar Pertapa. “Sekarang engkau boleh kembali ke Pintu Kedua”

Segera ia mencapai Pintu Kedua, yang tertulis di sisi belakangnya “TERIMALAH SESAMAMU”
Ia bisa melihat orang-orang di sekitarnya, mereka yang ia suka dan cintai, serta mereka yang ia benci. Mereka yang mendukungnya, juga mereka yang melawannya. Tetapi yang mengherankannya, ia tidak lagi melihat ketidak-sempurnaan mereka, kekurangan mereka. Apa yang sebelumnya membuat ia malu dan berusaha mengubahnya.

Ia bertemu sang Pertapa kembali, “Aku belajar” ujarnya “bahwa dengan berdamai dengan diriku, aku tak punya sesuatupun untuk dipersalahkan pada orang lain, tak sesuatupun yg perlu ditakutkan dari mereka. Aku belajar untuk menerima dan mencintai mereka, apa adanya.
“Itu adalah Pintu Kedua Kebijaksanaan” ujar sang Pertapa, “Sekarang pergilah ke Pintu Pertama.”

Dan di belakang Pintu Pertama, ia melihat tulisan “TERIMALAH DUNIA”
“Sungguh aneh” ujarnya pada dirinya sendiri “Mengapa saya tidak melihatnya sebelumnya?” . Ia melihat sekitarnya dan mengenali dunia yang sebelumnya berusaha ia taklukkan dan ia ubah. Sekarang ia terpesona dengan betapa cerah dan indahnya dunia. Dengan kesempurnaannya. Tetapi, ini adalah dunia yang sama, apakah memang dunia yang berubah atau cara pandangnya ?

Kembali ia bertemu dengan sang Pertapa: “Apa yang engkau pelajari sekarang ?”
“Aku belajar bahwa dunia sebenarnya adalah cermin dari jiwaku. Bahwa jiwaku tidak melihat dunia melainkan melihat dirinya sendiri di dalam dunia. Ketika jiwaku senang, maka dunia pun menjadi tempat yang menyenangkan. Ketika jiwaku muram, maka duniapun kelihatannya muram. Dunia sendiri tidaklah menyenangkan atau muram. Ia ADA, itu saja. Bukanlah dunia yang membuatku terganggu, melainkan ide yang aku lihat mengenainya. Aku belajar untuk menerimanya tanpa menghakimi, menerima seutuhnya, tanpa syarat.”
“Itu Pintu Ketiga Kebijaksanaan” ujar sang Pertapa. “Sekarang engkau berdamai dengan dirimu, sesamamu dan dunia” Sang pertapa pun menghilang.
j
Sang pangeran merasakan aliran yang menyejukkan dari kedamaian, ketentraman, yang berlimpah merasuki dirinya. Ia merasa hening dan damai.

Sosok Seorang Ayah

Tuk’ smua ayah d dunia n special thank’s buat Papa

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya. Lalu bagaimana dengan Papa? Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng. Tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau
lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu…Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya” , Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka…. Tapi sadarkah kamu? Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang” Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :”Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”. Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga.. Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama…. Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia….. :’) Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.. Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir… Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut…Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. . Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?” Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti… Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa….Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…Papa harus melepasmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu? Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati… Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa. Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!” Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”. Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya. Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..Karena Papa tahu…..Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti…

Dan akhirnya….Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia…. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis? Papa menangis karena papa sangat Bahagia!

Kemudian Papa berdoa….Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….Bahagiakanlah ia bersama suaminya….”

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….

Papa telah menyelesaikan tugasnya….

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita…Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu…

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal apapun.:’)

Tersenyum dan bersyukurlah ketika kamu bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah hingga tugasnya selesai….
Jika kamu mengalaminya, Kamu adalah salah satu orang yang beruntung…

Peace….

(Thomas Tjahja - milis Single Katolik)

Berhentilah Mengeluh…

Berhentilah Mengeluh…


Coba renungkan penyampaian ini sebelum Anda mulai mengeluhkan berbagai hal yang terjadi dalam hidup Anda…
Hari ini…
Sebelum Anda mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali
Sebelum Anda mengeluh tentang rasa dari makanan yang Anda santap,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum Anda mengeluh tidak punya apa-apa
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan.
Sebelum Anda mengeluh bahwa Anda buruk,
Pikirkan tentang seseorang
yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.

Sebelum Anda mengeluh tentang suami atau istri Anda,
Pikirkan tentang seseorang
yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup.
Hari ini sebelum Anda mengeluh tentang hidup Anda,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.
Sebelum Anda mengeluh tentang anak-anak Anda
Pikirkan tentang seseorang
yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul.

Sebelum Anda mengeluh tentang rumah Anda yang kotor
karena pembantu tidak mengerjakan tugasnya,
Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan.
Sebelum Anda mengeluh tentang jauhnya Anda telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan.
Dan di saat Anda lelah dan mengeluh tentang pekerjaan Anda,
Pikirkan tentang pengangguran,orang-orang cacat
yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.
Sebelum Anda menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa,,,
Kita semua menjawab kepada Sang Pencipta
Dan ketika Anda sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan, tersenyum
dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa Anda masih hidup !

Life is a gift
Live it…
Enjoy it…
Celebrate it…
And fulfill it.
Cintai orang lain dengan perkataan dan perbuatanmu
Cinta diciptakan tidak untuk disimpan atau disembunyikan
Anda tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan,
Mereka cantik atau tampan karena Anda mencintainya,,,
It’s true
you don’t know what you’ve got
until it’s gone,
but it’s also true
You don’t know what you’ve been missing
until it arrives!!!

Jadi……..berhentilah mengeluh, hadapilah manis pahitnya hidup dengan bersyukur terhadap semua yang telah Tuhan berikan….