Sabtu, 27 Februari 2010

Mujizat Yang Tak Terlupakan

Pada tahun 1970 ketika saya masih duduk di kelas V Sekolah Dasar Katolik di salah satu daerah di Flores, terjadilah sebuah peristiwa rohani yang luar biasa, yang hingga kini tidak pernah saya lupakan. Kejadiannya demikian. Kami lahir dari sebuah keluarag besar dengan 9 bersaudara, 7 laki-laki dan 2 perempuan.

Ayah kami adalah seorang Kepala Sekolah Dasar Katolik dimana kami bersekolah. Untuk membantu tugas keluarga, khususnya ibunda yang selalu giat bertani, ayah membeli 2 ekor kuda. Kuda yang satu dipergunakan sebagai kuda beban, yang satu dipergunakan sebagai kuda tunggang. Misalnya selagi ayah mau ke pasar atau urusan dinas ke kota kecamatan. Biasanya cara pemeliharaan kuda di tempat asal kami sangat mudah.
Kuda dilepaskan begitu saja di padang atau di bukit yang berrumput dan sekali dalam seminggu ditangkap untuk dimandikan dan diberikan makanan tambahan, seperti jagung atau beras.

Pada suatu ketika, kuda kesayangan tersebut jatuh dalam jurang yang terjal dengan kemiringan 120 derajat, dan secara akal sehat tidak mungkin untuk ditarik keluar dengan kekuatan manusia dengan kondisi di desa saat itu. Mungkin kalau di jakarta tinggal panggil helikopter, lalu turunkan tali dan sepersekian menit kuda tersebut bisa ditarik atau diangkat keluar.
Melihat kejadian itu saya dan adik saya berusaha sekuat tenaga bagaimana caranya supaya kuda tersebut, bisa keluara dari jurang yang sial itu. Kami turun perlahan-lahan ke dalam jurang tersebut, dan mengikatkan tali di lehernya, lalu bersama-sama kami berdua berusaha untuk menarik kuda tersebut. Memang usaha tersebut sia-sia dan kalau dipikir-pikir usaha kami berdua waktu itu merupakan sebuah tindakan yang bodoh. Bagaimana mungkin harus menarik seekor kuda dari jurang yang terjal. Setelah berusaha sekian lama dan tidak mendapatkan hasil, kami berdua pun menangis, kasihan bahwa kuda ini pasti akan mati dan yang lain bagaimana cara menyampaikan berita ini kepada ayah kami. Karena kuda tersebut merupakan kuda kesayangan.

Ditengah kesedian dan kekalutan yang kami alami, tiba-tiba dari dalam hati muncul bisikan, supaya kalian berdua berdoa saja satu kali Bapa Kami dan tiga kali Salam Maria. Dengan serta merta kami melaksanakannya doa Bapa Kami dan Salam Maria. Dan Tuhan mendengarkan doa kami. Kami tidak mengalami kesulitan menarik kembali kuda dari jurang yang terjal itu. Kuda berjalan sendiri seperti di jalan yang rata dan tanpa suatu hambatan sedikit pun. Kalau Tuhan berkehendak segala sesuatu menurut ukuran manusia adalah tidak mungkin, tapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Jadi berdoalah selalau satu kali Bapa Kami dan tiga kali Salam Maria di saat-saat anda merasakan suatu kesulitan yang luar biasa dan tidak terpecahkan. Percayalah Tuhan akan menolong anda, dan pastikan pada saat itu anda berhubungan sebagai seorang anak dengan seorang Bapa.

Demikian kejadian ini kami berikan kepada anda semua melalui Pondok Renungan, dengan harapan akan memperkuat iman anda.

Salam dari,


Marsellinus Ado Wawo
Email: marsellinus.adowawo@summarecon.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar