Minggu, 27 Februari 2011

Benih Kecil

Suatu ketika, ada sebuah pohon yang rindang. Di bawahnya, tampak dua orang yang sedang beristirahat. Rupanya, ada seorang pedagang bersama anaknya yang berteduh disana. Tampaknya mereka kelelahan sehabis berdagang di kota. Dengan menggelar sehelai tikar, duduklah mereka dibawah pohon yang besar itu. Angin semilir membuat sang pedagang mengantuk. Namun, tidak demikian dengan anaknya yang masih belia. "Ayah, aku ingin bertanya..." terdengar suara yang mengusik ambang sadar si pedagang. "Kapan aku besar, Ayah? Kapan aku bisa kuat seperti Ayah, dan bisa membawa dagangan kita ke kota?" "Sepertinya", lanjut sang bocah, "Aku tak akan bisa besar. Tubuhku ramping seperti Ibu, berbeda dengan Ayah yang tegap dan berbadan besar. Kupikir, aku tak akan sanggup memikul dagangan kita jika aku tetap seperti ini."

Jari tangannya tampak mengores-gores sesuatu di atas tanah. Lalu, ia kembali melanjutkan, "Bilakah aku bisa punya tubuh besar sepertimu, Ayah?" Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini tampak siaga. Diambilnya sebuah benih, di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais oleh anaknya. Diangkatnya benih itu dengan ujung jari telunjuk. Benda itu terlihat seperti kacang yang kecil, dengan ukuran yang tak sebanding dengan tangan pedagang yang besar-besar. Kemudian, ia pun mulai berbicara.

"Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang kecil. Pandanglah pohon besar tempat kita berteduh ini. Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini, dulu berasal dari benih yang sekecil ini. Dahan, ranting dan daunnya, juga berasal dari benih yang Ayah pegang ini. Akar-akarnya yang tampak menonjol, juga dari benih ini. Dan kalau kamu menggali tanah ini, ketahuilah, sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari tempat yang sama." Diperhatikannya wajah sang anak yg tampak tertegun. "Ketahuilah Nak, benih ini menyimpan segalanya. Benih ini menyimpan batang yang kokoh, dahan yang rindang, daun yang lebar, juga akar-akar yang kuat. Dan untuk menjadi sebesar pohon ini, ia hanya membutuhkan angin, air, dan cahaya matahari yg cukup. Namun jangan lupakan waktu yg membuatnya terus bertumbuh. Pada mereka semualah benih ini berterima kasih, karena telah melatihnya menjadi makhluk yang sabar." "Suatu saat nanti, kamu akan besar Nak. Jangan pernah takut untuk berharap menjadi besar, karena bisa jadi, itu hanya butuh ketekunan dan kesabaran."

Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu keduanya merebahkan diri, meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan dan impian dalam benak. Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam tidur, melepaskan lelah mereka setelah seharian bekerja.

Jangan pernah merasa malu dengan segala keterbatasan. Jangan merasa sedih dengan ketidaksempurnaan. Karena Allah, menciptakan kita penuh dengan keistimewaan. Dan karena Allah, memang menyiapkan kita menjadi makhluk dengan berbagai kelebihan. Mungkin suatu ketika, kita pernah merasa kecil, tak mampu, tak berdaya dengan segala persoalan hidup. Kita mungkin sering bertanya-tanya, kapan kita menjadi besar, dan mampu menggapai semua impian, harapan dan keinginan yang ada dalam dada. Kita juga bisa jadi sering membayangkan, bilakah saatnya berhasil?

Kapankah saat itu akan datang? Anda adalah layaknya benih kecil itu. Benih yang menyimpan semua kekuatan dari batang yang kokoh, dahan yang kuat, serta daun-daun yang lebar. Dalam benih itu pula akar-akar yang keras dan menghujam itu berasal. Namun, akankah Allah membiarkan benih itu tumbuh besar, tanpa alpa dengan bantuan tiupan angin, derasnya air hujan, dan teriknya sinar matahari? Begitupun kita, akankah Allah membiarkan kita besar, berhasil, dan sukses, tanpa pernah merasakan ujian dan cobaan?

Akankah Allah lupa mengingatkan kita dengan hembusan angin "masalah", derasnya air "ujian" serta teriknya matahari "persoalan"? Tidak. Karena Allah Maha Tahu, bahwa setiap hamba-Nya akan menemukan jalan keberhasilan, maka Allah akan tak pernah lupa dengan itu semua. Jangan pernah berkecil hati. Semua keberhasilan dan dan kesuksesan itu telah ada dalam diri Anda.

BERSERAH

Seorang anak kecil sedang bermain sendirian dengan mainannya. Sedang asyik-asyiknya bermain tiba-tiba mainannya itu rusak. Dia mencoba untuk mebetulkannya sendiri, tapi rupanya usahanya itu dari tadi sia sia saja. Maka dia mendatangi ayahnya untuk minta ayahnya itu yang membetulkannya.

Tapi sambil memperhatikan ayahnya dia terus memberikan instruksi kepada ayahnya, “Ayah, coba lihat bagian sebelah kiri, mungkin di situ kerusakannya.” Ayahnya menurutinya, tapi ternyata belum betul juga mainannya.

Maka dia memberi komentar lagi,” Oh, bukan di situ Yah, mungkin yang sebelah kanan, coba lihat lagi deh Yah.” Kali ini ayahnya juga menurutinya, tapi lagi-lagi mainannya itu belum betul.

“Kalau begitu coba yang di bagian depan Yah, kali aja masalahnya ada di situ.” Kali ini ayahnya marah,” Sudah, kalau kamu memang bisa, mengapa tidak kamu kerjakan sendiri saja? Jangan ganggu Ayah lagi. Ayah banyak kerjaan lain.”

Tapi setelah dia mencoba beberapa saat untuk membetulkan sendiri dan masih belum berhasil, maka akhirnya dia kembali kepada ayahnya sambil merengek. “Tolonglah Yah, aku suka sekali mainan ini, kalau rusak begini bagaimana? Tolong Ayah betulkan supaya bisa jalan lagi ya”

Karena tidak tega mendengar rengekan anaknya, si ayah akhirnya menyerah,” Baiklah Nak. Ayah akan membetulkan mainanmu asal kamu berjanji tidak boleh memberitahu Ayah apa yang harus dilakukan. Kamu duduk saja dan perhatikan Ayah bekerja. Tidak boleh mencela.”

Ketika ayahnya sedang memperbaiki mainannya, si anak mulai berkomentar lagi,” Jangan yang itu Yah, kayaknya bagian lain yang rusak.”

Tapi kali ini ayahnya berkata, ” Kalau kamu berkomentar lagi, mainan ini akan ayah lepaskan dan silahkan kamu berusaha sendiri.” Akhirnya karena takut ayahnya akan benar-benar melakukan apa yang dikatakannya, anak itu diam dan duduk manis melihat ayahnya membetulkan mainannya sampai bisa berjalan lagi tanpa mengeluarkan komentar apa pun.

Seperti anak kecil itu, kita pun sering kali berserah kepada Tuhan tapi masih ingin mengatur Tuhan bagaimana sebaiknya jalan hidup kita. Bila kita sungguh-sungguh pasrah kepada kehendak Tuhan, maka niscaya Tuhan yang adalah Maha Tahu dan sangat mencintai kita akan melakukan yang terbaik, lebih dari apa yang bisa kita pikirkan dan doakan, sesuai dengan kehendak-Nya.

Allah Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatu(melalui Doa)

Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelematkannya, dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang.

Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai.

Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah, hilanglah semuanya.

Dia sedih dan marah. "Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?" dia menangis. Pagi- pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya.

"Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya.

"Kami melihat tanda asapmu", jawab mereka.

Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, mungkin itu "tanda asap" bagi kuasa Tuhan. Ketika ada kejadian negatif terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.

Kamu berkata, "Itu tidak mungkin."
Tuhan berkata, "Tidak ada hal yang tidak mungkin." (Lukas 18:27)

Kamu berkata, "aku terlalu capai."
Tuhan berkata, "Aku akan memberikan kelegaan padamu." (Matius 11:28)

Kamu berkata, "Tidak ada seorangpun yang mencintai aku."
Tuhan berkata, "Aku mencintaimu." (Yohanes 3:16-Yohanes 13:34)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa meneruskan."
Tuhan berkata, "Kasih karuniaKu cukup." (2 Korintus 12:9 - Mazmur 91:15)

Kamu berkata, "Aku tidak mengerti."
Tuhan berkata, "Aku akan menuntun langkah-langkahmu." (Amsal 3:5-6)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa melakukannya."
Tuhan berkata, "Kamu bisa melakukan semuanya." (Filipi 4:13)

Kamu berkata, "Ini tidak berharga."
Tuhan berkata, "Itu akan berharga." (Roma 8:28)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri."
Tuhan berkata, "Aku memaafkanmu." (1 Yohanes 1:9-Roma 8:1)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa mengatasi."
Tuhan berkata, "Aku akan menyediakan kebutuhanmu." (Filipi 4:19)

Kamu berkata, "Aku takut."
Tuhan berkata, "Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan." (II Timotius 1:7)

Kamu berkata, "Aku selalu kuatir dan frustasi."
Tuhan berkata, "Serahkan segala kekuatiranmu kepadaku." (I Petrus 5:7)

Kamu berkata, "Aku tidak mempunyai iman yang kuat."
Tuhan berkata, "Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya." (Roma 12:3)

Kamu berkata, "Aku tidak pandai."
Tuhan berkata, "Aku memberikan padamu hikmat." (I Korintus 1:30)

Kamu berkata, "Aku merasa aku sendirian."
Tuhan berkata, "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau membiarkanmu." (Ibrani 13:5)

Wartakanlah ini pada siapa yang membutuhkan, Saya percaya ada saat-saat di mana kita merasa "gubuk" kita terbakar.

Selasa, 08 Februari 2011

Tukang Cukur

Pada suatu hari seorang penginjil dan tukang cukur berjalan melalui daerah kumuh disebuah kota. Tukang cukur berkata kepada sipenginjil:

"Lihat, inilah sebabnya saya tidak dapat percaya ada Tuhan yang penuh kasih. Jika Tuhan itu baik sebagaimana yang engkau katakan, Ia tidak akan membiarkan semua kemiskinan, penyakit, dan kekumuhan ini. Ia tidak akan membiarkan orang-orang ini terperangkap ketagihan obat dan semua kebiasaan yang merusak watak.

Tidak, saya tidak dapat percaya ada Tuhan yang mengijinkan semua ini terjadi." Penginjil itu diam saja sampai ketika mereka bertemu dengan seseorang yang benar-benar jorok dan bau. Rambutnya panjang dan janggutnya seperti tak tersentuh pisau cukur cukup lama.

Kata penginjil itu : "Anda tidak bisa menjadi seorang tukang cukur yang baik kalau anda membiarkan orang seperti dia hidup tanpa rambut dan janggut yang tak terurus.

Merasa tersinggung, tukang cukur itu menjawab:"Mengapa salahkan aku atas keadaan orang itu? Aku tidak mengubahnya. Ia tidak pernah datang ke tokoku. Saya bisa saja merapikannya dan membuat ia tampak rupawan!"

Sambil melihat dengan tenang kepada tukang cukur itu, penginjil itu berkata:"Karena itu, jangan menyalahkan Tuhan karena membiarkan orang hidup dalam kejahatan, karena Ia terus menerus mengundang mereka untuk datang dan 'dicukur'.

Alasan mengapa orang-orang itu menjadi budak kebiasaan jahat adalah karena mereka menolak Dia yang telah mati untuk menyelamatkan mereka." Tukang cukur itu mengerti maksudnya.

Apakah anda juga?

Kasih Allah tak bersyarat

Suatu hari aku melihat Bapa sedang melamun di takhta-Nya. Aku menghampiri-Nya dan pelan-pelan aku bertanya kepada-Nya, "Bapa, apa yang sedang Kau pikirkan ?"

Bapa menoleh ke arahku, dan Ia tersenyum, lalu Ia berkata dengan lembut, "Tidak ada, Nak. Aku hanya sedang memikirkan manusia."

"Manusia ? Ada apa dengan mereka ?" tanyaku.

"Tahukah kau bahwa Aku sangat mengasihi manusia ?" ujar-Nya.

"Iya, aku tahu itu. Apa hubungannya Tuhan ?"

"Aku mengasihi manusia sedemikian, sehingga Aku merelakan Anak-Ku terkasih, Yesus Kristus untuk turun ke bumi, menderita, dihina, dan akhirnya mati bagi mereka."

"Iya, itu adalah karya penebusan yang sangat indah."

"Tapi...."

Ups..., ada nada sedih di suara-Nya.

"Tapi, mengapa manusia masih juga meragukan kasih-Ku ?"

Aku terdiam, aku tidak dapat menjawab pertanyaan-Nya, karena aku pun tidak tahu...

"Hari ini, ada satu anak-Ku, dia menangisi dosanya, dia memohon pengampunanKu, Aku mengampuninya, Aku mengatakan bahwa Aku sudah tidak mengingat-ngingat lagi dosa yang ia buat, tapi...."

"Tapi kenapa Tuhan ?"

"Saat Aku berkata demikian, ia menggelengkan kepalanya, ia berkata, tidak akan ada pengampunan lagi atas dosa yang ia perbuat, ia sudah terlalu sering jatuh bangun dalam dosa, ia mengatakan bahwa ia membenci dirinya..."

Aku diam, menantikan Tuhan.

"Kenapa ia memandang hina dirinya ? Padahal dia adalah biji mata-Ku, kekasih hati-Ku. Darah Yesus sudah tercurah untuknya, Aku sudah mengampuninya, tapi ia tidak percaya. Aku berkata Aku sudah melupakan semua dosanya, tapi ia berkata tidak mungkin. Mengapa ia memandang rendah pengorbanan Yesus di kayu salib ?"

"Apa ? Memandang rendah pengorbanan Yesus di kayu salib ?" Aku terkejut, adakah orang yang seperti itu ?

"Bagaimana mungkin ia memandang rendah pengorbanan Yesus ?"

"Darah Yesus tercurah di Kalvari untuk menebus dosa manusia, hukuman yang seharusnya ditimpakan kepada manusia sudah diambil alih oleh-Nya, sehingga manusia dapat memperoleh keselamatan di dalam Dia, tapi manusia merasa tidak yakin bahwa apa yang telah Dia lakukan sanggup menebus mereka dari maut, mereka tidak yakin dengan karya penebusan yang telah dilakukan oleh Yesus."

Tanpa sadar, aku menangis, aku membayangkan, seandainya aku sudah memberikan hadiah yang terbaik yang bisa aku lakukan untuk orang yang aku kasihi, tapi ternyata hadiah itu dianggap rendah, diacuhkan dan dibuang begitu saja. Kira-kira, apakah masih tersisa kasih dalam hatiku untuk mengasihi orang itu ? Kalau itu aku, mungkin aku tidak akan mengasihi orang itu lagi.

"Lalu Tuhan, apakah sekarang Engkau masih mengasihi manusia ?"

"Ya, Aku sangat mengasihi manusia !"

Aku terkejut ! Sedemikian dalamkah kasih Allah untuk manusia ?

"Walaupun mereka seperti itu ?" tanyaku.

"Ya, Aku rindu suatu hari mereka akan datang kepada-Ku dan mengatakan bahwa mereka mengasihi-Ku."

Aku masih terheran-heran. Siapakah manusia sehingga Allah, Sang Pencipta langit dan bumi begitu mengasihinya ? Bukankah mereka hanyalah debu dan abu ? Bukankah jika Tuhan mau, Tuhan bisa dengan mudah menghancurkan manusia dan membuat yang lebih baik ? Aku rasa hal itu tidak sulit untuk Tuhan, bukankah Ia menciptakan langit dan bumi hanya dengan perkataan saja ? Hal seperti ini sangat sulit untuk diterima, mengapa Tuhan sampai sedemikian dalam mengasihi manusia ?

Aku memberanikan diriku, aku bertanya lagi kepada Tuhan, "Tuhan, sungguhkan Engkau mengasihi manusia ?"

Tuhan tersenyum, dan Ia berkata, "Sangat, Aku sangat mengasihi manusia. Jika tidak, Aku tidak akan mengutus Anak-Ku Yesus untuk mati bagi mereka. Sekalipun mereka sekarang jauh dari-Ku, Aku sangat rindu mereka kembali kepada-Ku. Karena mereka adalah anak-anak-Ku terkasih."

Mendengar jawaban Tuhan aku tersenyum. Aku mengerti kenapa Tuhan tetap mengasihi manusia...., Tuhan memiliki kasih yang tidak bersyarat !

Tiba-tiba terdengar suara dari bumi. Suara yang perlahan dan terdengar sedih, tapi suara itu tetap menarik perhatian Allah.

"Tuhan, aku tahu aku seringkali melukai hatiMu. Aku sering jatuh bangun dalam dosa. Aku kadang merasa benci dan jijik terhadap diriku sendiri, karena dosa-dosa yang aku perbuat. Tapi aku percaya, darah Yesus menebus aku seluruhnya dan sepenuhnya. Aku tahu aku adalah ciptaan baru sekarang. Aku percaya Tuhan mengasihi aku sebagaimana adanya aku. Ampuni aku Tuhan, aku benci dosa-dosaku. Aku ingin hidupku menyenangkanMu, aku mengasihiMu Tuhan."

Saat doa itu diucapkan, aku melihat senyum di wajah Tuhan berubah menjadi tawa sukacita, Ia sangat bahagia, karena saat itu, ada satu anakNya yang terhilang kembali kepadaNya, dan ia berkata kepada para malaikat, "Bersukacita dan bergembiralah, karena anak-Ku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapati kembali."

Aku tidak tahu, dosa apa yang kamu perbuat, aku tidak tahu berapa lama kamu tinggal dalam dosa. Tapi aku tahu satu hal, Bapa di Surga mengasihimu, dan tangan-Nya terbuka menunggumu pulang. Kembalilah, jangan biarkan Ia menunggu terlalu lama. Yesus mengasihimu !

Diposkan oleh Kasih Yesus di dalam hidupku

Doa tanpa Arti

Seorang anak kecil, diberikan puzzle oleh Ibunya. Ibunya berkata kepada anaknya: “Nak kalau kamu merangkainya dengan benar kamu akan mendapatkan gambar anak panda kesenanganmu. “ Sang anak mulai merangkainya sedikit demi sedikit dan sang ibu melihat disampingnya.

Sang Ibu memberikan nasihat-nasihat kepada anaknya tentang bagaimana merangkai puzzle yang benar. Tetapi dasar sang anak yang bandel, ia seenaknya sendiri menaruh potongan puzzle itu tidak pada tempatnya. Sedikit demi sedikit potongan itu dirangkai dengan seenaknya sendiri. Akhirnya puzzle itu jadi, tetapi terangkai berantakan. Sang anak tidak melihat sedikitpun gambar anak panda pada rangkaian puzzlenya itu........ Sang anak pun mulai marah kepada ibunya.

Ia berkata dengan kasar: “Ibu bohong, aku sudah lama merangkai puzzle ini yang katanya dapat menjadi gambar anak panda kesayanganku tetapi lihatlah gambar apa ini??” Sang ibu kemudian membongkar semua potongan puzzle yang dirangkai salah oleh anaknya itu. Saat itu sang anak pun tambah marah kepada ibunya : “Ibu jahat, Mengapa ibu menyia-yiakan hasil karyaku .” Ia kemudian membanting semua potongan puzzle itu ke lantai. Ibunya sangat sedih melihat hal itu. Tetapi ia kemudian mulai membujuk anaknya lagi dengan lembut. “Nak mari ibu bantu menyusun yang benar.” Sang anak pun sedikit demi sedikit menuruti ibunya. Memang kadang beberapa potongan dibongkar oleh ibunya dan sang anakpun mulai ngambek.tetapi karena ia mendengarkan nasihat ibunya maka ia pun mulai terhibur dan menyusun potongan-potongan itu sesuai dengan nasihat ibunya. Akhirnya jadilah puzzle itu. Sang anak melihat betapa indahnya gambar anak panda yang diberikan oleh ibunya yang terbentuk saat potongan puzzle terakhir diletakkan. Akhirnya sang anak memeluk ibunya dan berkata “Terima kasih mama, Aku mencintaimu mama.........................”

Teman-teman terkasih..... Perjalanan hidup kita itu ibarat kita sedang menyusun sebuah puzzle.. Terkadang kita merasa Tuhan membongkar semua rencana kita. Tuhan mengabaikan doa-doa permohonan kita atau kita menemukan diri kita patah hati, sedih, bangkrut, sakit, cacat, dll walaupun kita telah berdoa kepadanya terus... Tetapi percayalah teman, Tuhan akan membongkar semua jalan yang kita buat jika jalan itu akan membinasakan kita. Ia ingin kita selamat dan bersamanya di Surga. Percayalah bahwa Tuhan akan mebantu kita menyusun gambar yang terbaik dalam hidup kita.....kita hanyalah anak kecil yang tak tahu apa-apa, dengarkanlah Dia yang membimbingmu selalu....

Ora Et Labora
Diposkan oleh Kasih Yesus di dalam hidupku

Puzzle

Seorang anak kecil, diberikan puzzle oleh Ibunya. Ibunya berkata kepada anaknya: “Nak kalau kamu merangkainya dengan benar kamu akan mendapatkan gambar anak panda kesenanganmu. “ Sang anak mulai merangkainya sedikit demi sedikit dan sang ibu melihat disampingnya.

Sang Ibu memberikan nasihat-nasihat kepada anaknya tentang bagaimana merangkai puzzle yang benar. Tetapi dasar sang anak yang bandel, ia seenaknya sendiri menaruh potongan puzzle itu tidak pada tempatnya. Sedikit demi sedikit potongan itu dirangkai dengan seenaknya sendiri. Akhirnya puzzle itu jadi, tetapi terangkai berantakan. Sang anak tidak melihat sedikitpun gambar anak panda pada rangkaian puzzlenya itu........ Sang anak pun mulai marah kepada ibunya.

Ia berkata dengan kasar: “Ibu bohong, aku sudah lama merangkai puzzle ini yang katanya dapat menjadi gambar anak panda kesayanganku tetapi lihatlah gambar apa ini??” Sang ibu kemudian membongkar semua potongan puzzle yang dirangkai salah oleh anaknya itu. Saat itu sang anak pun tambah marah kepada ibunya : “Ibu jahat, Mengapa ibu menyia-yiakan hasil karyaku .” Ia kemudian membanting semua potongan puzzle itu ke lantai. Ibunya sangat sedih melihat hal itu. Tetapi ia kemudian mulai membujuk anaknya lagi dengan lembut. “Nak mari ibu bantu menyusun yang benar.” Sang anak pun sedikit demi sedikit menuruti ibunya. Memang kadang beberapa potongan dibongkar oleh ibunya dan sang anakpun mulai ngambek.tetapi karena ia mendengarkan nasihat ibunya maka ia pun mulai terhibur dan menyusun potongan-potongan itu sesuai dengan nasihat ibunya. Akhirnya jadilah puzzle itu. Sang anak melihat betapa indahnya gambar anak panda yang diberikan oleh ibunya yang terbentuk saat potongan puzzle terakhir diletakkan. Akhirnya sang anak memeluk ibunya dan berkata “Terima kasih mama, Aku mencintaimu mama.........................”

Teman-teman terkasih..... Perjalanan hidup kita itu ibarat kita sedang menyusun sebuah puzzle.. Terkadang kita merasa Tuhan membongkar semua rencana kita. Tuhan mengabaikan doa-doa permohonan kita atau kita menemukan diri kita patah hati, sedih, bangkrut, sakit, cacat, dll walaupun kita telah berdoa kepadanya terus... Tetapi percayalah teman, Tuhan akan membongkar semua jalan yang kita buat jika jalan itu akan membinasakan kita. Ia ingin kita selamat dan bersamanya di Surga. Percayalah bahwa Tuhan akan mebantu kita menyusun gambar yang terbaik dalam hidup kita.....kita hanyalah anak kecil yang tak tahu apa-apa, dengarkanlah Dia yang membimbingmu selalu....

Ora Et Labora
Diposkan oleh Kasih Yesus di dalam hidupku

Harta Karun dan Ketamakan

Ada sebuah kisah tua yang telah beredar menembusi batas budaya dan telah diceritakan berulang kali. Dikisahkan, seorang pertapa tua, dalam perjalanan meditasinya menembusi hutan belantara, ia menemukan sebuah gua batu yang di dalamnya penuh berisikan harta karun.

Sang pertapa yang tidak hanya tua tetapi juga bijaksana ini setelah melihat apa yang ada dalam gua tersebut serentak menyingsingkan sarung pertapaannya dan mengambil langkah seribu, berlari sekuat tenaga meninggalkan gua yang penuh harta karun tersebut. Namun di tengah jalan ia berpapasan dengan tiga serdadu yang nampak keheranan menyaksikan sang pertapa tua yang sedang ketakutan tersebut. Ketiga serdadu tersebut menghentikannya dan menanyakan alasan yang membuatnya kelihatan tersebut.

"Saya melarikan diri dari kejaran segerombolan setan." Jawab sang perpata.

Didorong oleh rasa ingin tahu yang amat mendalam, ketiga serdadu itu mendesak, "Tunjukan hal itu kepada kami."

Sambil memberontak dan protes keras, sang pertapa tua membawa ketiga serdadu itu menuju gua harta karun yang baru saja ditemukannya.

"Lihatlah!" kata sang pertapa, "Inilah setan, sang kematian yang sedang mengejar diriku."

Ketiga serdadu itu saling memandang dan merasa bahwa sang pertapa tua itu adalah seorang yang amat bodoh dan sedang dirasuki setan. Karena itu mereka melepaskannya untuk meneruskan perjalanannya. Kini mereka bersorak atas apa yang baru saja mereka temukan, dan memutuskan bahwa salah satu di antara mereka harus kembali ke kota untuk membeli bahan makanan yang cukup serta membawa alat-alat untuk menggali dan menumpulkan harta karun tersebut, sedangkan dua yang lain akan menunggu dan menjaga dalam gua sehingga harta karun tersebut tidak jatuh ke tangan orang lain.

Salah satu di antara mereka menawarkan diri untuk menuju kota. Dalam perjalanannya ke kota ia mulai merancang suatu aksi yang akan dibuatnya agar harta karun dalam gua itu sepenuhnya menjadi miliknya. Apa yang akan dibuatnya? Ia akan meracuni makanan yang akan diberikan kepada kedua temannya. Bila keduanya mati keracunan maka harta karun itu akan menjadi miliknya tanpa harus dibagi-bagi.

Pada saat yang sama kedua serdadu yang menanti dalam gua juga sedang berembuk mencari jalan agar harta karun yang ada hanya dibagikan di antara mereka berdua. Keputusan mereka telah bulat, teman yang kini menuju kota itu harus dibunuh saat ia tiba kembali ke dalam hutan ini.

Maka terjadilah!!! Ketika sang teman datang membawa makanan serta beberapa alat yang dibelinya dari kota, ia dengan segera dibunuh oleh dua teman lain yang menunggu di dalam gua. Setelah itu keduanya duduk berpesta pora menikmati makanan yang baru dibawa itu. Namun apa yang terjadi selanjutnya? Pesta pora kini berubah kelabu. Keduanyapun mati keracunan, dan harta karun yang ada dalam gua tersebut ditinggalkan sebagaimana adanya sejak sedia kala.

Sang pertapa ternyata benar. Harta karun dalam gua tersebut ternyata telah berubah menjadi seumpama singa lapar yang siap menerkam dan membunuh. Ketamakan ternyata adalah suatu kekuatan yang bisa menghancurkan dan mematikan.

------------
Dan sang guru berkata; "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Luk 12:15).

Diposkan oleh Kasih Yesus di dalam hidupku

Mengejar Bayangan

Seorang anak kecil bercucuran keringat. Ia telah berusaha cukup lama berlari dan terus berlari. Ia ingin mengalahkan sesuatu di depannya, ia ingin melampaui bayangannya sendiri. Namun semakin ia kejar, semakin yang dikejar itu menjauh mendahuluinya. Tak peduli berapa jauh ia mengejar, berapa cepat ia berlari, bayangannya selalu tetap saja berada di depannya, pada hal ia kini sudah kehabisan tenaga.

Akhirnya orangtuanya tahu juga apa yang sedang diperbuat anaknya. Sang ibu dengan penuh kasih memberikan sebuah nasihat yang amat sederhana; 'Anakku sayang! Hanya ada satu tindakan sederhana yang perlu engkau perbuat untuk mengalahkan bayanganmu, yakni berjalan menghadap matahari. Karena dengan itu bayanganmu pasti akan berada di belakangmu. Hanya dengan itu engkau menjadi pemenangnya'.

----------
- Anda mungkin pernah atau sedang berusaha sekuat tenaga untuk melampaui suatu 'bayangan' tertentu. Mungkin anda berhadapan dengan problema pekerjaan, studi, atau masalah perkawinan dan kehidupan rumah tangga.
- Bila saat itu datang, mari kita berdiri menghadap sang Matahari abadi yang memancar dalam setiap hati.
Yesus,adalah Matahari sejati kita. Seperti janji matahari untuk terbit menyinari kita..
seperti itulah janji Tuhan.

Segala rintangan tak akan menghadap kita, tetapi kita akan melaluinya
dan kita akan melewatinya ketika kita berjalan menuju kepadaNya

trust me, its work
i've tried before i share this


marvel

Perumpamaan Sebatang pensil

Pembuat pensil itu menaruh pensil yang baru seleai dibuatnya ke samping
sebentar, sebelum ia memasukkannya ke dalam kotak. ¡§Ada 5 hal yang
perlu kau ketahui,¡¨ katanya kepada pensil, ¡§sebelum kau kukirim ke
seluruh dunia. Hendaknya kau ingat selalu pesanku berikut ini, dan jangan
sampai lupa. Yakinlah kau bakal berhasil menjadi pensil yang terhebat.¡¨

SATU: Kau bakal bisa melakukan banyak hal besar, tetapi hanya bila kau
mau membiarkan dirimu dipegang dalam tangan seseorang. Yaitu Allah yg mnjdi manusia.. Yesus

DUA: Kau akan menderita tiap kali engkau diruncingkan, tapi kau butuh itu agar bisa menjadi pensil yang lebih baik. ( Memahami pencobaan utk lebih membuat kita lebih baik dari hari ini. Memahami pencobaan akan menjadi pengalaman berharga yg dapat menambah kebijaksanaan kita dalam bertindak)

TIGA: Kau bakal bisa mengoreksi tiap kesalahan yang mungkin kau
lakukan. (Pengampunan dosa)

EMPAT: Bagian terpenting dari dirimu adalah apa yang ada didalam. (Iman yg baik menghasilkan perbuatan yg baik)

DAN LIMA : Pada tiap permukaan di mana kau dipakai, tinggalkanlah
jejakmu. Apapun kondisinya, kau harus terus lanjutkan menulis.
(Tetaplah lanjutkan perjalanan hidupmu apapun yang terjadi, jgn menyerah atau berhenti apalagi berpikir utk bunuh diri)

-------------------------------------------------------------------------------------

Pensil itu angguk mengerti dan berjanji akan mengingat nasihat
tersebut. Dan memasuki kotak yang akan dieksport itu dengan suatu tekad kuat dalam hatinya.

Dengan mengerti, menghayati dan mengingatnya, marilah kita lanjutkan hidup kita , berbekalkan suatu tujuan untuk memberi arti bagi hidup kita.

Kehadiran Allah selalu nampak di sekitar kita

Seorang Manusia berbisik, "Tuhan, bicaralah padaku."

Dan burung kutilang pun bernyanyi.
Tapi, manusia itu tidak mendengarkannya.

Maka, Manusia itu berteriak, "Tuhan, bicaralah padaku !"
Dan guntur dan petir pun mengguruh.
Tapi, Manusia itu tidak mendengarkannya.

Manusia itu melihat sekelilingnya dan berkata,
"Tuhan, biarkan aku melihat Engkau."
Dan bintang pun bersinar terang.
Tapi, Manusia itu tidak melihatnya.

Dan, Manusia berteriak lagi, "Tuhan, tunjukkan aku keajaiban!" Mu"
Dan seorang bayi pun lahirlah.
Tapi, manusia itu tidak menyadarinya.

Maka, ia berseru lagi dalam keputus-asaannya, "Jamahlah aku, Tuhan!"
Dan segera, Tuhan pun turun dan menjamahnya.
Tapi, manusia itu malah mengusir kupu-kupu tersebut dan terus berjalan.

Betapa hal ini semua sebenarnya mengingatkan pada kita
bahwa Tuhan selalu hadir di sekitar kita dalam bentuk
sederhana dan kecil yang sering kita anggap lalu, bahkan dalam era elektronik ini ...
karenanya saya ingin menambahkan satu lagi:

Manusia itu berseru, "Tuhan, aku membutuhkan pertolonganmu!"
Dan datanglah pesan dengan berita-berita baik dan menguatkan.

Namun, ia justru menghapusnya dan terus berkeluh-kesah....

Berita baik itu adalah bahwa anda masih dicintai orang lain !

Janganlah kita mencampakkan suatu anugerah, hanya karena anugerah itu tidak dikemas dalam bentuk yang diinginkan dan dimengerti oleh kita. Jadilah peka dengan kehadiran Tuhan di sekitar kita.

Dosa-dosa kecil

Dua orang pendosa mengunjungi hamba Tuhan yang bijak dan meminta nasehatNya.

"Kami telah melakukan suatu dosa," kata mereka dan suara hati kami terganggu. "Apa yang harus kami lakukan ?"

"Katakanlah kepadaku, perbuatan-perbuatan salah mana yang telah kamu lakukan, Anakku," kata hamba Tuhan tsb.

Pria pertama mengatakan ,"Saya melakukan suatu dosa yang berat dan mematikan." Pria kedua berkata,"Saya telah melakukan beberapa dosa ringan, yang tidak perlu dicemaskan."

"Baik," kata hamba Tuhan tsb, "Pergilah dan bawalah kepadaku sebuah batu untuk setiap dosa yang telah kamu lakukan !".

Pria pertama kembali dengan memikul sebuah batu yang amat besar. Pria kedua dengan senang membawa satu tas berisi batu-batu kecil.

"Sekarang," kata hamba Tuhan tsb, "Pergilah dan kembalikan semua batu itu tepat dimana kamu telah menemukannya!".

Pria pertama mengangkat batu besar itu dan memikulnya kembali ke tempat dimana ia telah mengambilnya. Pria kedua tidak dapat mengingat lagi tempat dari setengah jumlah batu yang telah diambilnya, maka ia menyerah saja dan membiarkan batu-batu itu berada didalam tasnya. Katanya, "Itu pekerjaan yang sulit."

"Dosa itu seperti batu-batu itu,' kata hamba Tuhan bijak tsb, "Jika seseorang melakukan suatu dosa berat, hal itu seperti sebuah batu besar dalam suara hatinya, tetapi dengan penyesalan yang sejati, memohon ampun dan mengakui Nama Tuhan, maka kesalahannya diampuni seluruhnya oleh Tuhan.

Tetapi pria yang terus menerus melakukan dosa-dosa ringan dan ia tahu itu salah, namun semakin membekukan suara hatinya dan ia tidak menyesali sedikitpun, maka ia tetap sebagai seorang pendosa. Ia sulit membuang batu-batu itu kembali ke tempatnya dan terus menerus membawanya seumur hidup.

"Maka ketahuilah,anak-anakku," nasihat hamba Tuhan itu, "adalah sama untuk menolak dosa-dosa ringan seperti menolak dosa-dosa berat !"

Sabtu, 05 Februari 2011

Dua Kotak

Ada di tanganku dua buah kotak yang telah Tuhan berikan padaku untuk dijaga. Kata-Nya, "Masukkan semua penderitaanmu ke dalam kotak yang berwarna hitam.
Dan masukkan semua kebahagiaanmu ke dalam kotak yang berwarna emas."

Aku melakukan apa yang Tuhan katakan.
Setiap kali mengalami kesedihan maka aku letakkan ia ke dalam kotak hitam. Sebaliknya ketika bergembira maka aku letakkan kegembiraanku dalam kotak berwarna emas.

Tapi anehnya, semakin hari kotak berwarna emas semakin bertambah berat. Sedangkan kotak berwarna hitam tetap saja ringan seperti semula.
Dengan penuh rasa penasaran, aku membuka kotak berwarna hitam. Kini aku tahu jawabannya. Aku melihat ada lubang besar di dasar kotak berwarna hitam itu, sehingga semua penderitaan yang aku masukkan ke sana selalu jatuh keluar.

Aku tunjukkan lubang itu pada Tuhan dan bertanya, "Kemanakah perginya semua penderitaanku?" Tuhan tersenyum hangat padaku. "AnakKu, semua penderitaanmu berada padaKu." Aku bertanya kembali, "Tuhan, mengapa Engkau memberikan dua buah kotak, kotak emas dan kotak hitam yang berlubang?"

"AnakKu, kotak emas Kuberikan agar kau senantiasa menghitung rahmat yang Aku berikan padamu, sedangkan kotak hitam Kuberikan agar kau melupakan penderitaanmu." Ingat-ingatlah semua kebahagiaanmu agar kau senantiasa merasakan kebahagiaan. Campakkan penderitaanmu agar kau melupakannya