Jumat, 12 Maret 2010

KEJUJURAN

Salah satu ceritera dari fabel-fabel Aesop yang menjadi terkenal adalah yang tentang gembala yang suka berbohong. Pada suatu hari seorang gembala muda sedang menjaga domba-dombanya. Entah karena bosan atau hanya iseng, dia memikirkan untuk melakukan sesuatu yang dia anggap lucu. Dia mulai berteriak, “Serigala! Serigala! Tolong ada serigala menyerang domba-domba!” Dengan segera sekelompok penduduk desa datang bersenjatakan tongkat, kayu dan sebagainya! “Dimana serigala?” tanya mereka dengan siap mengusir serigala itu. “Ha ha ha... tidak ada serigala koq!” jawab si pemuda itu sambil terbahak-bahak, “Saya cuma bercanda!” Dan rombongan itu pun pergi dengan kecewa atas sikap gembala muda itu yang membohongi mereka.

Dua kali lagi gembala muda itu melakukan hal yang sama dan setiap saat dia tertawa puas karena berhasil membohongi orang-orang desa itu. Pada suatu hari seekor serigala benar-benar menyerang dan memangsa domba-dombanya, dan pemuda itu berteriak minta tolong tapi tak satu pun yang datang sebab para penduduk desa berpikir dia berbohong lagi!

Kebanyakan dari kita bertumbuh dengan orang tua yang sering berkata kepada kita, “Apapun yang kamu lakukan, janganlah berbohong kepada orangtua.” “Kalau kamu berbohong terus, nanti Mama dan Papa sudah sulit percaya kamu!” Memang benar bahwa seorang pembohong itu tidak dipercaya lagi ketika ia mengatakan yang benar.

Tentu saja tidak ada seorang pun yang sempurna. Kita semua berbuat kesalahan. Kita meminta maaf seperti kita pun bersedia memaafkan orang lain. Namun menjadi orang yang jujur dan bisa dipercayai itu penting. Kadang-kadang kita meremehkan kesalahan kita, “Itu kan cuma bohong-bohongan kecil!” atau “Saya berbohong demi kebaikan!” Tapi yang jelas itu tetap kebohongan! Termasuk menyuruh anak atau pasangan kita mengatakan kepada orang bahwa kita “tidak ada,” padahal kita ada! Inti ajaran Yesus tentang Kejujuran ialah: Orang yang tidak bisa jujur dalam hal-hal yang kecil juga tak bisa jujur dalam perkara besar! Sebab akhirnya ketidakjujuran itu menjadi kebiasaan kita dan contoh ketidakjujuran itu mudah sekali menular ke anak-anak serta keluarga kita! (P.Noel,SDB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar