Suatu malam, saya bermimpi setelah saya berdoa tentang begitu banyak hal dalam hidup yang mengganggu saya dan bertanya kepada Tuhan, "Mengapa ini terjadi?" Di dalam mimpi tersebut, saya sedang duduk di samping kanvas besar yang tertutup dan Tuhan berdiri di hadapan saya. Perlahan-lahan Dia mengangkat lukisan kanvas hidup saya sambil berkata-kata:
"Anak-Ku, Aku telah mendengar pertanyaan mengapa-mu. Aku ingin menunjukkan kepadamu apa yang telah Ku-lukis di kanvas kehidupanmu. Aku tahu kau berpikir bahwa Aku tidak mendengar doa-doamu, tapi Aku jamin Aku mendengar setiap kata, karena Aku berada di sana bersamamu. Kamu lihat, Aku sedang melukis kehidupanmu di sebuah kanvas. Aku melihat setiap air mata, dan setiap saat tersebut, Aku telah melukisnya."
"Kamu lihat, Aku melukis hidupmu ketika kamu dalam kesakitan dan mencatnya dengan warna biru safir, warna yang sangat Ku-sukai. Aku melukis hidupmu ketika kamu merasa sendirian dan mencatnya dengan merah. Aku melukis hidupmu ketika kamu bahagia, dan mencatnya dengan warna emas. Aku melukis hidupmu ketika kamu berlari ke lengan-Ku, menghabiskan banyak waktu dengan Aku dan Aku mencatnya dengan warna ungu."
Dia mengangkat potret dan saya pun menahan napas, ketika saya melihat kanvas hidup saya - Dia telah melukis pelangi tersebut yang sebelumnya belum pernah saya lihat. Disaat itulah saya sadar bahwa Dia telah berada di sana sepanjang waktu dalam hidup saya. Lewat semua kejadian yang telah saya lalui, Dia ingin membuat hidup saya seperti lukisan pelangi.
Dia menggunakan semua warna ... semua waktu tersebut... Dia ada disana, tepat di samping saya, menyebabkan semuanya bekerja sama untuk kebaikan saya. Dan dari semua hal tersebut, Dia telah menciptakan keindahan seperti pelangi yang kedua mata saya sendiri tidak bisa melihat seluruhnya.
Kemudian saya terbangun dari mimpi. Tidak pernah lagi akan saya ragukan cinta Tuhan. Dan entah bagaimana, saya tahu bahwa di setiap waktu yang akan datang saya akan mengingat pelangi, dan kasih Allah, selalu ...
"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
(Roma 8:28)
1 Yohanes 4:10 "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus anakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita"
Selasa, 29 Juni 2010
Belajar Dari Semut
Suatu hari Raja Daud mengajak Salomo anaknya utk menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah letih berkeliling duduklah ia di bawah sebuah pohon yang rindang. Dilihatnya Salomo sedang asyik memandangi sesuatu. Rasa penasaran Daud mendorongnya untuk menghampiri Salomo.
"Anakku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang ayah.
"Oh lihatlah ayah sekawanan semut itu, mereka begitu sibuk mengangkat daun menuju sarang. Untuk apa sebenarnya daun-daun itu?" tanya Salomo kepada ayahnya.
"Daun itu adalah makanannya, anakku. Ini adalah musim dimana mereka biasa mengumpulkan makanan, untuk bekal ketika salju mulai turun menutupi bumi," jawab Daud.
"Lihatlah mereka begitu kecil tapi sanggup mengangkat daun yang begitu besar, bahkan jauh lebih besar dari tubuh mereka sendiri. Ternyata semut tidak selemah yang aku kira selama ini," sambung Salomo. Dia tampak begitu heran dan kagum dengan pemandangan yang sedang dilihatnya.
"Yah, itulah kuasa Tuhan, bahkan binatang yang paling lemah diberikan Tuhan kekuatan melebihi yang lain. Tuhan itu adil. Tahukah kamu anakku, semut yang kecil ini sanggup mengangkat beban yang bahkan 10 kali lebih berat dari tubuhnya. Seekor gajah yang paling besarpun tidak akan sanggup menandingi kekuatan seekor semut. Anakku, jangan pernah sekalipun engkau meremehkan mereka yang tampak lemah. Belajarlah dari semut jika engkau nanti menjadi seorang raja, " jawab Raja Daud.
"Engkau tahu berapa lama mereka akan mengangkat makanan-makanan itu?" tanya Raja.
"Entah ayah, mungkin sampai nanti sore," jawab Salomo.
"Tidak nak, tidak seperti itu. Mereka akan terus bekerja mengumpulkan makanan hingga musim dingin tiba. Lihatlah bagaimana mereka bekerja! Mereka seakan tidak pernah lelah. Tidak ada yang diam, tidak ada yang tampak sedang asik bersantai bukan?" sambung Raja Daud.
"Ya, ayah benar. Mereka semua bekerja! Tapi Ayah, mungkinkah karena mereka takut akan dihukum jika tidak bekerja? Mungkin ada yang sedang mengawasi mereka bekerja," Salomo mencoba mengajukan argumennya.
"Tidak, tidak ada yang mengawasi, semut bukan budak dari siapapun. Semut hanya memiliki seorang ratu yang bertugas melahirkan para semut, sedangkan sebagian besar semut adalah jenis pekerja dan sisanya adalah semut prajurit yang bertugas menjaga koloni dan ratu mereka. Tapi tidak untuk mengontrol para pekerja," jawab Raja Daud.
"Anak ku, jika engkau mau merenungkannya, engkau bisa belajar banyak dari kehidupan para semut," sambung Raja Daud.
"Apakah itu ayah, katakanlah supaya aku ini mengerti," pinta Salomo.
"Baiklah, supaya engkau tahu, semut adalah binatang yang bijaksana, yang menyadari bahwa untuk segala sesuatu ada masanya. Mereka menyadari ada waktu untuk mengumpulkan dan bekerja serta ada waktu untuk beristirahat. Ketika masa untuk bekerja datang, mereka akan menggunakannya untuk mengumpulkan bekal makanan. Tak satupun dari mereka yang berusaha mencuri waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. Karena mereka sadar ketika musim dingin tiba, mereka akan dapat beristirahat di dalam sarangnya yang hangat, semua beristirahat, tidak ada yang bekerja. Mereka makan dan minum, berpesta sambil menanti datangnya musim semi."
"Yang kedua, sebagai semut, mereka tahu bagaimana hidup dalam bersama dalam komunitasnya. Setiap semut paham akan tugas dan perannya masing masing. Mereka menjalankan tugasnya dengan setia. Mereka tidak perlu dipaksa dan tidak perlu didikte. Mereka tetap bekerja tanpa perlu diawasi. Tiap-tiap semut akan melakukan tugasnya dengan sukarela dan sungguh-sungguh. Yang satu tidak iri dengan yang lain. Selain rajin, semut adalah binatang yang memiliki integritas tinggi."
"Anakku jika engkau nanti menjadi seorang raja yang akan memimpin bangsamu, ajaklah rakyatmu belajar dari para semut," sambung Sang Daud.
Tak terasa hari semakin siang. Matahari sudah berada tepat di atas kepala. Digandengnya tangan Salomo, "Anakku sudah saatnya untuk pulang. Masih cukup waktu untuk kamu bisa merenungkannya nanti."
Ya masih banyak waktu bagi kita untuk merenungkan, betapa tidak sempurnanya kita sebagai manusia, hingga masih harus belajar dari para semut.
"Anakku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang ayah.
"Oh lihatlah ayah sekawanan semut itu, mereka begitu sibuk mengangkat daun menuju sarang. Untuk apa sebenarnya daun-daun itu?" tanya Salomo kepada ayahnya.
"Daun itu adalah makanannya, anakku. Ini adalah musim dimana mereka biasa mengumpulkan makanan, untuk bekal ketika salju mulai turun menutupi bumi," jawab Daud.
"Lihatlah mereka begitu kecil tapi sanggup mengangkat daun yang begitu besar, bahkan jauh lebih besar dari tubuh mereka sendiri. Ternyata semut tidak selemah yang aku kira selama ini," sambung Salomo. Dia tampak begitu heran dan kagum dengan pemandangan yang sedang dilihatnya.
"Yah, itulah kuasa Tuhan, bahkan binatang yang paling lemah diberikan Tuhan kekuatan melebihi yang lain. Tuhan itu adil. Tahukah kamu anakku, semut yang kecil ini sanggup mengangkat beban yang bahkan 10 kali lebih berat dari tubuhnya. Seekor gajah yang paling besarpun tidak akan sanggup menandingi kekuatan seekor semut. Anakku, jangan pernah sekalipun engkau meremehkan mereka yang tampak lemah. Belajarlah dari semut jika engkau nanti menjadi seorang raja, " jawab Raja Daud.
"Engkau tahu berapa lama mereka akan mengangkat makanan-makanan itu?" tanya Raja.
"Entah ayah, mungkin sampai nanti sore," jawab Salomo.
"Tidak nak, tidak seperti itu. Mereka akan terus bekerja mengumpulkan makanan hingga musim dingin tiba. Lihatlah bagaimana mereka bekerja! Mereka seakan tidak pernah lelah. Tidak ada yang diam, tidak ada yang tampak sedang asik bersantai bukan?" sambung Raja Daud.
"Ya, ayah benar. Mereka semua bekerja! Tapi Ayah, mungkinkah karena mereka takut akan dihukum jika tidak bekerja? Mungkin ada yang sedang mengawasi mereka bekerja," Salomo mencoba mengajukan argumennya.
"Tidak, tidak ada yang mengawasi, semut bukan budak dari siapapun. Semut hanya memiliki seorang ratu yang bertugas melahirkan para semut, sedangkan sebagian besar semut adalah jenis pekerja dan sisanya adalah semut prajurit yang bertugas menjaga koloni dan ratu mereka. Tapi tidak untuk mengontrol para pekerja," jawab Raja Daud.
"Anak ku, jika engkau mau merenungkannya, engkau bisa belajar banyak dari kehidupan para semut," sambung Raja Daud.
"Apakah itu ayah, katakanlah supaya aku ini mengerti," pinta Salomo.
"Baiklah, supaya engkau tahu, semut adalah binatang yang bijaksana, yang menyadari bahwa untuk segala sesuatu ada masanya. Mereka menyadari ada waktu untuk mengumpulkan dan bekerja serta ada waktu untuk beristirahat. Ketika masa untuk bekerja datang, mereka akan menggunakannya untuk mengumpulkan bekal makanan. Tak satupun dari mereka yang berusaha mencuri waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. Karena mereka sadar ketika musim dingin tiba, mereka akan dapat beristirahat di dalam sarangnya yang hangat, semua beristirahat, tidak ada yang bekerja. Mereka makan dan minum, berpesta sambil menanti datangnya musim semi."
"Yang kedua, sebagai semut, mereka tahu bagaimana hidup dalam bersama dalam komunitasnya. Setiap semut paham akan tugas dan perannya masing masing. Mereka menjalankan tugasnya dengan setia. Mereka tidak perlu dipaksa dan tidak perlu didikte. Mereka tetap bekerja tanpa perlu diawasi. Tiap-tiap semut akan melakukan tugasnya dengan sukarela dan sungguh-sungguh. Yang satu tidak iri dengan yang lain. Selain rajin, semut adalah binatang yang memiliki integritas tinggi."
"Anakku jika engkau nanti menjadi seorang raja yang akan memimpin bangsamu, ajaklah rakyatmu belajar dari para semut," sambung Sang Daud.
Tak terasa hari semakin siang. Matahari sudah berada tepat di atas kepala. Digandengnya tangan Salomo, "Anakku sudah saatnya untuk pulang. Masih cukup waktu untuk kamu bisa merenungkannya nanti."
Ya masih banyak waktu bagi kita untuk merenungkan, betapa tidak sempurnanya kita sebagai manusia, hingga masih harus belajar dari para semut.
Berkat atau Kutuk
Pernah ada seorang tua yang hidup di desa kecil. Meskipun ia miskin, semua orang cemburu kepadanya karena ia memiliki kuda putih cantik. Bahkan raja menginginkan hartanya itu. Kuda seperti itu belum pernah dilihat begitu kemegahannya, keagungannya dan kekuatannya.
Orang menawarkan harga amat tinggi untuk kuda jantan itu, tetapi orang tua itu selalu menolak, "Kuda ini bukan kuda bagi saya," ia akan mengatakan. "Ia adalah seperti seseorang. Bagaimana kita dapat menjual seseorang. Ia adalah sahabat bukan milik. Bagaimana kita dapat menjual seorang sahabat."
Orang itu miskin dan godaan besar. Tetapi ia tetap tidak menjual kuda itu.
Suatu pagi ia menemukan bahwa kuda itu tidak ada di kandangnya. Seluruh desa datang menemuinya.
"Orang tua bodoh," mereka mengejek dia, "sudah kami katakan bahwa seseorang akan mencuri kudamu. Kami sudah peringatkan bahwa kamu akan dirampok. Anda begitu miskin. Mana mungkin anda dapat melindungi binatang yang begitu berharga? Sebaiknya anda sudah menjualnya. Anda boleh minta harga apa saja. Harga setinggi apapun akan di bayar juga. Sekarang kuda itu hilang dan anda dikutuk oleh kemalangan."
Orang tua itu menjawab, "Jangan bicara terlalu cepat. Katakan saja bahwa kuda itu tidak berada di kandangnya. Itu saja yang kita tahu; selebihnya adalah penilaian. Apakah saya di kutuk atau tidak, bagaimana Anda dapat ketahui itu? Bagaimana Anda dapat menghakimi?"
Orang protes, "Jangan menggambarkan kita sebagai orang bodoh! Mungkin kita bukan ahli filsafat, tetapi filsafat hebat tidak diperlukan. Fakta sederhana bahwa kudamu hilang adalah kutukan."
Orang tua itu berbicara lagi, "Yang saya tahu hanyalah bahwa kandang itu kosong dan kuda itu pergi. Selebihnya saya tidak tahu. Apakah itu kutukan atau berkat, saya tidak dapat katakan. Yang dapat kita lihat hanyalah sepotong saja. Siapa tahu apa yang akan terjadi nanti?"
Orang-orang desa tertawa. Menurut mereka orang itu gila. Mereka memang selalu menganggap dia orang tolol; kalau tidak, ia akan menjual kuda itu dan hidup dari uang yang diterimanya. Sebaliknya, ia seorang tukang potong kayu miskin, orang tua yang memotong kayu bakar dan menariknya keluar hutan lalu menjualnya. Uang yang ia terima hanya cukup untuk membeli makanan, tidak lebih. Hidupnya sengsara sekali. Sekarang ia sudah membuktikan bahwa ia betul-betul tolol.
Sesudah lima belas hari, kuda itu kembali. Ia tidak di curi, ia lari ke dalam hutan. Ia tidak hanya kembali, ia juga membawa sekitar selusin kuda liar bersamanya. Sekali lagi penduduk desa berkumpul di sekeliling tukang potong kayu itu dan mengatakan, "Orang tua, kamu benar dan kami salah. Yang kami anggap kutukan sebenarnya berkat. Maafkan kami."
Jawab orang itu, "Sekali lagi kalian bertindak gegabah. Katakan saja bahwa kuda itu sudah balik. Katakan saja bahwa selusin kuda balik bersama dia, tetapi jangan menilai. Bagaimana kalian tahu bahwa ini adalah berkat? Anda hanya melihat sepotong saja. Kecuali kalau kalian sudah mengetahui seluruh cerita, bagaimana anda dapat menilai? Kalian hanya membaca satu halaman dari sebuah buku. Dapatkah kalian menilai seluruh buku? Kalian hanya membaca satu kata dari sebuah ungkapan. Apakah kalian dapat mengerti seluruh ungkapan? Hidup ini begitu luas, namun Anda menilai seluruh hidup berdasarkan satu halaman atau satu kata. Yang anda tahu hanyalah sepotong! Jangan katakan itu adalah berkat. Tidak ada yang tahu. Saya sudah puas dengan apa yang saya tahu. Saya tidak terganggu karena apa yang saya tidak tahu."
"Barangkali orang tua itu benar," mereka berkata satu kepada yang lain. Jadi mereka tidak banyak berkata-kata. Tetapi di dalam hati mereka tahu ia salah. Mereka tahu itu adalah berkat. Dua belas kuda liar pulang bersama satu kuda. Dengan kerja sedikit, binatang itu dapat dijinakkan dan dilatih, kemudian dijual untuk banyak uang.
Orang tua itu mempunyai seorang anak laki-laki. Anak muda itu mulai menjinakkan kuda-kuda liar itu. Setelah beberapa hari, ia terjatuh dari salah satu kuda dan kedua kakinya patah. Sekali lagi orang desa berkumpul sekitar orang tua itu dan menilai.
"Kamu benar," kata mereka, "Kamu sudah buktikan bahwa kamu benar. Selusin kuda itu bukan berkat. Mereka adalah kutukan. Satu-satunya puteramu patah kedua kakinya dan sekarang dalam usia tuamu kamu tidak ada siapa-siapa untuk membantumu. Sekarang kamu lebih miskin lagi."
Orang tua itu berbicara lagi, "Ya, kalian kesetanan dengan pikiran untuk menilai, menghakimi. Jangan keterlaluan. Katakan saja bahwa anak saya patah kaki. Siapa tahu itu berkat atau kutukan? Tidak ada yang tahu. Kita hanya mempunyai sepotong cerita. Hidup ini datang sepotong-sepotong."
Maka terjadilah 2 minggu kemudian negeri itu berperang dengan negeri tetangga. Semua anak muda di desa diminta untuk menjadi tentara. Hanya anak si orang tua tidak diminta karena ia sedang terluka. Sekali lagi orang berkumpul sekitar orang tua itu sambil menangis dan berteriak karena anak-anak mereka sudah dipanggil untuk bertempur. Sedikit sekali kemungkinan mereka akan kembali. Musuh sangat kuat dan perang itu akan dimenangkan musuh. Mereka mungkin tidak akan melihat anak-anak mereka kembali.
"Kamu benar, orang tua," mereka menangis, "Tuhan tahu kamu benar. Ini membuktikannya. Kecelakaan anakmu merupakan berkat. Kakinya patah, tetapi paling tidak ia ada bersamamu. Anak-anak kami pergi untuk selama-lamanya."
Orang tua itu berbicara lagi, "Tidak mungkin untuk berbicara dengan kalian. Kalian selalu menarik kesimpulan. Tidak ada yang tahu. Katakan hanya ini: anak-anak kalian harus pergi berperang, dan anak saya tidak. Tidak ada yang tahu apakah itu berkat atau kutukan. Tidak ada yang cukup bijaksana untuk mengetahui. Hanya Allah yang tahu."
* * * *
Orang tua itu benar. Kita hanya tahu sepotong dari seluruh kejadian. Kecelakaan-kecelakaan dan kengerian hidup ini hanya merupakan satu halaman dari buku besar. Kita jangan terlalu cepat menarik kesimpulan. Kita harus simpan dulu penilaian kita dari badai-badai kehidupan sampai kita ketahui seluruh cerita.
Saya tidak tahu dari mana si tukang kayu belajar menjaga kesabarannya. Mungkin dari tukang kayu lain di Galelia. Sebab tukang kayu itulah yang paling baik mengungkapkannya:
"Janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri."
Ia adalah yang paling tahu. Ia menulis cerita kita. Dan Ia sudah menulis bab yang terakhir. (In The Eye of The Storm - Max Lucado)
Orang menawarkan harga amat tinggi untuk kuda jantan itu, tetapi orang tua itu selalu menolak, "Kuda ini bukan kuda bagi saya," ia akan mengatakan. "Ia adalah seperti seseorang. Bagaimana kita dapat menjual seseorang. Ia adalah sahabat bukan milik. Bagaimana kita dapat menjual seorang sahabat."
Orang itu miskin dan godaan besar. Tetapi ia tetap tidak menjual kuda itu.
Suatu pagi ia menemukan bahwa kuda itu tidak ada di kandangnya. Seluruh desa datang menemuinya.
"Orang tua bodoh," mereka mengejek dia, "sudah kami katakan bahwa seseorang akan mencuri kudamu. Kami sudah peringatkan bahwa kamu akan dirampok. Anda begitu miskin. Mana mungkin anda dapat melindungi binatang yang begitu berharga? Sebaiknya anda sudah menjualnya. Anda boleh minta harga apa saja. Harga setinggi apapun akan di bayar juga. Sekarang kuda itu hilang dan anda dikutuk oleh kemalangan."
Orang tua itu menjawab, "Jangan bicara terlalu cepat. Katakan saja bahwa kuda itu tidak berada di kandangnya. Itu saja yang kita tahu; selebihnya adalah penilaian. Apakah saya di kutuk atau tidak, bagaimana Anda dapat ketahui itu? Bagaimana Anda dapat menghakimi?"
Orang protes, "Jangan menggambarkan kita sebagai orang bodoh! Mungkin kita bukan ahli filsafat, tetapi filsafat hebat tidak diperlukan. Fakta sederhana bahwa kudamu hilang adalah kutukan."
Orang tua itu berbicara lagi, "Yang saya tahu hanyalah bahwa kandang itu kosong dan kuda itu pergi. Selebihnya saya tidak tahu. Apakah itu kutukan atau berkat, saya tidak dapat katakan. Yang dapat kita lihat hanyalah sepotong saja. Siapa tahu apa yang akan terjadi nanti?"
Orang-orang desa tertawa. Menurut mereka orang itu gila. Mereka memang selalu menganggap dia orang tolol; kalau tidak, ia akan menjual kuda itu dan hidup dari uang yang diterimanya. Sebaliknya, ia seorang tukang potong kayu miskin, orang tua yang memotong kayu bakar dan menariknya keluar hutan lalu menjualnya. Uang yang ia terima hanya cukup untuk membeli makanan, tidak lebih. Hidupnya sengsara sekali. Sekarang ia sudah membuktikan bahwa ia betul-betul tolol.
Sesudah lima belas hari, kuda itu kembali. Ia tidak di curi, ia lari ke dalam hutan. Ia tidak hanya kembali, ia juga membawa sekitar selusin kuda liar bersamanya. Sekali lagi penduduk desa berkumpul di sekeliling tukang potong kayu itu dan mengatakan, "Orang tua, kamu benar dan kami salah. Yang kami anggap kutukan sebenarnya berkat. Maafkan kami."
Jawab orang itu, "Sekali lagi kalian bertindak gegabah. Katakan saja bahwa kuda itu sudah balik. Katakan saja bahwa selusin kuda balik bersama dia, tetapi jangan menilai. Bagaimana kalian tahu bahwa ini adalah berkat? Anda hanya melihat sepotong saja. Kecuali kalau kalian sudah mengetahui seluruh cerita, bagaimana anda dapat menilai? Kalian hanya membaca satu halaman dari sebuah buku. Dapatkah kalian menilai seluruh buku? Kalian hanya membaca satu kata dari sebuah ungkapan. Apakah kalian dapat mengerti seluruh ungkapan? Hidup ini begitu luas, namun Anda menilai seluruh hidup berdasarkan satu halaman atau satu kata. Yang anda tahu hanyalah sepotong! Jangan katakan itu adalah berkat. Tidak ada yang tahu. Saya sudah puas dengan apa yang saya tahu. Saya tidak terganggu karena apa yang saya tidak tahu."
"Barangkali orang tua itu benar," mereka berkata satu kepada yang lain. Jadi mereka tidak banyak berkata-kata. Tetapi di dalam hati mereka tahu ia salah. Mereka tahu itu adalah berkat. Dua belas kuda liar pulang bersama satu kuda. Dengan kerja sedikit, binatang itu dapat dijinakkan dan dilatih, kemudian dijual untuk banyak uang.
Orang tua itu mempunyai seorang anak laki-laki. Anak muda itu mulai menjinakkan kuda-kuda liar itu. Setelah beberapa hari, ia terjatuh dari salah satu kuda dan kedua kakinya patah. Sekali lagi orang desa berkumpul sekitar orang tua itu dan menilai.
"Kamu benar," kata mereka, "Kamu sudah buktikan bahwa kamu benar. Selusin kuda itu bukan berkat. Mereka adalah kutukan. Satu-satunya puteramu patah kedua kakinya dan sekarang dalam usia tuamu kamu tidak ada siapa-siapa untuk membantumu. Sekarang kamu lebih miskin lagi."
Orang tua itu berbicara lagi, "Ya, kalian kesetanan dengan pikiran untuk menilai, menghakimi. Jangan keterlaluan. Katakan saja bahwa anak saya patah kaki. Siapa tahu itu berkat atau kutukan? Tidak ada yang tahu. Kita hanya mempunyai sepotong cerita. Hidup ini datang sepotong-sepotong."
Maka terjadilah 2 minggu kemudian negeri itu berperang dengan negeri tetangga. Semua anak muda di desa diminta untuk menjadi tentara. Hanya anak si orang tua tidak diminta karena ia sedang terluka. Sekali lagi orang berkumpul sekitar orang tua itu sambil menangis dan berteriak karena anak-anak mereka sudah dipanggil untuk bertempur. Sedikit sekali kemungkinan mereka akan kembali. Musuh sangat kuat dan perang itu akan dimenangkan musuh. Mereka mungkin tidak akan melihat anak-anak mereka kembali.
"Kamu benar, orang tua," mereka menangis, "Tuhan tahu kamu benar. Ini membuktikannya. Kecelakaan anakmu merupakan berkat. Kakinya patah, tetapi paling tidak ia ada bersamamu. Anak-anak kami pergi untuk selama-lamanya."
Orang tua itu berbicara lagi, "Tidak mungkin untuk berbicara dengan kalian. Kalian selalu menarik kesimpulan. Tidak ada yang tahu. Katakan hanya ini: anak-anak kalian harus pergi berperang, dan anak saya tidak. Tidak ada yang tahu apakah itu berkat atau kutukan. Tidak ada yang cukup bijaksana untuk mengetahui. Hanya Allah yang tahu."
* * * *
Orang tua itu benar. Kita hanya tahu sepotong dari seluruh kejadian. Kecelakaan-kecelakaan dan kengerian hidup ini hanya merupakan satu halaman dari buku besar. Kita jangan terlalu cepat menarik kesimpulan. Kita harus simpan dulu penilaian kita dari badai-badai kehidupan sampai kita ketahui seluruh cerita.
Saya tidak tahu dari mana si tukang kayu belajar menjaga kesabarannya. Mungkin dari tukang kayu lain di Galelia. Sebab tukang kayu itulah yang paling baik mengungkapkannya:
"Janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri."
Ia adalah yang paling tahu. Ia menulis cerita kita. Dan Ia sudah menulis bab yang terakhir. (In The Eye of The Storm - Max Lucado)
Allah Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatu , Doa
Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelematkannya, dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang.
Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai.
Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah, hilanglah semuanya.
Dia sedih dan marah. "Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?" dia menangis. Pagi- pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya.
"Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya.
"Kami melihat tanda asapmu", jawab mereka.
Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, mungkin itu "tanda asap" bagi kuasa Tuhan. Ketika ada kejadian negatif terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.
Kamu berkata, "Itu tidak mungkin."
Tuhan berkata, "Tidak ada hal yang tidak mungkin." (Lukas 18:27)
Kamu berkata, "aku terlalu capai."
Tuhan berkata, "Aku akan memberikan kelegaan padamu." (Matius 11:28)
Kamu berkata, "Tidak ada seorangpun yang mencintai aku."
Tuhan berkata, "Aku mencintaimu." (Yohanes 3:16-Yohanes 13:34)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa meneruskan."
Tuhan berkata, "Kasih karuniaKu cukup." (2 Korintus 12:9 - Mazmur 91:15)
Kamu berkata, "Aku tidak mengerti."
Tuhan berkata, "Aku akan menuntun langkah-langkahmu." (Amsal 3:5-6)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa melakukannya."
Tuhan berkata, "Kamu bisa melakukan semuanya." (Filipi 4:13)
Kamu berkata, "Ini tidak berharga."
Tuhan berkata, "Itu akan berharga." (Roma 8:28)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri."
Tuhan berkata, "Aku memaafkanmu." (1 Yohanes 1:9-Roma 8:1)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa mengatasi."
Tuhan berkata, "Aku akan menyediakan kebutuhanmu." (Filipi 4:19)
Kamu berkata, "Aku takut."
Tuhan berkata, "Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan." (II Timotius 1:7)
Kamu berkata, "Aku selalu kuatir dan frustasi."
Tuhan berkata, "Serahkan segala kekuatiranmu kepadaku." (I Petrus 5:7)
Kamu berkata, "Aku tidak mempunyai iman yang kuat."
Tuhan berkata, "Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya." (Roma 12:3)
Kamu berkata, "Aku tidak pandai."
Tuhan berkata, "Aku memberikan padamu hikmat." (I Korintus 1:30)
Kamu berkata, "Aku merasa aku sendirian."
Tuhan berkata, "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau membiarkanmu." (Ibrani 13:5)
Wartakanlah ini pada siapa yang membutuhkan, Saya percaya ada saat-saat di mana kita merasa "gubuk" kita terbakar.
Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai.
Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah, hilanglah semuanya.
Dia sedih dan marah. "Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?" dia menangis. Pagi- pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya.
"Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya.
"Kami melihat tanda asapmu", jawab mereka.
Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, mungkin itu "tanda asap" bagi kuasa Tuhan. Ketika ada kejadian negatif terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.
Kamu berkata, "Itu tidak mungkin."
Tuhan berkata, "Tidak ada hal yang tidak mungkin." (Lukas 18:27)
Kamu berkata, "aku terlalu capai."
Tuhan berkata, "Aku akan memberikan kelegaan padamu." (Matius 11:28)
Kamu berkata, "Tidak ada seorangpun yang mencintai aku."
Tuhan berkata, "Aku mencintaimu." (Yohanes 3:16-Yohanes 13:34)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa meneruskan."
Tuhan berkata, "Kasih karuniaKu cukup." (2 Korintus 12:9 - Mazmur 91:15)
Kamu berkata, "Aku tidak mengerti."
Tuhan berkata, "Aku akan menuntun langkah-langkahmu." (Amsal 3:5-6)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa melakukannya."
Tuhan berkata, "Kamu bisa melakukan semuanya." (Filipi 4:13)
Kamu berkata, "Ini tidak berharga."
Tuhan berkata, "Itu akan berharga." (Roma 8:28)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri."
Tuhan berkata, "Aku memaafkanmu." (1 Yohanes 1:9-Roma 8:1)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa mengatasi."
Tuhan berkata, "Aku akan menyediakan kebutuhanmu." (Filipi 4:19)
Kamu berkata, "Aku takut."
Tuhan berkata, "Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan." (II Timotius 1:7)
Kamu berkata, "Aku selalu kuatir dan frustasi."
Tuhan berkata, "Serahkan segala kekuatiranmu kepadaku." (I Petrus 5:7)
Kamu berkata, "Aku tidak mempunyai iman yang kuat."
Tuhan berkata, "Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya." (Roma 12:3)
Kamu berkata, "Aku tidak pandai."
Tuhan berkata, "Aku memberikan padamu hikmat." (I Korintus 1:30)
Kamu berkata, "Aku merasa aku sendirian."
Tuhan berkata, "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau membiarkanmu." (Ibrani 13:5)
Wartakanlah ini pada siapa yang membutuhkan, Saya percaya ada saat-saat di mana kita merasa "gubuk" kita terbakar.
Sabtu, 12 Juni 2010
Untuk Menjadi Renungan Anak-Anakku…….
Suatu ketika, ada seorang anak wanita yang bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya.
Anak wanita itu bertanya pada ayahnya : “Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?”
Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda. Ayahnya menjawab : “Sebab aku Laki-laki.”
Itulah jawaban Ayahnya.
Anak wanita itu bergumam: “Aku tidak mengerti.”
Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran.
Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : “Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki.”
Demikian bisik Ayahnya, yang membuat anak wanita itu tambah kebingungan.
Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya kepada Ibunya : “Ibu, mengapa wajah Ayah jadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?”
Ibunya menjawab : “Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung-jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian.”
Hanya itu jawaban sang Ibu. Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran, mengapa wajah Ayahnya yang tadinya tampan menjadi berkerut-merut dan badannya menjadi terbungkuk-bungkuk?
Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam impian itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.
“Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan berusaha untuk menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindungi.”
“Ku-ciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting-tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya.”
“Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetes keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya.”
“Ku-berikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan dihembus angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya, dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih-payahnya.”
“Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun di setiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya.”
“Ku-berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, di dalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan saling mengasihi sesama saudara.”
“Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengertian dan kesadaran terhadap anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang, walaupun seringkali ditentang bahkan dilecehkan oleh anak-anaknya.”
“Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa Isteri yang baik adalah Isteri yang setia terhadap Suaminya, Isteri yang baik adalah Isteri yang senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi.”
“Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup didalam keluarga bahagia dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai Laki-laki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya.”
“Ku-berikan kepada Laki-laki tanggung-jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh Laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung-jawab ini adalah amanah di dunia.”
Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri kamar Ayahnya yang baru selesai berdoa , ketika Ayahnya berdiri, anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahnya sambil menangis dan berkata lirih: “Aku mendengar dan merasakan bebanmu, Ayah.”
Anak wanita itu bertanya pada ayahnya : “Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?”
Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda. Ayahnya menjawab : “Sebab aku Laki-laki.”
Itulah jawaban Ayahnya.
Anak wanita itu bergumam: “Aku tidak mengerti.”
Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran.
Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : “Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki.”
Demikian bisik Ayahnya, yang membuat anak wanita itu tambah kebingungan.
Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya kepada Ibunya : “Ibu, mengapa wajah Ayah jadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?”
Ibunya menjawab : “Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung-jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian.”
Hanya itu jawaban sang Ibu. Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran, mengapa wajah Ayahnya yang tadinya tampan menjadi berkerut-merut dan badannya menjadi terbungkuk-bungkuk?
Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam impian itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.
“Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan berusaha untuk menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindungi.”
“Ku-ciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting-tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya.”
“Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetes keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya.”
“Ku-berikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan dihembus angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya, dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih-payahnya.”
“Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun di setiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya.”
“Ku-berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, di dalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan saling mengasihi sesama saudara.”
“Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengertian dan kesadaran terhadap anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang, walaupun seringkali ditentang bahkan dilecehkan oleh anak-anaknya.”
“Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa Isteri yang baik adalah Isteri yang setia terhadap Suaminya, Isteri yang baik adalah Isteri yang senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi.”
“Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup didalam keluarga bahagia dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai Laki-laki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya.”
“Ku-berikan kepada Laki-laki tanggung-jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh Laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung-jawab ini adalah amanah di dunia.”
Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri kamar Ayahnya yang baru selesai berdoa , ketika Ayahnya berdiri, anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahnya sambil menangis dan berkata lirih: “Aku mendengar dan merasakan bebanmu, Ayah.”
Anak dari Seorang Papa dan Mama
oleh:
Budiono GS
CERITA INI SAYA DEDIKASIKAN KE SEMUA ORANG YANG PERNAH MENJADI ANAK DARI
SEORANG BAPA DAN IBU.
Dahulu kala ada sebuah pohon apel. Seorang anak kecil sering bermain di dekatnya Setiap hari anak ini memanjat ke atas pohon ini dan memakan buah apelnya. Tidur-tiduran di bawah baying-bayang pohon... anak ini sangat mencintai pohon ini dan pohon ini pun sangat mencintai anak ini.
Waktu berlalu.... anak kecl ini mulai tumbuh dewasa dan dia sudah jarang main di dekat pohon ini lagi setiap hari. Suatu hari, si anak laki ini datang ke dekat pohon itu dan dia terlihat sedih.
" Mari bermain lagi dengan saya" kata si pohon apel.
"Saya bukan anak kecil lagi, saya tidak mau main dengan kamu lagi" jawab si anak laki itu, "Saya mau main boneka, saya perlu uang untuk membelinya"
"Sorry, tetapi saya tidak punya uang.... tetapi kamu boleh memetik semua buah apel saya dan menjualnya. Maka kamu bisa punya uang untuk membeli boneka."
Si anak laki itu begitu gembira dan segera memetik semua buah apel yang ada untuk dijual dan dibelikan boneka. Dia meninggalkan pohon apel itu dan jarang kembali lagi. Si pohon apel menjadi sedih.
Suatu hari si anak kecil ini kembali dan si pohon apel sangat gembira dan mengajaknya bermain lagi. Si anak laki itu bilang dia tidak ada waktu bermain, dia harus cari uang untuk membeli rumah untuk keluarganya.
"Bisakah kamu membantuku?" tanya si anak laki itu ke pohon apel.
"Sorry, tetapi saya tidak punya rumah, tetapi kamu bisa memotong dahan dahan saya untuk membuat sebuah rumah".
Maka si anak laki tsb segera mengambil kapak dan memotong sebagian besar dahan pohon itu untuk membuat rumahnya. Si anak ini sangat gembira bisa membuat rumah tetapi sejak itu dia tidak pernah kembali lagi melihat si pohon apel. Si pohon apel menjadi kesepian dan sedih.
Suatu hari pada musim panas, si anak laki datang lagi dan si pohon apel sangat senang.
"Mari bermain lagi dengan saya!" kata si pohon apel.
"Tidak, Saya sedang sedih karena menjadi tambah tua. Saya ingin pergi berlayar untuk menghilangkan stress saya, bisakah kamu memberi saya sebuah kapal?" kata si anak.
"Gunakan batang saya maka kamu bisa membuat sebuah kapal dan pergi berlayar dan menjadi bahagia" kata si pohon.
Maka si anak laki itu segera mengambil kapak dan memotong batang pohon itu hingga hanya tersisa akarnya saja. Si anak ini segera pergi berlayar dan tidak pernah muncul lagi hingga waktu yang cukup lama. Si pohon apel sangat kesepian, tiap hari hatinya mengharapkan si anak laki itu muncul lagi dan mengajaknya mengobrol.
Akhirnya, suatu hari si anak ini muncul lagi setelah menghilang sekian tahun.
"Sorry saya sudah tidak punya apa apa lagi untuk diberikan ke kamu. Tidak ada apel lagi...." kata si pohon apel.
"Saya sudah tidak punya gigi lagi untuk menggigit apel" jawab si anak laki itu.
"Tidak punya batang lagi untuk kamu panjat"
" saya sudah terlalu tua untuk memanjat" jawab si anak laki itu.
"Saya sudah tidak punya apa apa lagi yang bisa diberikan ke kamu, hanya tersisa akar yang hampir layu ini... " kata si pohon apel sambil meneteskan air mata.
"Saya tidak butuh apa apa sekarang, saya hanya butuh tempat untuk saya bisa beristirahat, saya capek setelah perjuangan hidup selama ini". Kata si anak laki itu.
"Bagus! Akar pohon tua sangat cocok untuk kamu beristirahat. Mari duduk
Di akarku dan beristirahatlah!" kata si pohon.
Maka beristirahatlah si anak laki itu sampai tertidur. Si pohon memandang anak laki itu sambil tersenyum dan meneteskan air mata.
Ini adalah sebuah cerita untuk semua orang. Pohon itu adalah orang tua kita. Saat kita kecil kita hanya mau dekat dengan orang tua kita, tidak mau dekat dengan orang lain. Bergelayutan di gendongan orang tua kita dan bermain dengan orang tua kita. Tetapi saat kita sudah tumbuh dewasa, kita mulai meninggalkan mereka... Hanya datang saat kita memerlukan mereka atau saat kita dalam kesulitan.
Tetapi apapun kesulitan kita, orang tua kita akan berusaha sekuat tenaga mencari akal untuk membantu kita terlepas dari kesulitan itu, biarpun harus dengan mengorbankan dirinya.
Kalian mungkin berpikir si anak laki itu terlalu sadis, tetapi inilah yang selama ini kita perlakukan terhadap orang tua kita.
Cerita ini saya buat untuk kita renungkan apakah selama ini kita telah berbuat hal demikian terhadap orang tua kita ? semoga setelah membaca cerita ini kita tidak hanya memperhatikan anak kita tetapi perhatikan juga orang tua kita. Mereka tidak butuh uang dari kita tetapi mereka butuh perhatian kita.
OMITOHUT.... CINTAILAH ORANG TUA KITA
Budiono GS
CERITA INI SAYA DEDIKASIKAN KE SEMUA ORANG YANG PERNAH MENJADI ANAK DARI
SEORANG BAPA DAN IBU.
Dahulu kala ada sebuah pohon apel. Seorang anak kecil sering bermain di dekatnya Setiap hari anak ini memanjat ke atas pohon ini dan memakan buah apelnya. Tidur-tiduran di bawah baying-bayang pohon... anak ini sangat mencintai pohon ini dan pohon ini pun sangat mencintai anak ini.
Waktu berlalu.... anak kecl ini mulai tumbuh dewasa dan dia sudah jarang main di dekat pohon ini lagi setiap hari. Suatu hari, si anak laki ini datang ke dekat pohon itu dan dia terlihat sedih.
" Mari bermain lagi dengan saya" kata si pohon apel.
"Saya bukan anak kecil lagi, saya tidak mau main dengan kamu lagi" jawab si anak laki itu, "Saya mau main boneka, saya perlu uang untuk membelinya"
"Sorry, tetapi saya tidak punya uang.... tetapi kamu boleh memetik semua buah apel saya dan menjualnya. Maka kamu bisa punya uang untuk membeli boneka."
Si anak laki itu begitu gembira dan segera memetik semua buah apel yang ada untuk dijual dan dibelikan boneka. Dia meninggalkan pohon apel itu dan jarang kembali lagi. Si pohon apel menjadi sedih.
Suatu hari si anak kecil ini kembali dan si pohon apel sangat gembira dan mengajaknya bermain lagi. Si anak laki itu bilang dia tidak ada waktu bermain, dia harus cari uang untuk membeli rumah untuk keluarganya.
"Bisakah kamu membantuku?" tanya si anak laki itu ke pohon apel.
"Sorry, tetapi saya tidak punya rumah, tetapi kamu bisa memotong dahan dahan saya untuk membuat sebuah rumah".
Maka si anak laki tsb segera mengambil kapak dan memotong sebagian besar dahan pohon itu untuk membuat rumahnya. Si anak ini sangat gembira bisa membuat rumah tetapi sejak itu dia tidak pernah kembali lagi melihat si pohon apel. Si pohon apel menjadi kesepian dan sedih.
Suatu hari pada musim panas, si anak laki datang lagi dan si pohon apel sangat senang.
"Mari bermain lagi dengan saya!" kata si pohon apel.
"Tidak, Saya sedang sedih karena menjadi tambah tua. Saya ingin pergi berlayar untuk menghilangkan stress saya, bisakah kamu memberi saya sebuah kapal?" kata si anak.
"Gunakan batang saya maka kamu bisa membuat sebuah kapal dan pergi berlayar dan menjadi bahagia" kata si pohon.
Maka si anak laki itu segera mengambil kapak dan memotong batang pohon itu hingga hanya tersisa akarnya saja. Si anak ini segera pergi berlayar dan tidak pernah muncul lagi hingga waktu yang cukup lama. Si pohon apel sangat kesepian, tiap hari hatinya mengharapkan si anak laki itu muncul lagi dan mengajaknya mengobrol.
Akhirnya, suatu hari si anak ini muncul lagi setelah menghilang sekian tahun.
"Sorry saya sudah tidak punya apa apa lagi untuk diberikan ke kamu. Tidak ada apel lagi...." kata si pohon apel.
"Saya sudah tidak punya gigi lagi untuk menggigit apel" jawab si anak laki itu.
"Tidak punya batang lagi untuk kamu panjat"
" saya sudah terlalu tua untuk memanjat" jawab si anak laki itu.
"Saya sudah tidak punya apa apa lagi yang bisa diberikan ke kamu, hanya tersisa akar yang hampir layu ini... " kata si pohon apel sambil meneteskan air mata.
"Saya tidak butuh apa apa sekarang, saya hanya butuh tempat untuk saya bisa beristirahat, saya capek setelah perjuangan hidup selama ini". Kata si anak laki itu.
"Bagus! Akar pohon tua sangat cocok untuk kamu beristirahat. Mari duduk
Di akarku dan beristirahatlah!" kata si pohon.
Maka beristirahatlah si anak laki itu sampai tertidur. Si pohon memandang anak laki itu sambil tersenyum dan meneteskan air mata.
Ini adalah sebuah cerita untuk semua orang. Pohon itu adalah orang tua kita. Saat kita kecil kita hanya mau dekat dengan orang tua kita, tidak mau dekat dengan orang lain. Bergelayutan di gendongan orang tua kita dan bermain dengan orang tua kita. Tetapi saat kita sudah tumbuh dewasa, kita mulai meninggalkan mereka... Hanya datang saat kita memerlukan mereka atau saat kita dalam kesulitan.
Tetapi apapun kesulitan kita, orang tua kita akan berusaha sekuat tenaga mencari akal untuk membantu kita terlepas dari kesulitan itu, biarpun harus dengan mengorbankan dirinya.
Kalian mungkin berpikir si anak laki itu terlalu sadis, tetapi inilah yang selama ini kita perlakukan terhadap orang tua kita.
Cerita ini saya buat untuk kita renungkan apakah selama ini kita telah berbuat hal demikian terhadap orang tua kita ? semoga setelah membaca cerita ini kita tidak hanya memperhatikan anak kita tetapi perhatikan juga orang tua kita. Mereka tidak butuh uang dari kita tetapi mereka butuh perhatian kita.
OMITOHUT.... CINTAILAH ORANG TUA KITA
Value your time
Jack baru saja mendapatkan pelajaran berharga.
Ia membuka sebuah kotak keemasan dan ia mendapati di dalamnya sesuatu yang sangat berharga juga secarik kertas yang sangat berkesan.
Waktu kecil ia tinggal bersama ibunya di sebuah kota kecil. Ia bertetangga dengan seorang duda yang istrinya sudah meninggal. Duda itu tidak mempunyai anak dan hanya tinggal sendiri. Pria malang itu melihat Jack bertumbuh dari seorang anak-anak, sampai kencan pertamanya, lulus dari kuliah, bekerja dan menikah. Jack adalah seorang pekerja keras yang gila kerja.
Ia bahkan tidak ada waktu untuk putrinya dan istrinya. Setelah ia menikah, ia dan keluarganya tidak lagi tinggal di sebelah rumah pria tua itu. Mereka pindah.
Suatu hari Jack mendapat telepon dari ibunya, “Ingat Pak Belser? Ia meninggal dunia hari Selasa lalu. Pemakamannya hari Kamis pagi.”
Kenangan masa kecilnya berseliweran dalam dirinya.
Ia mengenang kembali masa-masa kecilnya dengan Pak Belser.
“Halo?” suara ibunya membangunkannya.
“Iya bu, aku akan ke sana hari Rabu,” kata Jack
“tapi kupikir Pak Belser sudah lupa tentang diriku.”
“Oh tidak, Jack,” kata ibunya, “Pak Belser selalu ingat padamu.
Ia ingat akan hari-hari di mana kamu main-main di balik pagar rumahnya dan hari ketika kamu duduk di pangkuannya ketika istrinya meninggal.”
“Beliau orang pertama yang mengajariku ilmu pertukangan. Tanpa beliau, aku tidak akan mungkin terjun ke usaha ini.” kata Jack.
Sesibuk-sibuknya Jack, ia kemudian mengatur ulang jadwalnya di hari Rabu dan Kamis. Ia menghargai Pak Belser seperti ayahnya sendiri dan ia sangat ingin ada di sana ketika pemakamannya.
Hari Rabu malam ia tiba di kampung halamannya. Ia dan ibunya kemudian berjalan ke rumah Pak Belser untuk terakhir kalinya. Di beranda, ia mengintip ke dalam rumah Pak Belser.
Terbesit banyak kenangan tentang masa kecilnya. Sofa yang sering ia duduk, meja makan di mana ia pernah memecahkan piring, telepon di sudut ruangan dan hey…
Jack terdiam sejenak.
“Kotak emas di ujung meja itu hilang!” seru Jack.
Ibunya bingung. Segera Jack menjelaskan tentang kotak emas di ujung meja itu. Ukurannya tak lebih dari satu jengkal orang dewasa dan bercat emas di luarnya. “Pak Belser selalu mengatakan itu miliknya paling berharga dan akan diberikan kepada seseorang yang layak menerimanya. Tapi setiap kali aku menanyakan isinya, ia selalu menjawab ‘Pokoknya berharga deh’.”
Dan sekarang kotak emas itu sudah tidak ada lagi. Dugaan Jack, mungkin diambil oleh seorang keluarga jauhnya.
Dua minggu kemudian setelah pemakaman, seorang kurir mengantarkan sebuah paket untuk Jack. Nama Jack tertulis di atas paket itu dengan tulisan yang sangat sulit dibaca. Jack membuka paket itu… Di dalamnya ada sebuah kotak emas (persis seperti kotak emas Pak Belser yang hilang itu) dan sepucuk surat .
Jack membaca surat itu,
“Setelah kepergianku, tolong sampaikan kotak ini kepada Jack Bennet. Ini adalah harta paling berharga yang kumiliki.” Sebuah kunci ada dalam amplop itu, kunci untuk membuka kotak itu. Hatinya bergetar, tanpa sadar ia menangis terharu, Jack perlahan membuka kotak itu. Di dalamnya dia menemukan sebuah jam saku yang indah yang terbuat dari emas. Dengan perlahan Jack membuka jam itu.
Di dalamnya terukir kata-kata yang tak pernah ia lupakan seumur hidupnya,
“Terima kasih, Jack, untuk waktumu. Ini saya berikan jam untukmu, sesuatu yang paling berharga bagiku. Harold Belser.”
“Yang ia hargai dariku adalah… waktuku.” serunya perlahan.
Ia menggenggam jam itu beberapa saat. Kemudian ia menelepon sekertarisnya dan membatalkan semua janjinya untuk dua hari ke depan. “Mengapa?” tanya Janet, sekertarisnya.
“Aku ingin menghabiskan waktu untuk keluargaku,” kata Jack, “dan Janet, terima kasih untuk waktumu.”
Sobat, di dunia ini ada dua hal yang tidak bisa ditarik kembali: itu adalah perkataan dan waktu. Waktu yang sudah lewat tidak akan bisa dikembalikan lagi. Waktu tidak bisa dipaksa mundur, tidak bisa diperlambat dan juga tidak bisa dipercepat.
Waktu akan terus bergerak maju dengan kecepatan konstan.
Kita tidak akan bisa kembali ke masa kanak-kanak.
Kita tidak bisa mengulang satu peristiwa yang sama di waktu itu.
Sudahkah Anda memberi waktu pada diri Anda dan sesama Anda ?
Sudahkah orang lain menghargai waktu yang telah Anda korbankan kepada mereka ?
Ia membuka sebuah kotak keemasan dan ia mendapati di dalamnya sesuatu yang sangat berharga juga secarik kertas yang sangat berkesan.
Waktu kecil ia tinggal bersama ibunya di sebuah kota kecil. Ia bertetangga dengan seorang duda yang istrinya sudah meninggal. Duda itu tidak mempunyai anak dan hanya tinggal sendiri. Pria malang itu melihat Jack bertumbuh dari seorang anak-anak, sampai kencan pertamanya, lulus dari kuliah, bekerja dan menikah. Jack adalah seorang pekerja keras yang gila kerja.
Ia bahkan tidak ada waktu untuk putrinya dan istrinya. Setelah ia menikah, ia dan keluarganya tidak lagi tinggal di sebelah rumah pria tua itu. Mereka pindah.
Suatu hari Jack mendapat telepon dari ibunya, “Ingat Pak Belser? Ia meninggal dunia hari Selasa lalu. Pemakamannya hari Kamis pagi.”
Kenangan masa kecilnya berseliweran dalam dirinya.
Ia mengenang kembali masa-masa kecilnya dengan Pak Belser.
“Halo?” suara ibunya membangunkannya.
“Iya bu, aku akan ke sana hari Rabu,” kata Jack
“tapi kupikir Pak Belser sudah lupa tentang diriku.”
“Oh tidak, Jack,” kata ibunya, “Pak Belser selalu ingat padamu.
Ia ingat akan hari-hari di mana kamu main-main di balik pagar rumahnya dan hari ketika kamu duduk di pangkuannya ketika istrinya meninggal.”
“Beliau orang pertama yang mengajariku ilmu pertukangan. Tanpa beliau, aku tidak akan mungkin terjun ke usaha ini.” kata Jack.
Sesibuk-sibuknya Jack, ia kemudian mengatur ulang jadwalnya di hari Rabu dan Kamis. Ia menghargai Pak Belser seperti ayahnya sendiri dan ia sangat ingin ada di sana ketika pemakamannya.
Hari Rabu malam ia tiba di kampung halamannya. Ia dan ibunya kemudian berjalan ke rumah Pak Belser untuk terakhir kalinya. Di beranda, ia mengintip ke dalam rumah Pak Belser.
Terbesit banyak kenangan tentang masa kecilnya. Sofa yang sering ia duduk, meja makan di mana ia pernah memecahkan piring, telepon di sudut ruangan dan hey…
Jack terdiam sejenak.
“Kotak emas di ujung meja itu hilang!” seru Jack.
Ibunya bingung. Segera Jack menjelaskan tentang kotak emas di ujung meja itu. Ukurannya tak lebih dari satu jengkal orang dewasa dan bercat emas di luarnya. “Pak Belser selalu mengatakan itu miliknya paling berharga dan akan diberikan kepada seseorang yang layak menerimanya. Tapi setiap kali aku menanyakan isinya, ia selalu menjawab ‘Pokoknya berharga deh’.”
Dan sekarang kotak emas itu sudah tidak ada lagi. Dugaan Jack, mungkin diambil oleh seorang keluarga jauhnya.
Dua minggu kemudian setelah pemakaman, seorang kurir mengantarkan sebuah paket untuk Jack. Nama Jack tertulis di atas paket itu dengan tulisan yang sangat sulit dibaca. Jack membuka paket itu… Di dalamnya ada sebuah kotak emas (persis seperti kotak emas Pak Belser yang hilang itu) dan sepucuk surat .
Jack membaca surat itu,
“Setelah kepergianku, tolong sampaikan kotak ini kepada Jack Bennet. Ini adalah harta paling berharga yang kumiliki.” Sebuah kunci ada dalam amplop itu, kunci untuk membuka kotak itu. Hatinya bergetar, tanpa sadar ia menangis terharu, Jack perlahan membuka kotak itu. Di dalamnya dia menemukan sebuah jam saku yang indah yang terbuat dari emas. Dengan perlahan Jack membuka jam itu.
Di dalamnya terukir kata-kata yang tak pernah ia lupakan seumur hidupnya,
“Terima kasih, Jack, untuk waktumu. Ini saya berikan jam untukmu, sesuatu yang paling berharga bagiku. Harold Belser.”
“Yang ia hargai dariku adalah… waktuku.” serunya perlahan.
Ia menggenggam jam itu beberapa saat. Kemudian ia menelepon sekertarisnya dan membatalkan semua janjinya untuk dua hari ke depan. “Mengapa?” tanya Janet, sekertarisnya.
“Aku ingin menghabiskan waktu untuk keluargaku,” kata Jack, “dan Janet, terima kasih untuk waktumu.”
Sobat, di dunia ini ada dua hal yang tidak bisa ditarik kembali: itu adalah perkataan dan waktu. Waktu yang sudah lewat tidak akan bisa dikembalikan lagi. Waktu tidak bisa dipaksa mundur, tidak bisa diperlambat dan juga tidak bisa dipercepat.
Waktu akan terus bergerak maju dengan kecepatan konstan.
Kita tidak akan bisa kembali ke masa kanak-kanak.
Kita tidak bisa mengulang satu peristiwa yang sama di waktu itu.
Sudahkah Anda memberi waktu pada diri Anda dan sesama Anda ?
Sudahkah orang lain menghargai waktu yang telah Anda korbankan kepada mereka ?
Sakit Atiii. Tuhan
Oleh: Denny Indrawan
Fren, pernah kan merasa sakit atiiii? Pengen donk balas dendem? Malahan kita sibuk merancang hal-hal yang pengen kita balesin ke orang tsb…. asyik banget kan?! Malahan sering lho saya senyum-senyum sendiri, puas gitu! Eitttt…. PUAS? Ya PUAS! Puas dengan rancangan jahat saya…
Sudah 2 tahun saya dendam dengan beberapa (banyak amat sih Den…? hehehe….) orang, baik itu mantan pacar, maupun manajemen perusahan saya yang dulu (busyetttt… masih dendem? Setelah sekian lama?). Kok bisa kesellll gitu sih Den…? IYA DONK, gue kan sakittt atiiiiiiii….atiii….atiiii! gue berHAK donk! Emang cuma mereka aja yang bisa jahat?! Gue bisa 1000X1000 kali (ditambah pake pangkat 1000 lagi dehhh….hehehe) lebih jahat dari mereka, balas saya cepet.
GONG! Tuhan menegor saya… Ati-ati dengan kemarahan kamu… jangan sampe membakar kamu… Ah gue ga peduli Tuhan! Biar mereka tau sakit ati gue…! biar mereka rasain sengsaranya….! biar mereka ga jahat lagi…! biar mereka… biar mereka dan biar lain sebagainya…… saya mencoba berkilah sama Tuhan.
Trusss…. apakah Tuhan marah ama saya? Trus saya langsung disamber gledek? GLUDUKKK…..JGERRR! (jadi gosong donk gue) Ga banget gitu lohhh…sodara-sodara, Tuhan itu baek banget…. apa yg Dia lakukan terhadap gue? NOTHING!? Ya NOTHING!
Selama itu fren, gue sibuk memikirkan berbagai macam rancangan kejahatan, yah minimal gue bayangin jika suatu hari gue kaya raya, gue bakal beli perusahaan itu, n’ orang-orang itu bakal kaget melihat gue masuk ruang direksi sebagai A NEW OWNER, lalu gue bayangin gebrak meja, sambil menatap tajam mata-mat ketakutan mereka sambil berkata…. “loe orang boleh kerja di sini, fasilitas ama gaji gue tambah tapi jadi pembersih WC atau loe cabut sekarang juga dan pulang jalan kaki” hahahaha….. gue pasti puasss! PUASSS!!!
Lebih jahat lagi nih fren, kalo seandainya di tengah jalan tol gue liat mobil orang yg nyakitin gue, bakal gue pepet….pepet trus, kalo bisa sampe dia kebalik dan mati! GILA sadis amat ya gue…. (trus terang gue tertawa saat membayangkan itu - mungkin setan juga, hanya Tuhan yang pasti sedih sekali melihat pikiran jahat gue)
Buat mantan gue yang (dulu) bikin idup gue ancurrr…. gue pengen dia liat gue sekarang berbeda dengan yg dia kenal dahulu…sekarang gue udah jadi manager, gaji gede, dapet mobil dapet pacar yang jauh lebih muda, sexy dan cantik dibandingkan dengan dia yg gak montok itu! Gue sampe pajang foto-foto “kesuksesan” gue di frenster, pada saat gue ke luar negeri, jalan-jalan dengan bahagia dengan temen-temen gue, sampe adegan ciuman gue dengan doi, gue pasang! Tujuannya satu! BIAR DIA TAU BAHWA GUE JAUH LEBIH SUKSES DAN BAHAGIA DENGAN KEADAAN SEKARANG!!!
Apa bener kamu bahagia? Tanya Tuhan.
Iya donk Tuhan!
Gue tertawa, kok Tuhan nanyanya aneh.!
Apa kamu masih marah dengan mereka? Tanya Tuhan lagi
So pasti…. absolutely Tuhan! (setan tambah bersorak sorai)
Kamu masih tetap ingin melaksanakan rancangan kamu terhadap mereka?
Jika ada kesempatan Tuhan…. jawabku dengan cepat!
Baiklah…, kamu boleh balaskan sakit hatimu terhadap-Ku… Tuhan berkata lembut
HAH!!!! Hening…. diam…. (setan juga langsung terdiam)
Kenapa harus saya balas ke Engkau Tuhan? Kan yang bikin sakit ati gue tuh orang lain, bukan Engkau Tuhan.Saya bertanya tak mengerti
Denny.. Apa yang kamu lakukan terhadap orang lain, itu seperti kau melakukannnya juga untuk-Ku. ga apa-apa. jika itu membuat dirimu lepas dari dendam itu, Aku bersedia. silahkan Tuhan membentangkan kedua tanganNya lebar-lebar (dan gue yakin setan langsung lari terbirit-birit melihat hal itu)
Fren.. Di saat itulah gue nangis. gue selama ini begitu sibuk memikirkan hal-hal yang membuat Tuhan sedih, membuat gue makin jauh dari Tuhan, membuat gue kehilangan jati diri sebagai anak Tuhan, yaitu KASIH, kasih yang seharusnya mengampuni, kasih yang seharusnya berkorban, kasih yang seharusnya kita pancarkan bagi orang lain.. Gue sadar sekarang...
Gue nangis dipelukan Tuhan, Tuhan.. Gue tuh sakit ati.. Gue kerja mencari uang demi keluarga gue, dia yang tawarin gue masuk kerja lagi diperusahaan yg dulu pernah gue kerja (dulu gue sign out baek-baek), tapi masa gue dikasih masa percobaan! (gila gue 3 taon kerja disana sbg SPV IT) eh malahan diperpanjang 2x sampe 6 bulan, pas bulan ke tujuh gue dipanggil HRD dan Mgr gue dan dibilang gue ga lolos masa percobaan!! GILA APA!! Gue ga terima Tuhan.! Ga akan pernah! Gue teriak dipelukan Tuhan
Tuhan makin memeluk gue erat
Belom lagi mantan gue Tuhan, dia bilang akan berjuang demi gue didepan keluarganya, apa karena gue cuma diploma bukan S1 seperti dia? Keluarga gue susah? Ga punya mobil, gaji kecil? Dll? Kenapa sih dia tega mutusin gue tanpa pernah bertemu gue lagi? Sedihhhhhh Tuhan.. Gue berharap banget dia jadi pasangan idup gue. sampe-sampe Tuhan, saat dia ngajak gue ML, sbg laki-laki normal, gue pasti mau. Tapi begitu sayangnya gue sama dia, gue menolak, padahal udah siap tempur Tuhan..!!! Gue makin nangis.
Tuhan mengelus rambut gue lembut
Masih banyak yg pengen gue ceritain ma Tuhan. tapi entah kenapa gue malah makin nangis.
Aku tahu apa yang kau alami den, Aku juga mengerti apa yang kau rasakan, karena aku peduli akan hidupmu….. SERRRRRR tiba-tiba perasaan gue jadi lega banget… plong! Gue menatap mata teduh Tuhan…. disana aku melihat kasih….
Tuhan, aku juga mau punya mata kasih seperti Mu Tuhan…Terima kasih Tuhan…. aku kembali menundukkan kepalaku kedalam dadaNya…. hmmmmm damai…. Lagu untukMu Tuhan,
Tuhan mengerti
Satu hal ya Tuhan, ajarku mengerti
Di dalam hidupku, di dalam segalanya
Ku percaya kepadaMu
FirmanMu berkata, Ada kedamaian
Di dalam diriMu, di dalam kasihMu
Kau akan menguatkan
Reff : Tuhan tahu, apa yang kualami
Tuhan mengerti, apa yang kurasakan
Karena Tuhan, Dia peduli akan hidupku
Fren, pernah kan merasa sakit atiiii? Pengen donk balas dendem? Malahan kita sibuk merancang hal-hal yang pengen kita balesin ke orang tsb…. asyik banget kan?! Malahan sering lho saya senyum-senyum sendiri, puas gitu! Eitttt…. PUAS? Ya PUAS! Puas dengan rancangan jahat saya…
Sudah 2 tahun saya dendam dengan beberapa (banyak amat sih Den…? hehehe….) orang, baik itu mantan pacar, maupun manajemen perusahan saya yang dulu (busyetttt… masih dendem? Setelah sekian lama?). Kok bisa kesellll gitu sih Den…? IYA DONK, gue kan sakittt atiiiiiiii….atiii….atiiii! gue berHAK donk! Emang cuma mereka aja yang bisa jahat?! Gue bisa 1000X1000 kali (ditambah pake pangkat 1000 lagi dehhh….hehehe) lebih jahat dari mereka, balas saya cepet.
GONG! Tuhan menegor saya… Ati-ati dengan kemarahan kamu… jangan sampe membakar kamu… Ah gue ga peduli Tuhan! Biar mereka tau sakit ati gue…! biar mereka rasain sengsaranya….! biar mereka ga jahat lagi…! biar mereka… biar mereka dan biar lain sebagainya…… saya mencoba berkilah sama Tuhan.
Trusss…. apakah Tuhan marah ama saya? Trus saya langsung disamber gledek? GLUDUKKK…..JGERRR! (jadi gosong donk gue) Ga banget gitu lohhh…sodara-sodara, Tuhan itu baek banget…. apa yg Dia lakukan terhadap gue? NOTHING!? Ya NOTHING!
Selama itu fren, gue sibuk memikirkan berbagai macam rancangan kejahatan, yah minimal gue bayangin jika suatu hari gue kaya raya, gue bakal beli perusahaan itu, n’ orang-orang itu bakal kaget melihat gue masuk ruang direksi sebagai A NEW OWNER, lalu gue bayangin gebrak meja, sambil menatap tajam mata-mat ketakutan mereka sambil berkata…. “loe orang boleh kerja di sini, fasilitas ama gaji gue tambah tapi jadi pembersih WC atau loe cabut sekarang juga dan pulang jalan kaki” hahahaha….. gue pasti puasss! PUASSS!!!
Lebih jahat lagi nih fren, kalo seandainya di tengah jalan tol gue liat mobil orang yg nyakitin gue, bakal gue pepet….pepet trus, kalo bisa sampe dia kebalik dan mati! GILA sadis amat ya gue…. (trus terang gue tertawa saat membayangkan itu - mungkin setan juga, hanya Tuhan yang pasti sedih sekali melihat pikiran jahat gue)
Buat mantan gue yang (dulu) bikin idup gue ancurrr…. gue pengen dia liat gue sekarang berbeda dengan yg dia kenal dahulu…sekarang gue udah jadi manager, gaji gede, dapet mobil dapet pacar yang jauh lebih muda, sexy dan cantik dibandingkan dengan dia yg gak montok itu! Gue sampe pajang foto-foto “kesuksesan” gue di frenster, pada saat gue ke luar negeri, jalan-jalan dengan bahagia dengan temen-temen gue, sampe adegan ciuman gue dengan doi, gue pasang! Tujuannya satu! BIAR DIA TAU BAHWA GUE JAUH LEBIH SUKSES DAN BAHAGIA DENGAN KEADAAN SEKARANG!!!
Apa bener kamu bahagia? Tanya Tuhan.
Iya donk Tuhan!
Gue tertawa, kok Tuhan nanyanya aneh.!
Apa kamu masih marah dengan mereka? Tanya Tuhan lagi
So pasti…. absolutely Tuhan! (setan tambah bersorak sorai)
Kamu masih tetap ingin melaksanakan rancangan kamu terhadap mereka?
Jika ada kesempatan Tuhan…. jawabku dengan cepat!
Baiklah…, kamu boleh balaskan sakit hatimu terhadap-Ku… Tuhan berkata lembut
HAH!!!! Hening…. diam…. (setan juga langsung terdiam)
Kenapa harus saya balas ke Engkau Tuhan? Kan yang bikin sakit ati gue tuh orang lain, bukan Engkau Tuhan.Saya bertanya tak mengerti
Denny.. Apa yang kamu lakukan terhadap orang lain, itu seperti kau melakukannnya juga untuk-Ku. ga apa-apa. jika itu membuat dirimu lepas dari dendam itu, Aku bersedia. silahkan Tuhan membentangkan kedua tanganNya lebar-lebar (dan gue yakin setan langsung lari terbirit-birit melihat hal itu)
Fren.. Di saat itulah gue nangis. gue selama ini begitu sibuk memikirkan hal-hal yang membuat Tuhan sedih, membuat gue makin jauh dari Tuhan, membuat gue kehilangan jati diri sebagai anak Tuhan, yaitu KASIH, kasih yang seharusnya mengampuni, kasih yang seharusnya berkorban, kasih yang seharusnya kita pancarkan bagi orang lain.. Gue sadar sekarang...
Gue nangis dipelukan Tuhan, Tuhan.. Gue tuh sakit ati.. Gue kerja mencari uang demi keluarga gue, dia yang tawarin gue masuk kerja lagi diperusahaan yg dulu pernah gue kerja (dulu gue sign out baek-baek), tapi masa gue dikasih masa percobaan! (gila gue 3 taon kerja disana sbg SPV IT) eh malahan diperpanjang 2x sampe 6 bulan, pas bulan ke tujuh gue dipanggil HRD dan Mgr gue dan dibilang gue ga lolos masa percobaan!! GILA APA!! Gue ga terima Tuhan.! Ga akan pernah! Gue teriak dipelukan Tuhan
Tuhan makin memeluk gue erat
Belom lagi mantan gue Tuhan, dia bilang akan berjuang demi gue didepan keluarganya, apa karena gue cuma diploma bukan S1 seperti dia? Keluarga gue susah? Ga punya mobil, gaji kecil? Dll? Kenapa sih dia tega mutusin gue tanpa pernah bertemu gue lagi? Sedihhhhhh Tuhan.. Gue berharap banget dia jadi pasangan idup gue. sampe-sampe Tuhan, saat dia ngajak gue ML, sbg laki-laki normal, gue pasti mau. Tapi begitu sayangnya gue sama dia, gue menolak, padahal udah siap tempur Tuhan..!!! Gue makin nangis.
Tuhan mengelus rambut gue lembut
Masih banyak yg pengen gue ceritain ma Tuhan. tapi entah kenapa gue malah makin nangis.
Aku tahu apa yang kau alami den, Aku juga mengerti apa yang kau rasakan, karena aku peduli akan hidupmu….. SERRRRRR tiba-tiba perasaan gue jadi lega banget… plong! Gue menatap mata teduh Tuhan…. disana aku melihat kasih….
Tuhan, aku juga mau punya mata kasih seperti Mu Tuhan…Terima kasih Tuhan…. aku kembali menundukkan kepalaku kedalam dadaNya…. hmmmmm damai…. Lagu untukMu Tuhan,
Tuhan mengerti
Satu hal ya Tuhan, ajarku mengerti
Di dalam hidupku, di dalam segalanya
Ku percaya kepadaMu
FirmanMu berkata, Ada kedamaian
Di dalam diriMu, di dalam kasihMu
Kau akan menguatkan
Reff : Tuhan tahu, apa yang kualami
Tuhan mengerti, apa yang kurasakan
Karena Tuhan, Dia peduli akan hidupku
SIBUK
DARI MILIS TETANGGA.
Suatu ketika para setan berkumpul mengadakan kongres setan sedunia.
Pada pidato pembukaannya, sang pemimpin berkata: "Kita nggak
mungkin menjauhkan umat Kristiani dari
gereja.
Kita tidak bisa mencegah mereka membaca Alkitab dan mengetahui
kebenarannya. Kita bahkan tidak bisa
mencegah mereka berhubungan dengan Sang Penyelamat.Sekali mereka
memperoleh kontak dengan Jesus, maka
kekuasaan kita akan hancur."
" Biarkan saja mereka ke gereja. Begitu mereka selesai makan
malam, curilah waktunya, sehingga mereka
tidak punya waktu untuk membangun hubungan dengan Jesus
Kristus."
"Inilah yang harus kalian lakukan," kata setan.
"Jauhkan mereka dari Sang Penyelamat, dan konsentrasilah ke
jaringan-jaringan vital yang mengatur
hidup mereka sepanjang hari ."
"Apa yang harus kami lakukan ?" teriak setan-setan yang hadir.
"Buat mereka sibuk untuk hal-hal yang sepele dalam hidup mereka
dan dapat mempengaruhi jalan pikiran
mereka," jawab Sang Pemimpin.
" Perbanyak waktu luang mereka dan sibukkan. Usahakan ibu2 rumah
tangga bekerja lebih lama dan
suaminya juga bekerja 6 - 7 hari seminggu, 10 - 12 jam sehari,
sehingga mereka tidak sempat
bersosialisasi.
Buat mereka tidak punya waktu luang buat anak.
Begitu keluarga mereka terpecah, maka kesibukan menjadi tempat
pelarian."
"Arahkan jalan pikiran mereka sehingga tidak mendengar hati
nurani lagi..
Usahakan mereka memutar kaset atau mendengarkan radio pada saat
mengemudi.
Jaga agar TV, VCD Player, CD dan komputer tetap diputar terus
menerus di rumah mereka dan usahakan
tidak terdengar lagu-lagu rohani di setiap toko maupun restoran
yang ada didunia.
Ini akan mempengaruhi pikiran mereka dan memutuskan hubungan
dengan Kristus."
"Isi ruang tamu mereka dengan majalah dan suratkabar.
Penuhi pikiran mereka dengan berita selama 24 jam.
Pasang billboard / iklan disepanjang jalan, agar terbaca pada
saat berkendaraan.
Banjiri kotak suratnya dengan katalog barang, promosi barang,
undian dan segala macam penawaran
barang gratisan dengan janji-janji palsu."
"Percantik semua model yang muncul di majalah - majalah dan TV,
sehingga para suami merasa kecantikan
lahiriah lebih penting dan merasa kecewa dengan penampilan istri
sendiri."
" Buat para istri kelelahan, sehingga tidak ada waktu romantis
dengan suaminya. Jika mereka tidak
bisa saling memberikan kasih sayang sebagai suami istri seperti
layaknya, maka mereka akan berpaling
ke orang lain
alias selingkuh. Ini akan mempercepat keluarga tersebut
berantakan."
Buat mereka sakit kepala juga.
"Berikan kepada mereka Sinterklas, agar para orang tua tidak
memahami & tidak sempat menerangkan arti
Natal yang sebenarnya kepada anak-anaknya.
Berikan mereka telur Paskah, sehingga mereka bingung & tidak
pernah berbicara tentang arti sebenarnya
dari kuasa penebusan dari darah Kristus atas dosa dan maut.
Bahkan saat rekreasi, biarkan mereka bertingkah berlebihan &
terjadi konflik2, sehingga begitu mereka
pulang dari rekreasi, maka badan & pikiran mereka akan
kecapaian. jangan Biarkan mereka pergi ke alam
bebas
yang bisa membuat mereka kagum atas ciptaan Tuhan.
Usahakan mereka tetap sibuk dan kirim mereka ke taman bermain,
tempat berolahraga, mal, konser musik
dan bioskop.
"Pokoknya bikin mereka sibuk, sibuk, sibuk terus terutama sibuk
mencari & mengumpulkan uang, buat
mereka terus kuatir akan hari depannya, supaya mereka menjadi
sakit & melakukan ber-macam2 dosa
dengan bebas & kreatif !"
"Biarkan saja mereka menghadiri kebaktian atau persekutuan doa,
tapi libatkan mereka dalam gossip dan
basa basi, jangan sampai pikirannya terfokus kepada Allah &
hatinya terbuka untuk dibentuk ulang &
menjadi berubah, tapi buat mereka menjadi orang yang munafik,
pura2 rohani & sehingga mereka hanya
ber-main2, cuek & tidak sadar apalagi takut sekalipun sedang
berada di hadapan Allah saat itu.
Paling baik lagi, bila mereka " diakali " agar merasa tidak puas
& kecewa oleh orang2 gereja sendiri,
sehingga dengan penuh kesadaran tidak mau datang lagi ke gereja.
Kacaukan tujuan hidup mereka dengan harta benda yang menyebabkan
mereka tidak punya waktu utk
bersandar, berharap & meneladani kehidupan dari Jesus.
Ini akan membuat mereka bekerja dengan kekuatan sendiri
mengorbankan kesehatan mereka dan keluarga
hanya utk harga benda atau materi."
Biarkan harta itu dibawanya kekuburan atau menjadi biang
keributan diantara anak2nya nanti.
" Ini pasti berhasil.... ... ! " "Ini pasti berhasil.... .! "
BUSY (sibuk) berarti : Being Under Satan's Yoke
[ berada di bawah kuk yang dipasang setan ]
Walaupun ini adalah sebuah rencana sederhana.
Nampaknya setan2 ini telah berhasil melaksanakan tugas mereka,
sehingga banyak umat Kristiani di
dunia ini terlihat begitu sibuk pontang panting ke sana ke mari,
sehingga hanya mempunyai waktu
sedikit saja dengan Tuhan dan
keluarga...
Bahkan dibuat sampai tidak punya waktu untuk menceritakan
tentang kuasa Tuhan yang telah
menyelamatkan & merubah hidup mereka kepada orang lain.
Apakah setan telah sukses dengan rencananya kepada Anda juga ?
Don't let this happen.
Semoga hikmat dari Tuhan kita Yesus Kristus menyertaimu saat ini
!
God bless...... :)
Thank you.
Suatu ketika para setan berkumpul mengadakan kongres setan sedunia.
Pada pidato pembukaannya, sang pemimpin berkata: "Kita nggak
mungkin menjauhkan umat Kristiani dari
gereja.
Kita tidak bisa mencegah mereka membaca Alkitab dan mengetahui
kebenarannya. Kita bahkan tidak bisa
mencegah mereka berhubungan dengan Sang Penyelamat.Sekali mereka
memperoleh kontak dengan Jesus, maka
kekuasaan kita akan hancur."
" Biarkan saja mereka ke gereja. Begitu mereka selesai makan
malam, curilah waktunya, sehingga mereka
tidak punya waktu untuk membangun hubungan dengan Jesus
Kristus."
"Inilah yang harus kalian lakukan," kata setan.
"Jauhkan mereka dari Sang Penyelamat, dan konsentrasilah ke
jaringan-jaringan vital yang mengatur
hidup mereka sepanjang hari ."
"Apa yang harus kami lakukan ?" teriak setan-setan yang hadir.
"Buat mereka sibuk untuk hal-hal yang sepele dalam hidup mereka
dan dapat mempengaruhi jalan pikiran
mereka," jawab Sang Pemimpin.
" Perbanyak waktu luang mereka dan sibukkan. Usahakan ibu2 rumah
tangga bekerja lebih lama dan
suaminya juga bekerja 6 - 7 hari seminggu, 10 - 12 jam sehari,
sehingga mereka tidak sempat
bersosialisasi.
Buat mereka tidak punya waktu luang buat anak.
Begitu keluarga mereka terpecah, maka kesibukan menjadi tempat
pelarian."
"Arahkan jalan pikiran mereka sehingga tidak mendengar hati
nurani lagi..
Usahakan mereka memutar kaset atau mendengarkan radio pada saat
mengemudi.
Jaga agar TV, VCD Player, CD dan komputer tetap diputar terus
menerus di rumah mereka dan usahakan
tidak terdengar lagu-lagu rohani di setiap toko maupun restoran
yang ada didunia.
Ini akan mempengaruhi pikiran mereka dan memutuskan hubungan
dengan Kristus."
"Isi ruang tamu mereka dengan majalah dan suratkabar.
Penuhi pikiran mereka dengan berita selama 24 jam.
Pasang billboard / iklan disepanjang jalan, agar terbaca pada
saat berkendaraan.
Banjiri kotak suratnya dengan katalog barang, promosi barang,
undian dan segala macam penawaran
barang gratisan dengan janji-janji palsu."
"Percantik semua model yang muncul di majalah - majalah dan TV,
sehingga para suami merasa kecantikan
lahiriah lebih penting dan merasa kecewa dengan penampilan istri
sendiri."
" Buat para istri kelelahan, sehingga tidak ada waktu romantis
dengan suaminya. Jika mereka tidak
bisa saling memberikan kasih sayang sebagai suami istri seperti
layaknya, maka mereka akan berpaling
ke orang lain
alias selingkuh. Ini akan mempercepat keluarga tersebut
berantakan."
Buat mereka sakit kepala juga.
"Berikan kepada mereka Sinterklas, agar para orang tua tidak
memahami & tidak sempat menerangkan arti
Natal yang sebenarnya kepada anak-anaknya.
Berikan mereka telur Paskah, sehingga mereka bingung & tidak
pernah berbicara tentang arti sebenarnya
dari kuasa penebusan dari darah Kristus atas dosa dan maut.
Bahkan saat rekreasi, biarkan mereka bertingkah berlebihan &
terjadi konflik2, sehingga begitu mereka
pulang dari rekreasi, maka badan & pikiran mereka akan
kecapaian. jangan Biarkan mereka pergi ke alam
bebas
yang bisa membuat mereka kagum atas ciptaan Tuhan.
Usahakan mereka tetap sibuk dan kirim mereka ke taman bermain,
tempat berolahraga, mal, konser musik
dan bioskop.
"Pokoknya bikin mereka sibuk, sibuk, sibuk terus terutama sibuk
mencari & mengumpulkan uang, buat
mereka terus kuatir akan hari depannya, supaya mereka menjadi
sakit & melakukan ber-macam2 dosa
dengan bebas & kreatif !"
"Biarkan saja mereka menghadiri kebaktian atau persekutuan doa,
tapi libatkan mereka dalam gossip dan
basa basi, jangan sampai pikirannya terfokus kepada Allah &
hatinya terbuka untuk dibentuk ulang &
menjadi berubah, tapi buat mereka menjadi orang yang munafik,
pura2 rohani & sehingga mereka hanya
ber-main2, cuek & tidak sadar apalagi takut sekalipun sedang
berada di hadapan Allah saat itu.
Paling baik lagi, bila mereka " diakali " agar merasa tidak puas
& kecewa oleh orang2 gereja sendiri,
sehingga dengan penuh kesadaran tidak mau datang lagi ke gereja.
Kacaukan tujuan hidup mereka dengan harta benda yang menyebabkan
mereka tidak punya waktu utk
bersandar, berharap & meneladani kehidupan dari Jesus.
Ini akan membuat mereka bekerja dengan kekuatan sendiri
mengorbankan kesehatan mereka dan keluarga
hanya utk harga benda atau materi."
Biarkan harta itu dibawanya kekuburan atau menjadi biang
keributan diantara anak2nya nanti.
" Ini pasti berhasil.... ... ! " "Ini pasti berhasil.... .! "
BUSY (sibuk) berarti : Being Under Satan's Yoke
[ berada di bawah kuk yang dipasang setan ]
Walaupun ini adalah sebuah rencana sederhana.
Nampaknya setan2 ini telah berhasil melaksanakan tugas mereka,
sehingga banyak umat Kristiani di
dunia ini terlihat begitu sibuk pontang panting ke sana ke mari,
sehingga hanya mempunyai waktu
sedikit saja dengan Tuhan dan
keluarga...
Bahkan dibuat sampai tidak punya waktu untuk menceritakan
tentang kuasa Tuhan yang telah
menyelamatkan & merubah hidup mereka kepada orang lain.
Apakah setan telah sukses dengan rencananya kepada Anda juga ?
Don't let this happen.
Semoga hikmat dari Tuhan kita Yesus Kristus menyertaimu saat ini
!
God bless...... :)
Thank you.
Ucapan Untuk Bapa0
Pagi hari Dia menungguku bangun tuk mendengarkanku mengucapkan selamat pagi
namun ternyata, aku terlalu sibuk dengan dunia…
Siang hari, Dia masih menungguku menunggu sapaanku, di sela2 kesibukanku..
namun, aku pun masih terlalu sibuk dengan pekerjaan, ataupun bermain. bahkan saat makan siang pun..aku melupakan Dia
Sore hari, Dia terus menungguku.. sebuah ucapan selamat sore setelah semua kesibukanku selesai.
tapi..aku pun masih sibuk dengan teman teman..atau dengan keluarga..
Malam hari Dia masih terus menungguku.. mengucapkan salam menjelang aku tidur..
tetap saja..aku terlalu sibuk mengurusi kantuk dan lelahku..hingga tak sedikitpun aku berkata-kata padaNya.
Dari matahari terbit hingga kembali terbit..Dia terus menungguku ,, karna kasihNya yg tak terbatas,,Dia terus menantiku,,
Hanya untuk sebuah kata “terima kasih Bapa,” atau “aku bahagia Bapa,”
hari demi hari,,bulan demi bulan,,tahun demi tahun,,
“Apakah sungguh aku terlalu sibuk hingga tak pernah punya waktu untukNya? Dia yang sekalipun tak pernah melupakanku. Dia yang sekalipun tak pernah meninggalkanku, walau seluruh dunia membenciku.. Sungguhkah aku sesibuk itu hingga tak punya waktu untuk Dia? Sungguhkah?”
namun ternyata, aku terlalu sibuk dengan dunia…
Siang hari, Dia masih menungguku menunggu sapaanku, di sela2 kesibukanku..
namun, aku pun masih terlalu sibuk dengan pekerjaan, ataupun bermain. bahkan saat makan siang pun..aku melupakan Dia
Sore hari, Dia terus menungguku.. sebuah ucapan selamat sore setelah semua kesibukanku selesai.
tapi..aku pun masih sibuk dengan teman teman..atau dengan keluarga..
Malam hari Dia masih terus menungguku.. mengucapkan salam menjelang aku tidur..
tetap saja..aku terlalu sibuk mengurusi kantuk dan lelahku..hingga tak sedikitpun aku berkata-kata padaNya.
Dari matahari terbit hingga kembali terbit..Dia terus menungguku ,, karna kasihNya yg tak terbatas,,Dia terus menantiku,,
Hanya untuk sebuah kata “terima kasih Bapa,” atau “aku bahagia Bapa,”
hari demi hari,,bulan demi bulan,,tahun demi tahun,,
“Apakah sungguh aku terlalu sibuk hingga tak pernah punya waktu untukNya? Dia yang sekalipun tak pernah melupakanku. Dia yang sekalipun tak pernah meninggalkanku, walau seluruh dunia membenciku.. Sungguhkah aku sesibuk itu hingga tak punya waktu untuk Dia? Sungguhkah?”
Rabu, 09 Juni 2010
piano
Seorang ayah, yang memiliki putra yang berusia kurang lebih 5 tahun, memasukkan putranya tersebut ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak menjadi seorang
pianis yang terkenal.
Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual habis. Sang ayah membeli 2 buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya.
Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser dimulai, kursi telah terisi penuh, sang ayah duduk dan putranya tepat berada di sampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak betah duduk diam terlalu lama, tanpa sepengetahuan ayahnya, ia menyelinap pergi.
Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada di sampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis tersebut.
Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, twinkle2 little star.
Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa aba-aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung. Seluruh penonton terkejut, melihat yang berada di panggung bukan sang pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil.
Sang pianis pun terkejut, dan bergegas naik ke atas panggung.
Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan berkata, "Teruslah bermain" dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya.
Sang pianis lalu duduk, di samping anak itu, dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu, dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut.
Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah, karangan bunga dilemparkan ke tengah panggung. Sang anak jadi besar kepala, pikirnya, "Gila, baru belajar piano sebulan saja sudah hebat!" Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikanpermainannya
sempurna.
Apa implikasinya dalam hidup kita ?
Kadang kita bangga akan segala rencana hebat yang kita buat, perbuatan-perbuatan besar yang telah berhasil kita lakukan. Tapi kita lupa, bahwa semua itu terjadi karena Tuhan ada di samping kita.
Kita adalah anak kecil tadi, tanpa ada Tuhan di samping kita, semua yang kita lakukan akan sia-sia. Tapi bila Tuhan ada di samping kita, sesederhana apapun hal yang kita lakukan hal itu akan menjadi hebat dan baik, bukan saja buat diri kita sendiri tapi juga baik bagi orang di sekitar kita.
Semoga kita tidak pernah lupa bahwa ada Tuhan di samping kita.
God always be with you in all you do
pianis yang terkenal.
Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual habis. Sang ayah membeli 2 buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya.
Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser dimulai, kursi telah terisi penuh, sang ayah duduk dan putranya tepat berada di sampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak betah duduk diam terlalu lama, tanpa sepengetahuan ayahnya, ia menyelinap pergi.
Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada di sampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis tersebut.
Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, twinkle2 little star.
Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa aba-aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung. Seluruh penonton terkejut, melihat yang berada di panggung bukan sang pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil.
Sang pianis pun terkejut, dan bergegas naik ke atas panggung.
Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan berkata, "Teruslah bermain" dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya.
Sang pianis lalu duduk, di samping anak itu, dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu, dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut.
Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah, karangan bunga dilemparkan ke tengah panggung. Sang anak jadi besar kepala, pikirnya, "Gila, baru belajar piano sebulan saja sudah hebat!" Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikanpermainannya
sempurna.
Apa implikasinya dalam hidup kita ?
Kadang kita bangga akan segala rencana hebat yang kita buat, perbuatan-perbuatan besar yang telah berhasil kita lakukan. Tapi kita lupa, bahwa semua itu terjadi karena Tuhan ada di samping kita.
Kita adalah anak kecil tadi, tanpa ada Tuhan di samping kita, semua yang kita lakukan akan sia-sia. Tapi bila Tuhan ada di samping kita, sesederhana apapun hal yang kita lakukan hal itu akan menjadi hebat dan baik, bukan saja buat diri kita sendiri tapi juga baik bagi orang di sekitar kita.
Semoga kita tidak pernah lupa bahwa ada Tuhan di samping kita.
God always be with you in all you do
Selasa, 01 Juni 2010
War in Heaven
Suatu ketika, pada Permulaan Penciptaan, terjadilah suatu Pertempuran Besar
di Surga.
Beginilah kisahnya:
Tuhan menciptakan Surga dan Bumi dan semua malaikat dan para pemimpin
malaikat yang disebut Malaikat Agung. Para Malaikat Agung adalah sahabat
Tuhan. Mereka Bercahaya dan Gagah serta Perkasa. Termasuk di antara para
malaikat agung adalah Gabriel, Rafael dan Mikhael. Selain mereka ada juga
Lucifer. Lucifer sangatlah elok hingga para malaikat menyebutnya Putera
Fajar.
Para malaikat berbahagia karena mereka bersama-sama dengan Allah dan mereka
semua mengasihi-Nya. Kemudian, pada suatu hari Lucifer berkata kepada
dirinya sendiri: "Mengapa harus Tuhan yang paling berkuasa di Surga? Mengapa
bukan aku? Aku bisa terbang dan berubah wujud, aku elok serta gagah perkasa.
Sesungguhnya aku ini sama pentingnya dengan Tuhan. Mulai sekarang aku tidak
lagi akan melakukan perintah-Nya. Aku akan melawan-Nya dan Surga akan
menjadi milikku!"
Maka, Lucifer pergi berkeliling Surga dan ia mengumpulkan banyak malaikat
yang juga tidak suka dianggap kurang penting dibanding Tuhan hingga
terbentuklah suatu pasukan yang besar. Pasukan para malaikat itu menuju
Tahta Allah dan berkata dengan sombongnya: "Kami ini sama pentingnya dengan
Engkau. Mengapa harus Engkau yang menjadi Raja atas Surga dan atas kami?
Kami ini Gagah perkasa dan Elok dan penuh Kebanggaan diri. Kami akan
bertempur melawan Engkau untuk merebut Kerajaan Surga."
Tuhan memandang mereka, dan kemudian Ia berkata: "Lucifer, Aku menganggapmu
sebagai seorang sahabat, dan Aku percaya kepadamu. Bertindaklah bijaksana,
coba pikirkan apa yang hendak engkau lakukan ini."
"Aku sudah memikirkannya," kata Lucifer, "dan lebih baik aku tidak tinggal
di surga sama sekali daripada Engkau harus menjadi Rajaku, demikian juga
pendapat para malaikat yang lain!"
Dan di belakangnya seluruh para malaikat yang memberontak berseru dengan
suara lantang: "Kami berpihak pada Lucifer! Hidup Lucifer! Biarlah ia yang
memerintah atas kami di Surga! KAMI TIDAK MENGHENDAKI TUHAN!"
"Baiklah," kata Tuhan, "jika kalian tidak menghendaki Aku. Tetapi, jika
kalian hendak menguasai Surga, kalian boleh mencobanya jika kalian mau."
Kemudian, Tuhan memanggil Malaikat Agung Mikhael dan memerintahkannya untuk
membentuk Pasukan Balatentara Surgawi yang berada di pihak Tuhan.
Maka terjadilah Pertempuran Besar di Surga antara Mikhael dan para
malaikatnya melawan Lucifer. Lucifer berperang, dan para malaikatnya juga
berperang, tetapi mereka TIDAK DAPAT menang. Mikhael menghalau Lucifer dari
Surga dan Lucifer jatuh ke bawah dan ke bawah dan ke bawah hingga ke neraka.
Semua malaikat pengikutnya dihalau juga bersama dengan Lucifer. Pintu Surga
kemudian ditutup. Sorak-sorai terdengar membahana dari pihak Balatentara
Surgawi yang dipimpin oleh Mikhael: "Surga telah menang! Bersoraklah dan
bergiranglah, hai seluruh malaikat Allah! Allah yang Maha Baik selalu
menang!"
Jadi, sekarang kalian tahu mengapa kita mengatakan dalam doa kita, "Malaikat
Agung St. Mikhael, lindungilah kami dalam peperangan," karena ia adalah
Panglima Perang Balatentara Surgawi.
Tetapi, apa yang kemudian terjadi pada Lucifer dan para malaikat yang
memberontak? Lucifer amat marah dan berang atas kekalahannya dalam
Pertempuran melawan Tuhan. Tidak akan pernah ia melupakannya. Lucifer tidak
pernah lagi diperkenankan masuk ke dalam Surga untuk selama-lamanya. Jadi,
karena Dendam yang mendalam, ia melakukan apa saja untuk membalas Tuhan.
Yang paling mengerikan dari Lucifer adalah rasa IRI-nya. Siapa yang
menurutmu ia cemburui? Kita! Mengapa? Karena ketika Tuhan Yesus disalibkan,
Ia membuka Kerajaan Surga bagi kita agar kita dapat masuk ke dalamnya! Jadi
Lucifer, yang nama lainnya ialah Setan, atau Iblis, amat murka karena kita
yang hanyalah Orang Biasa diperkenankan masuk ke dalam Surga, sedangkan ia,
seorang malaikat Agung, tidak. Jadi, ia dan para malaikatnya (para iblis)
selalu dan selalu berusaha untuk mencegah kita masuk ke dalam Surga. Para
iblis merayu kita dengan pikiran-pikiran jahat, membujuk kita melakukan
perbuatan-perbuatan dosa, semuanya untuk melukai hati Tuhan.
Jadi, kapan saja kalian berniat untuk melakukan atau mengatakan sesuatu yang
jahat, ingatlah akan Pertempuran besar di Surga. Ingatlah bahwa Lucifer
sedang berusaha menghasut kalian untuk berada di pihaknya. Jika kamu
membatalkan niat jahatmu itu, kalian telah menang dan berada di pihak Tuhan.
sumeber :
http://www.gsn-soeki.com/wouw/?koleksi-artikel-utk-semua
MANGKOK TANPA ALAS
Seorang raja bersama pengiringnya keluar dari istananya untuk menikmati udara pagi. Di keramaian, ia berpapasan dengan seorang pengemis.
Sang raja menyapa pengemis ini, "Apa yang engkau inginkan dariku?" Si pengemis itu tersenyum dan berkata, "Tuanku bertanya, seakan-akan tuanku dapat memenuhi permintaan hamba."
Sang raja terkejut, ia merasa tertantang, "Tentu saja aku dapat memenuhi permintaanmu. Apa yang engkau minta, katakanlah!"
Maka menjawablah sang pengemis,"Berpikirlah dua kali, wahai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan apa-apa."
Rupanya sang pengemis bukanlah sembarang pengemis.
Namun raja tidak merasakan hal itu. Timbul rasa angkuh
dan tak senang pada diri raja, karena mendapat nasihat
dari seorang pengemis. "Sudah aku katakan, aku dapat
memenuhi permintaanmu. Apapun juga! Aku adalah raja
yang paling berkuasa dan kaya-raya."
Dengan penuh kepolosan dan kesederhanaan si pengemis
itu mengangsurkan mangkuk penadah sedekah,"Tuanku
dapat mengisi penuh mangkuk ini dengan apa yang tuanku
inginkan."
Bukan main! Raja menjadi geram mendengar 'tantangan'
pengemis dihadapannya.
Segera ia memerintahkan bendahara kerajaan yang ikut
dengannya untuk mengisi penuh mangkuk pengemis kurang
ajar ini dengan emas!
Kemudian bendahara menuangkan emas dari pundi-pundi
besar yang di bawanya ke dalam mangkuk sedekah sang
pengemis. Anehnya, emas dalam pundi-pundi besar itu
tidak dapat mengisi penuh mangkuk sedekah.
Tak mau kehilangan muka di hadapan rakyatnya, sang
raja terus memerintahkan bendahara mengisi mangkuk
itu. Tetapi mangkuk itu tetap kosong. Bahkan seluruh
perbendaharaan kerajaan: emas, intan berlian, ratna
mutumanikam telah habis dilahap mangkuk sedekah itu.
Mangkuk itu seolah tanpa dasar, berlubang.
Dengan perasaan tak menentu, sang raja jatuh bersimpuh
di kaki si pengemis, ternyata dia bukan pengemis biasa, terbata-bata ia bertanya, "Sebelum berlalu dari
tempat ini, dapatkah tuan menjelaskan terbuat dari
apakah mangkuk sedekah ini?"
Pengemis itu menjawab sambil tersenyum, "Mangkuk itu
terbuat dari keinginan manusia yang tanpa batas.
Itulah yang mendorong manusia senantiasa bergelut
dalam hidupnya". Ada kegembiraan, gairah memuncak di
hati, pengalaman yang mengasyikkan kala engkau
menginginkan sesuatu. Ketika akhirnya engkau telah
mendapatkan keinginan itu, semua yang telah kau
dapatkan itu, seolah tidak ada lagi artinya bagimu.
Semuanya hilang ibarat emas intan berlian yang masuk
dalam mangkuk yang tak beralas itu. Kegembiraan,
gairah, dan pengalaman yang mengasyikkan itu hanya
tatkala dalam proses untuk mendapatkan keinginan..
Begitu saja seterusnya, selalu kemudian datang
keinginan baru. Orang tidak pernah merasa puas. Ia
selalu merasa kekurangan." Anak cucumu kelak mengatakan : power tends to corrupt; kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak.
Raja itu bertanya lagi, "Adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?"
"Tentu ada, yaitu rasa syukur kepada Tuhan. Jika
engkau pandai bersyukur, Tuhan akan menambah nikmat
padamu," Ucap sang pengemis itu, sambil ia berjalan
kemudian menghilang.
MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT
Based on True Story.
- - -
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam,pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka menikah sudah lebih 32 tahun
Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ketiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, pak suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan pak suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata "Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak...bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" . Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".
Pak suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka.
"Anak2ku .... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah....tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian….sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini.
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang,kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit."
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno.
Merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.
Sampailah akhirnya pak suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada suyatnokenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2..
disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio. kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah pak Suyatno bercerita.
"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..
Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama…dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,"
- - -
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam,pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka menikah sudah lebih 32 tahun
Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ketiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, pak suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan pak suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata "Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak...bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" . Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".
Pak suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka.
"Anak2ku .... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah....tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian….sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini.
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang,kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit."
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno.
Merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.
Sampailah akhirnya pak suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada suyatnokenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2..
disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio. kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah pak Suyatno bercerita.
"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..
Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama…dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,"
LILIN
Ada 4 lilin yang menyala.
Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka
Yang pertama berkata:
“Aku adalah Damai.”
“Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!”
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata:
“Aku adalah Iman.”
“Sayang aku tak berguna lagi.”
“Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”
Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:
“Aku adalah Cinta”
“Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.”
“Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.”
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam.
Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata:
“Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
Jangan takut,
Janganlah menangis,
selama aku masih ada dan menyala,
kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga
Lilin lainnya:
“Akulah H A R A P A N.”
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN.
yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!
Kesaksian -- Tiga Kali Anne Bertemu Tuhan
Mengenang Anne Satya Adhika
Saat ini Anne Satya Adhika (12)
mungkin sudah bisa melihat wajah Tuhan. Ia sudah memperoleh apa
yang pernah dijanjikan oleh Tuhan
Yesus yang datang dua kali dalam mimpinya. Dalam mimpi itu Tuhan
Yesus berkata akan mengambil dua
benda dari tubuhnya, namun Ia akan mengganti dengan sesuatu yang
paling baik buat Anne. Yang paling
baik bagi puteri pasangan Antonius Yosef Sri Kahono (43) dan
Yohana Fransisca Emy Kusindriati (38)
tiada lain adalah surga! Karena Anne dipanggil Tuhan pada 26
September 2007, setelah melewati
pergulatan panjang dari operasi tumor 3 April 2007 berikut
rangkaian enam kali kemoterapi.
Anne Satya Adhika, terlahir 7 Juni 1995 dengan badan sehat dan
gemuk. Anne yang penurut dan lugu,
menurut ayahandanya adalah anak yang pendiam, namun anehnya Anne
punya banyak teman. Walaupun
terkesan pendiam, Anne pandai merangkai doa bahkan memimpin doa
dengan rangkaian kata-kata yang
dibuatnya sendiri. Kecintaan Anne untuk berdoa juga terbukti
dengan rajinnya Anne ikut ibadat, doa
rosario atau pun misa baik di paroki, maupun di rumah. Di kamar
Anne yang bernuansa pink, tertempel
doa Bapa Kami dalam bahasa Inggris, menunjukkan kecintaan Anne
pada Tuhan dan keinginannya untuk
belajar bahasa Inggris.
Tingginya semangat belajar Anne dan keinginannya untuk mengetahui sudah terbukti dari prestasi belajar yang ia dapatkan dari
sekolahnya di SD Kanisius Demangan Baru. Beberapa kali Anne
mendapatkan ranking di sekolahnya,
terutama ketika Anne belajar di kelas 1 sampai dengan 3. Di
kelas 6, seperti anak-anak lain yang juga
ingin mempersiapkan ujian, maka Anne mengikuti les-les supaya
memperoleh nilai bagus dalam ujian dan
bisa melanjutkan ke sekolah favorit. "Menjelang ujian, tanpa ada
gejala sakit sebelumnya tubuh Anne
tampak mengurus namun perutnya agak besar. Setelah dicek di RS
Panti Rapih ternyata ada tumor di
bagian perut," terang Bapak Kahono. Kemudian waktu itu dokter
menganjurkan supaya segera dilakukan
operasi. Vonis tersebut membuat pak Kahono dan istri merasa
panik dan stress. Disaat-saat suasana
hati yang tidak enak, orangtua Anne mohon bantuan doa kepada
sanak saudara dan tettangga, maka
malamnya dirumah pak Kahono diadakan doa lintas agama untuk
kekuatan dan kesembuhan Anne, pukul 18.00
doa dari beberapa warga yang beragama Islam, dan pukul 19.00
dilanjutkan doa dari warga yang beragama
Katolik. Ada keinginan untuk mengikuti pengobatan alternatif.
Namun, menurut dokter hal ini hanya
akan memperparah kondisi pasien.
Itu sebabnya tanpa memikirkan masalah biaya, mereka menyetujui
operasi pengangkatan tumor Anne. "Kami
hanya ingin Anne sembuh. Namun, ternyata Tuhan mempunyai rencana
lain untuk Anne dan kami
sekeluarga." jelas Ibu Emy tabah. Ibunda Anne dan Gisela Sotya
Gracia Diwyacita (3,5) ini ternyata
masih harus berjuang untuk membujuk putri sulungnya agar mau
dioperasi.
Namun, ternyata hanya Tuhan Yesus sendiri yang bisa membujuk
Anne. "Malam sebelum dioperasi Anne
bermimpi bertemu Tuhan. Katanya, dia melihat Tuhan Yesus
menungguinya di ruang operasi dan memegangi
tangan kanannya. Jadi, setelah mimpi itu dia pasrah saja
dioperasi." ujar Ibu Emy.
Mimpi itu adalah kali pertama Anne bertemu Tuhan Yesus.
Sebelumnya, Anne belum pernah menceritakan
perjumpaan dengan Tuhan. Namun, Anne sangat suka berdoa. Ia
gemar berdoa rosario dan memimpin doa
spontan. Bahkan setelah ia meninggal orang tuanya menemukan
diari doa Anne yang dibuatnya sejak ia
duduk di kelas 3 SD. "Kami tidak tahu kalau Anne menulis
berbagai doa mulai doa di hari ibu, hari
pahlawan, sampai hari kelahiran Gisela. Dan baru menjelang
saat-saat terakhirnya ia menulis doa untuk
dirinya sendiri," tutur Bapak Kahono. Dalam doanya yang
terakhir, Anne juga sempat memohon berkat
agar kedua orang tuanya sehat dan mempunyai cukup rejeki untuk
membiayai pengobatan di rumah sakit.
Padahal saat itu tidak seorang pun yang memberitahu bahwa kedua
orang tuanya kesulitan menutup biaya
yang tidak sedikit. Dan untunglah sebagian biaya dibantu oleh
perusahaan tempat Pak Kahono bekerja.
Bantuan juga datang dari sanak saudara, juga dari teman-teman di
milis yang bersimpati dengan Pak
Kahono. Namun bantuan itupun belum bisa menutup seluruh biaya
pengobatan yang luar biasa mahalnya.
Maka atas kebaikan perusahaan tempat Pak Kahono bekerja
meminjami uang untuk menutup biaya tersebut,
sedangkan untuk pengembaliannya Pak Kahono harus rela dipotong
gajinya setiap bulan, yang jumlahnya
cukup besar. "Saya tidak tahu berapa tahun potongan gaji itu
akan selesai." kata Pak Kahono. Maka untuk menutup kebutuhan setiap bulannya yang selalu minus pak kahono harus berjuang mencari kerja dimalam
hari diluar perusahaannya. Perjumpaan Anne dengan Tuhan Yesus dalam mimpi ternyata membawa mukjijat bagi kondisi fisik dan
mentalnya. Secara mengejutkan, rekam jantung dan berbagai
pemeriksaan sebelum operasi memungkinkan
bagi terlaksananya operasi. Padahal dua hari sebelumnya, rekam
jantung Anne sangat jelek.
Begitu senangnya Anne berjumpa Tuhan sampai dia bisa menghibur sang
ibu. "Sebelum masuk kamar operasi, Anne
sempat bilang pada saya: Ibu, wajahnya jangan begitu. Senyum
to....da...da. ..." kenang Ibu Emy.
Operasi yang menyita waktu 3 jam 45 menit itupun seperti
mukjizat, karena sebelumnya dokter sempat
memberitahukan bahwa setelah operasi Anne pasti membutuhkan
perawatan di ICU, namun hal ini tidak
terjadi. Tuhan seakan menjawab doa Anne dan keinginan Anne.
Sebelum operasi Anne sempat bilang kepada
Ibunya, "Ibu setelah operasi saya maunya kembali ke kamar ini."
Dan memang benar, setelah operasi,
Anne tidak memerlukan perawatan di ICU. Anne dikembalikan ke
kamar perawatan semula dan dia kelihatan
tegar, tidak merasa sakit.
Pasca operasi dengan semangat hidup yang luar biasa, Anne ngotot
ikut ujian kelulusan sekolah dasar.
"Waktu itu Anne tidak pernah belajar karena sakit dan masuk
rumah sakit. Tapi, syukurlah Anne bisa
lulus ujian kelulusan sekolah dasar dan diterima di SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta," kata Bapak
Kahono. Anne pun tetap rajin menyalin pelajaran guna mengejar
ketertinggalannya selama dia harus
mengikuti kemoterapi.
Saat-saat mendampingi kemoterapi Anne, Bapak Kahono dan Ibu Emy
merasakan beban yang sangat berat.
"Setiap bulan, kurang lebih 4 sampai 5 hari kami harus
mendampingi Anne yang pasti merasakan sakit, pusing berat, mual, muntah, dan menggigil sampai tempat tidurnya bergoyang hebat.
Setelah itu, di rumah kadang-kadang Anne susah minum obat." Kata
kedua orangtua Anne. Disaat-saat
Anne menggigil karena efek dari kemoterapi ia selalu bilang pada
ibunya, "Bu...dingin banget, doakan
Anne ya bu...." Kenang ibu Emy sambil menangis. "ia anak yang
tabah, semangat dan selalu ingat pada
Tuhan, saya bisa merasakannya betapa sakitnya orang menjalani
kemoterapi, tetapi saya harus tabah dan
kuat selama mendampingi anak saya".
Di tengah beratnya pendampingan itu, keduanya tidak putus asa.
Meski doa mereka agar sang anak tidak
kesakitan paska kemoterapi tidak dikabulkan Tuhan, mereka terus
berdoa agar Anne disembuhkan. Dengan
kepercayaan penuh mereka membimbing Anne agar terus berpasrah
dan berdoa. Bahkan Pak Kahono juga
rajin berpuasa agar Anne segera sembuh dan Pak Kahono bisa sabar
melayani Anne.
Dari kemoterapi pertama sampai keempat, kondisi fisik Anne
sangat bagus. Meski harus kesakitan
setelah kemoterapi, ia bisa kembali beraktifitas dengan ceria.
Bahkan setelah menjalani kemoterapi ia
antusias untuk masuk sekolah, ia dengan semangat dan senang hati
selalu ingin bersekolah berjumpa dan
belajar bersama-sama dengan teman-temannya. Kali ini tantangan
besar menanti keluarga Kahono karena
kerontokan rambut Anne tidak bisa dicegah. Anne pun mengalami
stres berat. Berbagai cara dilakukan
oleh keluarganya agar rasa percaya diri Anne kembali. Mulai dari
membeli wig sampai jalan-jalan untuk
sekadar makan atau membeli pensil pun dilakoni keluarga ini agar
Anne bisa merasa senang. "Syukur
kepada Allah karena dengan cepat Anne bisa menerima kenyataan
ini, dia sempat stress selama 4 hari,
selalu marah karena hampir setiap hari rambutnya lepas satu per
satu. Kami hanya bisa berdoa kepada
Tuhan agar kami diberi kesabaran dan ketabahan, maka disaat-saat
selesai doa malam atau disaat-saat
kami makan bersama diluar secara pelan-pelan kami mencoba
menjelaskan kepada Anne mengenai kerontokan
rambutnya" kata pak Kahono. "Dan syukur kepada Allah sekali lagi
Anne akhirnya mau mendengarkan dan
mau menerima kenyataan ini".
Setelah kemoterapi ketiga, Anne bermimpi ketemu Tuhan Yesus
lagi. Pada sang ibu, Anne bercerita,"
Ibu, Tuhan datang lagi. Tuhan bilang Dia telah ambil salah satu
organ tubuhku sebanyak dua buah.
Tuhan bilang agar aku tidak khawatir, suatu saat akan diganti
yang lebih baik, tetapi tidak dalam
waktu dekat. Kemudian Tuhan bilang dengan bahasa lain yang tidak
pernah aku mengerti. Tapi aku paham
dengan apa maksud perkataan Tuhan padaku. Bu kira-kira apa ya
organ yang diambil itu?"
Lewat pertemuan kedua ini, akhirnya Tuhan Yesus sendiri yang
menunjukkan pada Anne apa yang terjadi
dalam operasi itu. Mengingat tumor seberat 3,2 kg itu menempel
pada kedua indung telurnya, dokter
memutuskan untuk mengangkat indung telur Anne sekaligus.
Pengangkatan kedua indung telur ini tidak
disampaikan oleh keluarga pada Anne agar dia tidak stress.
Rencananya baru akan disampaikan setelah
dia dewasa karena dia tidak akan bisa punya anak. Namun, justru
Tuhan sendiri yang memberitahukannya
langsung pada Anne.
Perjumpaan Anne yang kedua dengan Tuhan Yesus ini juga menimbulkan perubahan drastis pada dirinya. Menurut cerita keluarga dan para tetangga, setelah kemoterapi ketiga Anne tidak seperti dirinya lagi. Pada seorang anggota keluarganya dia berkata, "Mbak, Anne minta maaf ya kalau ada salah."
Sementara itu, pada kedua orang tuanya ia
sering minta supaya para kerabat diundang makan-makan. Dengan
undangan ini dia seakan berpamitan.
Ketika itu Anne juga ingin sekali bertemu dengan emak Inge dan
oma Maria, mereka berdua adalah
sahabat orangtua Anne yang begitu baik memperhatikan Anne. Namun
sayang keinginan itu tidak bisa
terlaksana, Anne sangat senang sekali dengan pemberian boneka
dari emak Inge dan emak Nancy juga
rosario dari oma Maria, maka Anne sering memeluk boneka dan
memakai rosario disaat-saat Anne opname
di rumah sakit. Dia juga berkesan dengan para suster yang selalu
menjenguknya, suster Gratia, suster
Theresia. Juga romo Agus dan ibu guru Erna yang selalu setia
menemani dan mendampingi Anne sejak
operasi bulan April.
Menjelang kemoterapi ke-6 Anne sebenarnya sudah menolak, bahkan
sempat kirim sms kepada ibunya
"Bu..aku tidak mau dikemo lagi, aku tahu bapak ibu ingin
menyembuhkanku, tapi aku sudah tidak kuat
lagi.." begitu isi dari sms yang ia kirimkan kepada ibunya.
Bahkan Anne sempat kirim sms juga kepada
ibu gurunya "bu tolong aku, aku tidak mau dikemo lagi, kalau ibu
gak mau menolong aku maka kita tidak
akan berjumpa lagi". Dan bagi Kahono hal itu pun sangat
dilematis. Menurut dokter kemoterapi harus
dijalani, "Pak ini kemo terakhir, sayang kalau tidak dijalani,
biar tuntas" begitu kata dokter.
Bahkan ketika ibu Anne menanyakan soal kemoterapi yang ke-6
kepada dokter, maka dokter hanya menjawab
"memang begitu skedulenya bu, harus dijalani". Padahal kondisi
Anne saat itu sangat stress dan bahkan
hasil lab sangat tidak baik, lekosit dan trombosit tutun
drastis.
Namun Anne seakan ingin memakai waktu-waktu terakhirnya untuk menyenangkan semua orang. Ia tidak mau orang tuanya sedih, "Bapak jangan gitu, Bapak jangan sedih ya," ucapnya setiap kali sang ayah nyaris menitikkan air mata. Anne juga sempat membelikan kado ulang tahun bagi temannya di sela kesakitan paska kemoterapi keempat.
Menjelang kemoterapi terakhir, ia sempat momong Gisela bermain di sebuah mall di Yogyakarta. Waktu itu Anne punya keinginan yang tidak bisa ditolak, ia ingin
mengajak adiknya untuk bermain disebuah mall. Ia juga berjuang menyiapkan sepucuk doa "Malaikat Tuhan" yang ditulis rapi untuk kedua orang tuanya. Doa itu belum sempat diajarkan pada orang tuanya karena Tuhan sudah menemuinya untuk yang
ketiga kali.
Hari Selasa sore 25 september pukul 14.20 WIB, Tuhan Yesus
menjumpai Anne yang sedang mengalami masa
kritis. Saat itu Anne selalu meminta bapak dan ibunya untuk
memeluknya. Tiba-tiba Anne minta duduk,
lalu memandang ke arah sudut ruangan. Seperti ketakutan ia
menunjuk ke sudut ruangan dan berkata
dengan nada yang terpatah-patah, "Ibuuu... ka..ta Tuu..han
Yesusss, o..rang yang ma...mau
me...ning..gal itu su..su..lit bernafas.... .bapaaaak. ....ibuuu,
aku ta..kutt.." Anne lalu meminta
agar kedua tangannya dipegang dengan erat oleh kedua
orangtuanya. Ketika itu Anne juga menanyakan
saudara-saudaranya kepada ibunya, "Bu...mana budhe dan pak dhe,
mana mbak vita, mbak Nuke....kok sepi
to" Kenang ibu Emy. Bahkan ketika itu Anne juga menanyakan
adiknya dan keponakannya, katanya "...mana
Marsa, mana Gisela...Gisela mbak Anne mau meninggal... " kenang
pak kahono sambil menitikkan air mata.
Kata-kata Anne seperti itu membuat perasaan orangtua Anne
menjadi tidak karuan. Maka pak Kahono
segera menelepon seluruh sanak saudara untuk datang ke rumah
sakit, dan juga menelepon Romo Agus.
Sore itu juga pada pukul 18.00, Anne menerima sakramen minyak
suci. Ketika upacara pemberkatan minyak
suci berlangsung Anne bisa mengikutinya dengan khidmat, dan
setelah selesai kepada Romo ia masih
berucap, "Terima kasih Romo. Doakan saya ya Romo." Lalu setelah
itu dilanjutkan dengan doa roasio
oleh warga lingkungan dan Anne pun juga bisa mengikuti dengan
tenang.
Mulai jam 21.00 - 03.30 Anne tidak bisa tidur, sesekali minta
minum karena haus sekali, tetapi ketika
diberi minum selalu dikeluarkan lagi. Orangtua anne sehari tidak
tidur menunggui Anne.
Keesokan paginya, hari Rabu, dokter yang memeriksa Anne bilang
bahwa Anne membutuhkan cuci darah
karena kondisinya semakin menurun. Namun kata dokter melihat
kondisi seperti ini cuci darah tidak
berani. Pukul 9 pagi, Anne mengalami masa kritis lagi. Meski
ketakutan akan berpisah dengan
orang-orang terkasih dan terutama adik yang dinantinya tujuh
tahun lamanya Anne manut saja mengikuti
bimbingan doa dari sang ayah. Pada saat itu, pak Kahono
membimbing Anne untuk berdoa Bapa Kami yang
diikuti Anne dengan pelan-pelan. Anne minta air karena merasa
haus sekali. Tapi Anne sudah tidak bisa
menelan lagi. Anne hanya minta dipeluk kedua orangtuanya sambil
sesekali memanggil orangtuanya dengan
nada pelan "bapaaaak... ....ibuuuuu. ....." tangan Anne begitu
kuat memegang tangan kedua orangtuanya,
tangan kanan memegang tangan ibunya, sedang tangan kiri minta
dipegang bapaknya. Pada saat itu, Papa
Anne membimbing Anne untuk berdoa. Sekali lagi pak Kahono
membimbing Anne untuk berdoa dan Anne pun
bisa mngikuti doa walaupun dengan suara yang pelan dan
terpatah-patah. "Ya Tu...han, Ampuni hamba-Mu
Anne. Pe....ganglah tangan Anne ke dalam pangkuan-Mu. ..
tuntunlah hamba-Mu kedalam surga" Dan pada
waktu itu, kedua orangtuanya sempat minta maaf juga. "Anne,
bapak ibu minta maaf ya, bapak dan ibu
banyak dosa dan salah pada Anne." Anne pun menjawab, "Aku ituuu
sudah me..maaf..kan. " Saat itu juga
Anne sempat minta maaf kepada bapak dan ibunya. "Anne juga ya bu
minta maaf.." Kahono sambil menangis
menjawab, "Anne gak punya salah. Bapak dan ibu sudah memaafkan".
Setelah itu Anne memanggil Bapak Ibu-nya sekali lagi dan
memegang dengan kuat tangan orangtua itu.
Bapak Kahono pun berdoa untuk yang terakhir pada Tuhan, "Tuhan
yang Maha Kasih, Tuhan yang Maha
Agung, seandainya Anne harus Kau panggil, maka tuntunlah dan
peganglah Anne ke dalam pangkuan-Mu di
surga. Tapi apabila Engkau menghendaki mukjizat, kami siap untuk
membimbingnya kembali." Sekali lagi
Anne berkata "Ba..paaak.. ibuuuu" Perlahan pegangan Anne terasa
semakin mengendur dan akhirnya Anne
pergi memenuhi panggilan Tuhannya. Saat itu kedua orangtua Anne
terasa lemas sekali, mau bicarapun
tidak bisa, hanya cucuran airmata yang ada. Para suster berusaha
untuk memompa paru-paru Anne tetapi
nampaknya sia-sia karena Anne memang sudah tiada......orangtua
anne menangis habis-habisan sambil
berdoa memohon ampun kepada Sang Maha Suci...
"Rasa menyesal, rasa kecewa, dan marah pada dokter berbaur
menjadi satu saat itu." ujar pak Kahono.
Ketika para sahabat pada datang dan bertanya "Anne sakit apa,
kok meninggal, kemarin khan masih
sehat" . Dengan nada kesal pak Kahono pun menjawab "Anne
meninggal karena di kemoterapi". Rasa kesal
dan kecewa masih terlihat diwajah pak Kahono saat itu, untunglah
banyak sahabat, saudara dan juga
romo mencoba menenangkan hati pak Kahono.
"Selamat jalan anakku, selamat jalan Anne.....banyak kenangan
indah bersamamu yang tidak akan aku
lupakan selamanya, engkau begitu baik, bersemangat dan bahkan
mau maaf memaafkan menjelang engkau
pergi. Sekali lagi maafkan segala kesalahan bapak ibu
nak....damai dan bahagia di Surga Amin" begitu
kata pak Kahono
Begitulah Anne Satya Adhika menyelesaikan peziarahannya di bumi
dalam doa.
Kisah dan percakapan tersebut diatas adalah kisah nyata yang sebenarnya, tanpa mengurangi dan menambahi sedikitpun. Pak Kahono bercerita apa adanya, ia memang ingin berbagi pengalaman iman kepada kita semua. "Saya ingin sharing
pengalaman pribadi dan iman kepada semua sahabat tanpa kecuali,
bahwa mendampingi seseorang yang
sedang sakit terlebih orang yang mau meninggal dunia itu
sangat-sangat penting" kata pak Kahono.
"Sekali lagi, mudah-mudahan sharing ini berguna..." lanjutnya.
Catatan:
Kisah ini ditulis dari hasil wawancara orangtua Anne dengan
seorang teman wartawan pada tanggak 29
September 2007 (tiga hari setelah Anne tiada) dan dilanjutkan
pada awal bulan Nopember setelah 40
hari peringatan Anne. Artikel ini telah dimuat di dua media,
yaitu majalah Utusan terbit bulan
Desember 2007, media Pondok Renungan, dan Sabda serta salah satu
media di jakarta yang terbit Januari
2008.
Kisah Alergi Hidup
Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya : “Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apa pun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati”.
Sang Guru tersenyum : “Oh, kamu sakit”.
“Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati”.
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan :
“Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama “Alergi Hidup”. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan.
Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.
Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini ?
Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita”.
“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku”, kata sang Guru.
“Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi”, pria itu menolak tawaran sang Guru.
“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?”, tanya Guru.
“Ya, memang saya sudah bosan hidup”, jawab pria itu lagi.
“Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini… Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang”.
Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai ! Tinggal satu malam dan satu hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis.
Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis.
Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, “Sayang, aku mencintaimu”
Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.
Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi.
Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata : “Sayang, apa yang terjadi hari ini ? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku sayang”.
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya ?”
Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran,
bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata : “Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu”.
Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan : “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami”.
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ?
Ia mendatangi sang Guru lagi.
Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata : “Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh.
Apabila kau hidup dalam kekinian,
Apabila kau hidup dengan kesadaran
bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja,
maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan.
Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu.
Jadilah lembut, selembut air.
Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan.
Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan.
Kau akan merasa hidup.
Itulah rahasia kehidupan.
Itulah kunci kebahagiaan.
Itulah jalan menuju ketenangan”.
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP !
LETAK KEKUATAN
Ada kekuatan di dalam kasih,
dan orang yang sanggup mengasihi adalah orang yang kuat
karena ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan diri sendiri.
Ada kekuatan dalam sukacita,
dan orang yang bersukacita adalah orang yang kuat
karena ia tidak pernah terlarut dengan tantangan dan cobaan.
Ada kekuatan di dalam damai sejahtera,
dan orang yang dirinya penuh damai sejahtera adalah orang yang kuat
karena ia tidak pernah tergoyahkan dan tidak mudah diombang-ambingkan.
Ada kekuatan di dalam kesabaran,
dan orang yang sabar adalah orang yang kuat
karena ia sanggup menanggung segala sesuatu
dan ia tidak pernah merasa disakiti.
Ada kekuatan di dalam kemurahan,
dan orang yang murah hati adalah orang yang kuat
karena ia tidak pernah menahan mulut dan tangannya
untuk melakukan yang baik bagi sesamanya.
Ada kekuatan di dalam kebaikan,
dan orang yang baik adalah orang yang kuat
karena ia bisa selalu mampu melakukan yang baik bagi semua orang.
Ada kekuatan di dalam kesetiaan,
dan orang yang setia adalah orang yang kuat
karena ia bisa mengalahkan nafsu dan keinginan pribadi
dengan kesetiaannya kepada Allah dan sesama.
Ada kekuatan di dalam kelemahlembutan,
dan orang yang lemah lembut adalah orang yang kuat
karena ia bisa menahan diri untuk tidak membalas dendam.
Ada kekuatan di dalam penguasaan diri,
dan orang yang bisa menguasai diri adalah orang yang kuat
karena ia bisa mengendalikan segala nafsu keduniawian.
Disitulah semua letak-letak dimana kekuatan sejati berada.
Dan sadarlah bahwa kita juga memiliki cukup kekuatan
untuk mengatasi segala masalah kita.
Di manapun juga, seberat dan serumit apapun juga.
" Tetapi buah Roh ialah : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Galatia 5 : 22-23)
Langganan:
Postingan (Atom)