Jumat, 05 Maret 2010

Ibu Teresa - Cara yang sangat Sederhana

RAHASIAKU sungguh sederhana: Aku berdoa.
Para murid bertanya kepada Yesus, "Tuhan ajarilah kami berdoa,"
sebab mereka begitu sering melihat Dia berdoa dan mereka tahu bahwa
Dia sedang berbicara dengan Bapa-Nya. Bagaimana kira-kira saat-saat
doa tersebut kita hanya tahu dari cinta Yesus yang terus menerus
kepada Bapa-Nya, "Bapa-Ku!" Dan Dia mengajari murid-murid-Nya suatu
cara sederhana untuk berbicara dengan Allah sendiri.
Doa. yang membuahkan hasil harus datang dari hati dan harus mampu
menyentuh hati Allah. Lihatlah bagaimana Yesus mengajari
murid-murid-Nya berdoa:
'Panggillah Allah sebagai Bapamu; puji dan muliakanlah nama-Nya:
-Bapa-kami yang ada surga, dimuliakanlah nama-Mu."
Lakukanlah kehendak-Nya, mintalah makanan setiap hari, baik rohani
maupun yang duniawi: "Datanglah Kerajaan-Mu. Jadilah hendak-Mu di
atas bumi, seperti di dalam surga. Berilah kami rejeki pada hari
ini."
Mintalah pengampunan atas dosa-dosamu sehingga kita dapat mengampuni
orang-orang lain; mintalah juga rahmat agar kita dibebaskan dari
yang jahat yang ada di dalam diri kita dan di sekitar kita: "Dan
ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni orang yang
bersalah kepada kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam
percobaan, melainkan bebaskanlah kami dari yang jahat. "
. Doa yang sempurna tidak terdiri dari banyak kata, melainkan dari
kegairahan hasrat yang menggugah hati Yesus.

Kita memiliki masa-masa bahagia dan sedih, penyakit dan
penderitaan.Itu adalah bagian dari salib. Setiap orang yang
mengikuti Dia sepenuh-penuhnya harus juga ikut serta dalam
penderitaanNya.
Itulah sebabnya kita membutuhkan doa; itulah sebabnya kita
membutuhkan Roti kehidupan itulah sebabnya kita mengadakan adorasi
itulah sebabnya kita melakukan tobat.

Kita merumitkan doa sebagaimana hal kita merumitkan banyak hal.
Itulah mencintai Yesus dengan cinta yang tak terbagi untukmu, untuk
aku, untuk semua dari kita. Dan cinta yang tak terbagi itu
diwujudkan dalam perbuatan apabila kita melakukan seperti apa yang
dikatakan Yesus, Cintailah satu sama lain bagaimana Aku telah
mencintai kamu."
Cinta adalah buah segala musim, dan dapat dipetik oleh setiap orang.
Setiap orang dapat mengumpulkannya dan tidak ada batasannya.
Sebelum Yesus datang, Allah itu sudah agung dalam kemuliaan-Nya,
agung dalam ciptaan-Nya. Kemudian ketika Yesus datang, menjadi salah
satu di antara kita, karena betapa besar Bapa-Nya mencintai dunia
ini sehingga Dia mengaruniakan Putera-Nya kepada kita. Dan Yesus
mencintai Bapa-Nya dan menghendaki kita belajar berdoa dengan
mencintai satu sama lain sebagaimana Bapa mencintai-Nya
"Aku mencintai kamu," Dia terus-menerus mengatakan, "Sebagaimana
Bapa mencintai kamu, maka cintailah Dia." Dan cinta-Nya adalah
salib. Cinta-Nya adalah Roti Kehidupan. Dia menghendaki kita berdoa
dengan hati yang bersih, dengan hati yang murni, dengan hati yang
tulus. "Jika kamu tidak menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak
dapat belajar berdoa, kamu tidak masuk surga, kamu tidak dapat
melihat Allah." Menjadi anak kecil berarti menjadi satu dengan Bapa,
mencintai Bapa, berdamai dengan Bapa, Bapa kita.
Aku datang kepadamu, Yesus, untuk merasakan sentuhan-Mu sebelum aku
memulai hari hidupku Arahkanlah mata-Mu sebentar pada mataku
Izinkanlah aku membawa ke tempat kerjaku jaminan persahabatan-Mu
Isilah pikiranku sehingga dapat menempuh padang gurun kebisingan
Biarkanlah cahaya mentari-Mu yang terpuji memenuhi puncak-puncak
pikiranku Dan berilah aku kekuatan bagi mereka yang membutuhkan aku.


Sumber : Mutiara Cinta

Muder Teresa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar